Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Bungker Peninggalan Belanda Membujur di Bawah Stasiun Bogor

Bungker peninggalan zaman penjajahan Belanda ditemukan berada di bawah Stasiun Bogor. Bungker ini diduga bagian dari sistem drainase yang terkait dengan Istana Bogor.

 

4 September 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Bungker yang ditengarai sebagai saluran air bawah tanah peninggalan zaman penjajahan Belanda ditemukan berada di bawah Stasiun Bogor.

  • Penemuan terowongan bawah tanah ini terjadi saat petugas Tim Pemeliharaan Rutin Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bogor sedang mengeruk sedimen untuk mengantisipasi banjir.

  • Bungker ini diduga bagian dari sistem drainase Kota Bogor pada masa lampau.

BOGOR – Bungker yang ditengarai sebagai saluran air bawah tanah peninggalan zaman penjajahan Belanda ditemukan berada di bawah Stasiun Bogor. Penemuan terowongan bawah tanah ini terjadi saat petugas Tim Pemeliharaan Rutin Jalan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor sedang mengeruk sedimen untuk mengantisipasi banjir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan terowongan kuno ini ditemukan pada pekan lalu oleh petugas yang tengah bekerja mengeruk saluran air. "Lokasi terowongan air kuno yang ditemukan ini berada di Jalan Nyi Raja Permas, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, dan berada di bawah Stasiun Bogor, " kata dia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setelah mendapat laporan penemuan terowongan air di bawah tanah itu, pihaknya pun langsung menerjunkan 16 personel untuk mengeruk sedimen. Mereka juga menelusuri terowongan yang memiliki panjang 8,5 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 1,5 meter itu. "Namun dalam prosesnya terkendala minimnya oksigen. Bahkan enam petugas yang menelusuri terowongan itu jatuh sakit. Saya sudah minta cek ke dokter, apakah kurang oksigen atau ada hal lain," kata dia.

Bima mengatakan pihaknya akan bekerja sama dengan tim ahli dan profesional yang sudah biasa menggali terowongan bawah tanah. Pemerintah Kota Bogor akan melibatkan peneliti serta arkeolog dan sejarawan. “Kami akan gali lagi, bukan oleh penggali biasa,” kata dia.

Kepala Seksi Pemeliharaan Rutin Jalan Dinas PUPR Pemerintah Kota Bogor, Dian Setiawan, mengatakan pihaknya menerjunkan 16 personel untuk mengeruk sedimen dan menelusuri terowongan itu. "Namun mereka terkendala minimnya oksigen saat mengeruk sampah yang menutup salurannya," kata dia.

Bagian dalam terowongan kuno yang ditemukan di Jalan Nyi Raja Permas, Kota Bogor, Jawa Barat. Instagram/ @bimaaryasugiarto

Dinas PUPR tengah mencari jalan untuk menarik sampah yang menumpuk di bagian dalam terowongan. Rencananya, Dinas PUPR akan membuat bak kontrol saluran udara di area depo PT KAI, tepat di atas bungker itu. "Bak kontrol ini, selain untuk saluran udara, untuk jalur membuang sampah agar lebih cepat," kata Setiawan.

Pakar tata ruang yang juga Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Pertanian Bogor, Ernan Rustandi, mengatakan hingga saat ini belum mendapatkan banyak informasi berkaitan dengan ditemukannya terowongan bawah tanah itu. Ernan mengatakan Kota Bogor merupakan kota kuno peninggalan Belanda.

Pada masa penjajahan Belanda, sebelum membangun Kota Bogor, para penjajah merancang kota dengan sangat teratur. "Sebelum membangun pusat kota dan kantor pemerintahan, mereka merencanakan kota dengan baik, termasuk sistem drainasenya," kata dia.

Penggiat sejarah Kota Bogor yang tergabung dalam Bogor Historian, Eko Hadi, yakin terowongan itu merupakan saluran air bawah tanah yang dibangun pada masa Belanda. "Terowongan bawah tanah yang ditemukan ini tidak jauh dari Istana Bogor. Ada tiga saluran dari Kali Cibalok yang mengalir di dalam Istana Bogor,” katanya.

Menurut dia, berdasarkan beberapa sumber pustaka, di Kota Bogor ditemukan dua fitur saluran air di kedalaman 200-300 sentimeter dari permukaan tanah. Salah satu fitur ini ditemukan di bawah gorong-gorong milik Dinas PUPR itu. Adanya saluran air ini sesuai dengan Peta Kota Bogor 1900, 1901, dan 1930. “Salah satunya adalah saluran air yang saat ini ditemukan di bawah Stasiun Bogor,” kata Eko.

SIDIK PERMANA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus