Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Potensi kemacetan pada jalur Merak-Bakauheni akan diatasi dengan pelabuhan alternatif.
Pemudik harus antre selama belasan jam untuk menyeberang saat puncak arus mudik.
Pelindo akan membuka Pelabuhan Panjang dan Ciwandan.
JAKARTA – Pemerintah menyiapkan pelabuhan alternatif untuk mengurai kemacetan parah saat arus balik Lebaran di lintasan penyeberangan Merak-Bakauheni. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan beban trayek penghubung antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa itu akan dibagi ke dua pelabuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua pelabuhan itu, kata Budi, adalah Pelabuhan Panjang di Lampung yang terhubung dengan Pelabuhan Ciwandan di Banten. “(Penggunaan pelabuhan alternatif) diharapkan dapat melancarkan pergerakan kendaraan dan penumpang dari Bakauheni menuju Merak, karena sudah relatif lengang,” kata dia, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PT ASDP Indonesia Ferry memperkirakan puncak arus balik pemudik dari Sumatera ke Jawa terjadi pada Ahad mendatang. Pada saat itu total penumpang penyeberangan, baik pejalan kaki maupun yang berkendara, mencapai 228.331 orang atau naik 27 persen dibanding periode serupa pada 2019, yakni 180.444 penumpang. Sedangkan jumlah kendaraan yang menyeberang bisa mencapai 45 ribu unit.
Menurut Budi Karya, penguraian arus ke Pelabuhan Panjang bergantung pada rekomendasi manajemen ASDP. Hanya operator feri pelat merah itu yang bisa menilai tingkat kepadatan di Pelabuhan Bakauheni. “Jika kepadatan sudah kuning, bisa langsung digeser ke Pelabuhan Panjang,” tuturnya. Arus balik dari Lampung pun nantinya didukung dengan penggunaan Pelabuhan Bandar Bakau Jaya (BBJ) milik swasta.
Antrean panjang di Pelabuhan Merak-Bakauheni saat puncak arus mudik pada akhir pekan lalu mendapat kritik dari Presiden Joko Widodo. Menurut dia, kapasitas dermaga di jalur terpadat ASDP itu tak lagi sebanding dengan volume pemudik yang melintas. Akibatnya, pemudik harus antre hingga belasan jam untuk menyeberang. “Jumlah kapal sudah ditambah, dari 30-an menjadi 50-an, tapi belum juga cukup. Saya kira dermaganya yang harus ditambah," ujar dia, Selasa lalu.
Pada 3-4 Mei 2022, ada 8.914 unit kendaraan yang menyeberang dari Lampung ke Banten. Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspadewi, mengatakan pergerakan arus penumpang bersifat ramai lancar. “Kami memperkirakan pada 6-7 Mei mulai terjadi peningkatan jumlah penumpang,” kata dia.
Pemudik memasuki kapal di Pelabuhan Merak, Banten, 30 April 2022. TEMPO/Febri Angga Palguna
Merujuk pada data perencanaan arus balik Kementerian Perhubungan, tiga pelabuhan di Lampung, yaitu Bakauheni, Panjang, dan BBJ, bisa menampung 2.001 kendaraan per jam atau 48.749 unit per hari. Dengan rasio ini, potensi pergerakan 45 ribu kendaraan pada puncak arus balik bisa diatasi.
Kepada Tempo, Direktur Utama PT Pelindo (Persero), Arif Suhartono, mengatakan penumpang bisa menghemat waktu antre jika memakai lintasan Panjang-Ciwandan. Pada puncak arus mudik lalu, Pelindo hanya membuka Ciwandan yang terhubung dengan Bakauheni. Namun lintasan yang dilayani oleh enam unit kapal berkapasitas 1.024 kendaraan per hari itu ternyata tak cukup menampung lonjakan jumlah penumpang. “Tak diduga, tren mudiknya ternyata sebesar kemarin itu, jadi kami buka juga Pelabuhan Panjang, meski biasanya bukan untuk kapal roro (roll-on roll-off),” tuturnya.
Arif berujar terdapat empat prasarana tambat kapal di Pelabuhan Panjang dan tiga tambatan di Pelabuhan Ciwandan. Bila mengacu pada data evaluasi pemerintah, trayek Panjang-Ciwandan akan dilayani delapan kapal yang bisa mengangkut 6.445 kendaraan per hari. “Mungkin bisa sekitar 4.000 mobil dalam sehari, tapi kan tergantung kapasitas dan okupansi jenis kapal yang singgah.”
Kepolisian Daerah Lampung pun menyiapkan sistem buka-tutup di jalur tol menuju Gerbang Tol Bakauheni Selatan. Jika antrean menembus empat kilometer, kendaraan pemudik akan diarahkan ke kantong parkir yang tersebar di delapan rest area. Kepala Korps Lalu Lintas Polri, Firman Shantyabudi, mengatakan kendaraan besar akan diarahkan ke Panjang, sedangkan kendaraan kecil ke Bakauheni.
Direktur National Maritime Institute, Siswanto Rusdi, justru melihat potensi masalah baru dari pembukaan jalur alternatif tersebut untuk arus balik Lebaran. Kondisi Pelabuhan Panjang dan Ciwandan milik Pelindo, kata dia, hanya cocok bagi kendaraan logistik. “Jangan sampai mobil penumpang malah bermacet ria di sana. Jalur dan sirkulasinya harus disesuaikan.”
AYU CIPTA, YOHANES PASKALIS, ANT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo