Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gaya hidup yang tidak sehat, terutama pola makan, menjadi salah satu alasan kenapa kepuasan masyarakat akan kesehatan menurun. Fakta itu diungkapkan dalam survei AIA Healthy Living Index 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hal tersebut juga sejalan dengan temuan Riset Kesehatan Dasar atau Riskesdas 2018. Dokter spesialis gizi Raisa E. Djuanda mengatakan gaya hidup seperti pola makan yang tidak sehat berbanding lurus dengan meningkatnya pravalensi penyakit tidak menular.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Mengadopsi pola makan sehat tidak sesulit yang dibayangkan. Sebagai langkah awal, perbanyak konsumsi sayur dan buah serta membatasi konsumsi makanan kemasan," katanya.
Dia mengatakan asupan total lemak sebaiknya tidak melebihi 30 persen dari total asupan energi konsumsi sayur dan buah, yaitu setidaknya 400 gram per hari.
"Selain itu, masyakarat disarankan untuk menjaga porsi saat mengonsumsi makanan berkalori tinggi. Dengan diet yang seimbang dan rutin berolahraga dapat membantu mengurangi risiko obesitas, kanker, jantung, diabetes, dan penyakit tidak menular lain," jelasnya.
Laila Munaf, instruktur zumba dan pemilik Sana Studio, menambahkan olahraga saat ini begitu mudah dilakukan. Berbagai sarana olahraga bermunculan, tidak hanya di kota besar.
Baca juga:
Pahami Fungsi Makanan, untuk Hidup atau Gaya Hidup?
Gaya Hidup Modern Ikut Memicu Masalah Saraf
"Akses informasi yang luas juga memudahkan masyarakat untuk mencari berbagai informasi seputar olahraga sehingga olahraga di rumah pun dapat menjadi efektif," kata Laila.
Yang terpenting, lanjutnya, keinginan dan kesadaran untuk hidup sehat dengan aktif dan rutin berolahraga. Dengan hidup sehat, kita dapat menikmati hidup yang berkualitas,” tambahnya.