Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
PADA ketinggian 22 ribu kaki dan kecepatan 800 kilometer per jam, di jendela kursi 20A penerbangan Mandala RI-660 itu muncul sepenggal daratan—tegar dan angkuh. Penumpang di kursi 21B, yang saya kenal ketika pesawat stop over di Bandar Udara Hasanuddin, Makassar, menggamit dari belakang. ”Itu Pulau Buru, Pak,” katanya, dengan gaya pemandu wisata.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo