Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA — Para pelaku usaha angkutan umum dan angkutan sewa khusus alias taksi online terus memelototi rencana kenaikan bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi yang tak kunjung diumumkan. Musababnya, kebijakan itu akan berdampak langsung pada modal "narik" mereka sehari-hari. "Biaya BBM itu rata-rata 30 persen dari omzet pengemudi, sedangkan tarif kami sudah dipotong aplikasi sebesar 25-28 persen. Makan apa kami ini?" ujar Ketua Umum Asosiasi Driver Online, Taha Syafariel, kepada Tempo, kemarin. Karena itu, ia mengatakan simpang siur kebijakan Pertalite membuat mereka waswas.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo