Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu penyakit yang kerap menyerang anak-anak adalah anemia. Ini adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah (Hb) tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga:
Kebanyakan Penderita Anemia Wanita dan Anak, Kenali Gejalanya
Anemia Ternyata Bukanlah Penyakit Akibat Kurang Darah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan laporan Anemia Convention 2017, ada 85 persen populasi di Asia Tenggara dan Afrika yang menderita anemia. Kaum perempuan serta anak-anak menjadi penderita terbanyak. Untuk itu, langkah pencegahan harus dilakukan.
Bagi anak-anak, pencegahan bisa dimulai lewat pengaturan pola makan sejak dini. Nutrisi menjadi faktor penting agar anak tidak terkena anemia. "Faktor terbanyak adalah nutrisi. Kita harus memperhatikan kandungan zat besi," kata Dr. Murti Andriastuti Sp.A(K).
Ilustrasi anak sakit. Shutterstock.com
Kandungan zat besi bisa diperoleh dari lauk pauk. Contohnya adalah daging merah dan sayuran. Anak sebaiknya mengonsumsi makanan tersebut sejak berusia 6 bulan. "Kandungan lauk pauk lebih tinggi dari karbohidrat. Daging merah ada zat besinya terus sayur juga ada sedikit. Lauk pauknya hampir seperempat dari makanan," tambah Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A(K), M.Si dalam kesempatan yang sama.
Selain itu, anak-anak juga perlu mengonsumsi karbohidrat. Hanya kandungannya disarankan untuk tidak terlalu banyak. "Untuk bayi dan balita, makanan pokok lebih sedikit kandungannya," pungkas Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A(K), M.Si dalam kesempatan yang sama.