Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

BPBD DKI: 90 Persen Kebakaran di Jakarta Akibat Korsleting Listrik

BPBD DKI mencatat sejak Januari hingga September 2023 telah terjadi sekitar seribu kebakaran di wilayah DKI Jakarta

22 September 2023 | 09.38 WIB

Warga mengungsi di tenda darurat yang berada di antara puing-puing sisa kebakaran Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Senin, 31 Juli 2023. Sekitar 1.000 warga dari 200 kepala keluarga mengungsi akibat rumah mereka hangus dalam kebakaran yang terjadi pada Minggu (30/7) di perkampungan padat penduduk tersebut. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Warga mengungsi di tenda darurat yang berada di antara puing-puing sisa kebakaran Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta, Senin, 31 Juli 2023. Sekitar 1.000 warga dari 200 kepala keluarga mengungsi akibat rumah mereka hangus dalam kebakaran yang terjadi pada Minggu (30/7) di perkampungan padat penduduk tersebut. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut 90 persen kebakaran di Ibu Kota terjadi akibat arus pendek listrik atau korsleting.

"Yang pasti 90 persen karena korsleting (hubungan arus pendek) listrik," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji dalam giat pemantauan instalasi listrik di Kelurahan Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta Barat, Kamis, 21 September 2023.

Sejak Januari hingga September 2023 telah terjadi sekitar seribu kebakaran di wilayah DKI Jakarta. Namun, pihaknya hanya menerima sekitar 400 laporan kebakaran. "Kalau data pemadam kebakaran itu di angka hampir seribu (kebakaran). Kalau di data BPBD 400," ujar Isnawa.

Perbedaan data tersebut karena BPBD DKI tidak mendata kebakaran kecil akibat korsleting. BPBD DKI fokus mendata kebakaran yang mengakibatkan korban pengungsi dan membutuhkan bantuan lanjutan.

"Kalau perbedaan data, mungkin kalau ada korsleting sedikit (kebakaran kecil) di damkar sudah masuk angka satu. Kalau di kami kalau belum kejadian mungkin belum kita data, termasuk juga kalau BPBD kan berdasarkan ada data pengungsian, korban pengungsi," kata Isnawa.

BPBD DKI Jakarta kini memantau dan memeriksa instalasi listrik di 10 kelurahan dengan intensitas kebakaran paling tinggi di DKI Jakarta selama 2020-2023. Salah satunya di Kelurahan Cengkareng Timur, Jakarta Barat (Jakbar).

Isnawa menjelaskan kebakaran akibat instalasi listrik kadangkala terjadi karena usia kabel yang sudah tua. Ia mencontohkan banyak rumah di Jakarta yang dibangun tahun 1970-1980-an.  Pada tahun tersebut, kemungkinan penggunaan listrik di rumah hanya untuk TV, setrika dan lampu sederhana.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Sementara saat ini, beban penggunaan listrik bertambah dengan kehadiran ponsel, kipas angin, pendingin ruangan, lemari es, computer dan lainnya. Kalau semua itu digunakan bersamaan, tentu akan terjadi penggunaan intensitas listrik yang melebihi ketentuan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Mungkin kabel-kabel listrik di tahun itu (1970-1980), yang mungkin bebannya juga tidak sebesar untuk penggunaan listrik sekarang," kata Isnawa.

Saat meninjau lokasi kebakaran, kata Isnawa, pihaknya kerap menemukan kabel-kabel kecil. "Serabut-serabut gitu yang mungkin juga sudah tua,” tuturnya.

Penyebab lain kebakaran di Jakarta adalah rokok, bakar sampah sembarangan, lupa mematikan kompor, atau penggunaan tabung gas yang salah. "Itu tentunya harus diberi perhatian kita," kata Isnawa.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus