Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mendapat pertanyaan dari masyarakat Tionghoa di Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) soal
motivasi menghidupkan kembali becak di Jakarta. Menurut Sandiaga, alasan melegalisasi becak di Jakarta tidak ada motivasi apapun kecuali fakta bahwa becak masih ada di DKI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Saya percaya Pemprov DKI tidak semena-mena dan semata-mata mengembalikan, memunculkan lagi soal becak. Sementara banyak yang tidak mengerti ada apa atau ada, rencana apa, ada motivasi atau pandangan ke depan apa di balik isu kontroversial ini," kata Esti Lauren anggota INTI di Central Restauran Petojo, Jakarta Pusat, Minggu, 4 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dalam pertemuan dengan masyarakat Tionghgoa itu, Sandiaga menjelaskan bahwa hingga saat ini becak masih beroperasi di Jakarta Utara. Bahkan ada sekitar 500 tukang becak yang setiap hari melayani penumpang di kawasan itu. "Fakta dekat sini, tidak jauh dari tempat kita makan enak seperti ini, ada sekitar 500 penarik becak yang sudah puluhan tahun beroperasi di dekat jalan Lagoa, Jakarta Utara," ujar Sandiaga Uno.
Menurut Sandiaga, upaya melegalisasi becak adalah solusi agar tukang becak tak lagi dikejar-kejar oleh Satpol PP. "Semua sudah ingin memberikan solusi, tapi belum ada solusi sampai sekarang, karena Perda sudah melarang tidak boleh lagi ada becak di DKI Jakarta," ujarnya.
Sandiaga Uno juga mengatakan becak akan naik kelas menjadi becak listrik karena di belahan bumi yang lain sekarang muncul angkutan ramah lingkungan. Dia ingin becak menjadi angkutan yang berbasis listrik, seperti solar panel, dan sebagainya.
"Tiba-tiba karena isunya diangkat, mungkin ada sekitar 5-6 pengusaha menawarkan karena dengan becak listrik itu, mereka juga bisa berpromosi. Teman-teman yang kemarin ikut pelatihan dari penarik becak ada 500 itu bisa naik kelas. Mereka digaji dan menjadi alat untuk pariwisata di DKI," kata Sandiaga.
Sandiaga juga mengatakan untuk pelanggannya, ia minta mereka juga untuk naik kelas. Tidak lagi naik becak dari pasar ke rumahnya, tapi Pemprov bikin angkutan yang ramah lingkungan di situ untuk memasuki dalam konsep OK-OTrip.
"Ini yang kita ingin dorong ke depan. Ini yang kita ingin hadirkan di Jakarta. Rp 5.000 mereka keluar rumah, naik memulai itu dari kendaraan lingkungan, nyambung ke angkot, nyambung lagi ke metro mini yang sudah di transjakarta. Nyambung juga ke LRT," kata Sandiaga Uno.