Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Transportasi Kota Nyaman dan Ramah Lingkungan

Tim riset ITB menobatkan Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Bogor, dan Kota Tangerang sebagai kota yang perhatian pada perubahan iklim. Pemerintah kota juga mulai lebih banyak melirik energi bersih.

19 Februari 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Transportasi publik menjadi komponen penilaian ITB dalam aspek perubahan iklim.

  • Tim ITB menobatkan lima kota yang dinilai paling peduli perubahan iklim.

  • Kendaraan umum menjadi primadona di lima kota besar itu.

JAKARTA – Dedi Indra kembali bergairah naik bus Trans Metro Bandung. Belakangan, warga Kota Bandung ini kembali memilih naik bus berwarna biru itu untuk mendukung kegiatannya. Padahal sebelumnya Dedi lebih suka menggunakan kendaraan pribadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa tahun lalu, dia pernah naik bus itu sepulang mengembalikan sepeda motor dinas karena memasuki masa pensiun. Kini Dedi justru lebih banyak menumpang Trans Metro Bandung saat menjalani aktivitas di dalam kota. Tarif bus berpenyejuk udara ini pun tergolong murah, Rp 5.000. “Sekarang naik bus kota ini nyaman dan murah,” kata Dedi, Kamis, 17 Februari lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trans Metro Bandung merupakan penyedia transportasi umum di Bandung dan telah mulai beroperasi sejak 2004. Moda transportasi ini memiliki enam rute dengan 78 pemberhentian. Rute bus ini mencakup area dari bagian utara Kota Bandung menuju ke arah wilayah selatan.

Transportasi publik kota seperti Trans Metro Bandung menjadi salah satu komponen penilaian Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam kategori kota yang memiliki perhatian pada perubahan iklim. Tim itu mengumumkan daftar Kota Cerdas (Smart City) pada Senin, 27 Desember 2021.

Pemilihan itu didasari hasil riset tim selama lima bulan. Total ada 93 kota di Indonesia yang dinilai, tanpa menyertakan Jakarta. Dalam kategori kota yang perhatian pada perubahan iklim, tim riset ITB menobatkan Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Bogor, dan Kota Tangerang sebagai jawaranya.

Untuk mobilitas, Kota Bandung mempunyai sistem pemantauan kemacetan di area tertentu, traveller information system, dan smart parking. Surabaya juga mengoptimalkan transportasi massal, car sharing, dan bike sharing serta mempercepat waktu tempuh. Intinya, kendaraan umum menjadi primadona di lima kota besar itu.

Petugas memasang panel Surya Cell di atap Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, 20 Januari 2022. ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, mengatakan, sejak era Wali Kota Tri Rismaharini, Surabaya telah berupaya menjadikan kotanya berudara sehat. Surabaya pelan-pelan meninggalkan energi fosil dan pindah ke energi matahari. Dinas Lingkungan, tutur Agus, pada Senin lalu pun telah berdiskusi dengan Institut Kalimantan di Balikpapan. Dalam pembicaraan itu dibahas tentang rencana pemakaian tenaga matahari untuk Surabaya.

Menurut Agus, di beberapa kantor pemerintahan mulai digunakan tenaga matahari sebagai pengganti listrik PLN meskipun belum seluruhnya. Balai Kota Surabaya merupakan salah satunya. Surabaya juga telah menggunakan energi sampah melalui pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). “Dari PLTSa itu kami mampu menghasilkan listrik 11 megawatt,” kata dia.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menambahkan, upaya mewujudkan program kota bersih itu tidak bisa dilakukan hanya dari satu sisi. Pemerintah Kota Surabaya sejak awal berkomitmen untuk menata guna lahan, dari ruang terbuka hijau hingga memperhatikan indeks kualitas tutupan lahan.

Surabaya, tutur Eri, juga mengembangkan Surabaya Intelligent Transport System (SITS) dan Adaptive Traffic Control System (ATCS). Kota Pahlawan ini juga mengembangkan park and ride, energi alternatif, dan terus menambah jalur hijau. “Alhamdulillah indeks kualitas udara di Surabaya naik hingga mencapai 90,28,” kata dia.

Eri juga menyatakan, yang paling penting dalam program kota bersih adalah persampahan. Saat ini Kota Surabaya menghasilkan sampah sekitar 1.674,70 ton per hari. Sampah itu kemudian melalui sejumlah proses, dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, hingga proses akhir sampah, yaitu berhasil menjadi listrik. “Kini pembangkit listrik tenaga sampah kami sudah bisa menghasilkan 11 megawatt,” ujarnya.

Adapun untuk mengurangi emisi gas buang, Pemerintah Kota sengaja membuat jalur pedestrian lebar-lebar agar jalanan menyempit. Tujuannya agar pemakaian mobil pribadi berkurang dan warga Surabaya beralih ke angkutan massal.

Pemerintah Kota Tangerang mengoperasikan angkutan kota Si Benteng. Dok. Pemkot Tangerang

Kota Tangerang pun telah merevitalisasi sistem transportasi umum massal yang lebih ramah lingkungan dengan mengoperasikan bus rapid transit (BRT) serta angkutan kota Si Benteng yang lebih nyaman dan dapat diandalkan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, Tihar Sophian, mengatakan penyediaan jalur sepeda di jalan-jalan protokol merupakan fasilitas bagi masyarakat.

Integrasi sistem transportasi berbasis rel dengan kereta api berupa pengoperasian Commuter Line (double track) rute Tangerang-Tanah Abang dan kereta bandara juga memudahkan para pelaju dari Tangerang menuju Jakarta tanpa menggunakan kendaraan pribadi.

Sistem transportasi lain yang sudah diimplementasikan adalah pembangunan beberapa jembatan, sehingga mampu mengurangi konsumsi bahan bakar fosil bagi kendaraan. “Yang terbaru, Kota Tangerang membangun dua jembatan di saluran Mookervart untuk mengurai kemacetan lalu lintas di Jalan Daan Mogot,” kata Tihar Sophian, Kamis lalu.

Kota Tangerang juga menggunakan energi ramah lingkungan, sehingga bisa mengurangi volume emisi gas buang. Strategi yang dikembangkan adalah menerapkan penggunaan penerangan jalan umum (PJU) tenaga surya sebanyak 610 titik. Penggunaan tenaga surya ini mampu menurunkan volume emisi gas. Selain itu, Kota Tangerang menggunakan tenaga surya untuk kantor pemerintahan dan penerangan di taman.

Petugas mengisi gas ke bus rapid transit (BRT) Trans Semarang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Kaligawe, di Semarang, Jawa Tengah, 20 Agustus 2021. ANTARA/Aji Styawan

Di Kota Semarang, Wali Kota Hendrar Prihadi mengatakan, untuk semakin menekan kadar emisi, sebagian armada bus rapid transit (BRT) Trans Semarang menggunakan bahan bakar gas. Dia juga mulai memanfaatkan energi surya untuk menyuplai energi listrik di kantornya. "Sekitar 30 persen sudah di-backup panel surya."

Namun pakar lingkungan dan tata kota dari Universitas Islam Sultan Agung, Mila Karmila, justru menilai sebaliknya. Menurut dia, pembangunan di Kota Semarang secara keseluruhan belum sejalan dengan semangat menghadapi perubahan iklim.

Mila mengatakan, hingga saat ini, ibu kota Jawa Tengah itu masih belum bisa lepas dari masalah menahun, yaitu banjir. "Banyak, misalnya terkait banjir dan luasan genangan," ujarnya.

Guru besar Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian IPB University, Hadi Susilo Arifin, menyatakan terpilihnya Kota Bogor ini merupakan hasil dari upaya Pemerintah Kota dalam menjaga lingkungan. Menurut dia, dalam kurun waktu 10 tahun ini, pengelolaan tata kota sudah lebih baik dan terkonsep.

Dengan demikian, kata Hadi, tak sekadar ramah lingkungan, tapi juga menata kota agar lebih cantik dan indah. Ia juga menuturkan Kota Bogor telah menjalankan seluruh kriteria kota peduli perubahan iklim. "Meski hasilnya belum maksimal, setidaknya Kota Bogor sudah melaksanakannya," kata Hadi.

ANWAR SISWADI | KUKUH S WIBOWO | AYU CIPTA | JAMAL A. NASHR | SIDIK PERMANA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus