JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menguji coba
sekolah tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat mulai bulan depan. Saat ini, Dinas Pendidikan DKI Jakarta tengah merampungkan penilaian atas kesiapan sekolah yang akan kembali buka dengan jumlah siswa separuh kapasitas kelas. Atas rencana pemerintah Jakarta tersebut, orang tua siswa memberi tanggapan berbeda-beda.
Dahlia, salah satu orang tua siswa di Ibu Kota, setuju dengan rencana membuka kembali sekolah dan menggelar pembelajaran tatap muka. Menurut ibu berusia 53 tahun ini, pembelajaran dengan sistem tatap muka langsung lebih efektif dan lebih mudah dimengerti oleh anak. Adapun anak Dahlia kini duduk di bangku SMA.
Dahlia menuturkan, selama setahun proses pembelajaran jarak jauh, anaknya mulai kesulitan mengikuti pelajaran sejak bulan keenam. "Mudah bosan juga, pelajarannya juga semakin sulit, dan kangen sama teman-temannya di sekolah," kata Dahlia kepada Tempo, kemarin. Dahlia pun mengaku kesulitan membantu anaknya belajar.
Senada dengan itu, Yulia Rahmawati juga mengaku bukan masalah jika sekolah kembali dibuka. Ia bahkan mengaku sudah menyatakan mengizinkan anaknya bersekolah lagi jika pembelajaran tatap muka mulai digelar. "Sekolah sudah kasih kuesioner persetujuan, saya sih setuju," ujar orang tua salah satu siswa SMA Negeri 24 Jakarta ini.
Yulia yakin sekolah yang diizinkan membuka kembali pembelajaran tatap muka sudah melalui penilaian oleh pemerintah ihwal kesiapan protokol kesehatannya. Selain itu, ia yakin anaknya sudah paham bahaya Covid-19 sehingga akan bertanggung jawab untuk menjalankan protokol kesehatan. "Kalau memang sudah menerapkan protokol ketat lalu sakit, ya, pasrah saja," ujarnya.
Karyawan memasang penyekat di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4, Jakarta Pusat, 22 Maret 2021 ANTARA/M Risyal Hidayat
Sementara itu, masih ada juga orang tua yang tak mengizinkan anaknya kembali bersekolah tatap muka, meski sekolah menjanjikan protokol kesehatan yang ketat. "Kalau jenjang SMA kan sudah besar, enggak apa kalau mulai sekolah lagi. Tapi kalau jenjang SD seperti anak saya, saya masih takut," kata Fitriani, orang tua murid SD Negeri 05 Duri Kepa.
Sebelumnya, Kementerian Pendidikan telah mengizinkan sekolah menggelar kembali pembelajaran tatap muka seiring dengan berjalannya vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan mulai Februari lalu. Pemerintah menargetkan 5,5 juta pendidik selesai divaksinasi pada Juni 2021. Setelah itu, sekolah akan kembali dibuka pada Juli 2021.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jasra Putra, meminta Satuan Tugas Penanganan Covid-19 memastikan kesiapan sekolah sebelum pembelajaran tatap muka diterapkan. Menurut dia, pelaksanaan vaksinasi guru tak boleh dijadikan satu-satunya pertimbangan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"Jangan sampai kebahagiaan anak-anak ketemu dengan teman, guru, dan lingkungan sekolahnya berakhir menjadi musibah gara-gara mengabaikan protokol kesehatan," kata Jasra.
INGE KLARA