Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Ancaman Timbal di Taman Bermain

Fasilitas permainan di RPTRA menggunakan cat bertimbal yang menjadi ancaman bagi kesehatan anak.

30 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Timbal bisa menghambat pertumbuhan intelektual dan kepribadian anak-anak.

  • Dari 120 cat yang menjadi bahan riset, 47 di antaranya memiliki kandungan timbal lebih dari 10 ribu ppm.

  • Cat yang digunakan di RPTRA memiliki kandungan timbal yang sangat tinggi.

JAKARTA – Para pekerja terlihat sedang membersihkan sejumlah fasilitas permainan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Amir Hamzah, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Cat pada alat-alat permainan itu dikelupas untuk diganti dengan cat baru. Penggantian cat ini dilakukan karena zat pewarna yang digunakan sebelumnya dipastikan mengandung timbal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Timbal merupakan salah satu unsur kimia yang berupa logam berat. Unsur ini sulit diurai sehingga mudah terakumulasi dan berdampak buruk bagi kesehatan manusia. "Tapi kami tak tahu bahwa cat yang sudah digunakan itu mengandung bahan berbahaya," kata Kepala Pengelola RPTRA Amir Hamzah, Catur Mulyati Ningsih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Catur, setiap tahun, Kelurahan Pegangsaan menyiapkan anggaran untuk pemeliharaan RPTRA, termasuk buat mengecat ulang fasilitas di ruang publik itu. Namun pengecatan kali ini dilakukan di luar jadwal pemeliharaan rutin. "Karena dipastikan cat yang sudah kami gunakan itu mengandung timbal," katanya.

Informasi tentang cat bertimbal tersebut, kata Catur, baru diketahui beberapa pekan lalu. Awalnya, Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) meminta pengelola RPTRA menghubungi Nexus3 Foundation, lembaga swadaya masyarakat di bidang lingkungan hidup. Lembaga inilah yang menjelaskan tentang berbagai cat yang terbukti mengandung timbal—berdasarkan hasil penelitian.

"Mereka yang membantu kami mendapatkan cat ramah lingkungan," ujar Catur. Hingga kemarin, RPTRA Amir Hamzah sudah menerima delapan karton yang masing-masing berisi enam kaleng cat. "Rencananya dikirim lagi tambahan."

Peneliti Nexus3, Sonia Buftheim menunjukkan sisa cat berbahan timbal lebih dari 90 ppm yang dikerok dari sejumlah atraksi bermain anak di RPTRA Amir Hamzah, Jakarta Pusat, 29 Oktober 2021. Tempo/Fransisco Rosarians

Dalam pengecatan ulang ini, kata Catur, pekerja diminta memastikan cat lama yang sudah dikelupas tidak ada yang tertinggal, termasuk serpihannya. Kelupasan cat itu dikumpulkan dalam wadah khusus, kemudian diserahkan kepada perusahaan pengelola limbah berbahaya dan beracun.

Pendiri Nexus, Yuyun Ismawati Drwiega, mengatakan timbal selama ini memang menjadi salah satu polutan berbahaya. Jika masuk ke tubuh manusia melalui sistem pernapasan, logam berat ini menjadi racun. Perkembangan dan kemampuan intelektual anak yang terpapar timbal akan berkurang.

Nexus sudah meneliti 120 cat dari 66 merek yang biasa digunakan pemerintah dan masyarakat. Hasilnya, 47 cat dipastikan mengandung timbal lebih dari 10 ribu ppm (parts per million). Padahal, berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kandungan timbal pada cat tak boleh melebihi 90 ppm. Cat dengan kandungan timbal yang tinggi itu ternyata banyak ditemukan di fasilitas publik, termasuk RPTRA.

Toxic Program Officer Nexus3 Foundation, Sonia Buftheim, mengatakan lembaganya sudah menyampaikan hasil riset itu kepada Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan dan Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) pada Oktober 2019. Dalam pertemuan itu, kata Sonia, DKI meminta Nexus membantu pembenahan penggunaan cat di Ibu Kota. Pemerintah Provinsi berjanji mengeluarkan regulasi untuk membatasi penggunaan cat bertimbal di atas 90 ppm. "Tapi sampai saat ini belum ada aturan yang dikeluarkan," kata Sonia. "RPTRA juga masih pakai cat bertimbal tinggi."

Sambil menunggu kebijakan pemerintah, Nexus mengambil langkah cepat dengan menggandeng sejumlah perusahaan untuk membantu pengecatan ulang lima RPTRA di Ibu Kota. Selain untuk RPTRA Amir Hamzah, bantuan diberikan bagi RPTRA Kenanga, Jakarta Pusat; RPTRA Jeruk Manis, Jakarta Barat; RPTRA Penjaringan Indah, Jakarta Utara; dan RPTRA Bambu Petung, Jakarta Timur.

Juru bicara Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, mengatakan isu cat bertimbal di RPTRA ini menjadi domain Dinas PPAPP dan Dinas Kehutanan. Sebab, cat berbahan timbal merupakan persoalan keselamatan dan kesehatan di ruang publik. "Bukan persoalan pencemaran lingkungan," ujar dia.

Hingga tenggat tulisan ini, Dinas PPAPP serta Dinas Pertamanan dan Hutan Kota tidak memberikan konfirmasi. Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, sempat mengklaim akan meneliti kandungan timbal pada cat fasilitas di taman dan hutan kota. Namun belum pernah ada laporan terbaru tentang pemeriksaan terhadap seluruh fasilitas ruang terbuka, terutama pada RPTRA yang kerap diakses anak-anak di Ibu Kota.

FRANSISCO ROSARIANS
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus