Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Cerita Cipto Pria Obesitas di Tangerang Ingin Sehat dan Diet, Tidak Makan 2 Minggu

Cipto Raharjo, pria obesitas berbobot 200 kilogram asal Pinang, Kota Tangerang, sudah berniat menurunkan berat badannya sebelum dievakuasi ke RSUD.

8 Juli 2023 | 16.28 WIB

Petugas memindahkan penderita obesitas Cipto Raharjo (tengah) ke atas truk pemadam kebakaran saat dievakuasi menuju RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa, 4 Juli 2023. Cipto Raharjo yang saat ini memiliki berat sekitar 200 kilogram tersebut dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan medis. ANTARA FOTO/Fauzan
Perbesar
Petugas memindahkan penderita obesitas Cipto Raharjo (tengah) ke atas truk pemadam kebakaran saat dievakuasi menuju RSUD Kota Tangerang, Banten, Selasa, 4 Juli 2023. Cipto Raharjo yang saat ini memiliki berat sekitar 200 kilogram tersebut dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk menjalani perawatan medis. ANTARA FOTO/Fauzan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Tangerang - Cipto Raharjo, pria obesitas berbobot 200 kilogram asal Pinang, Kota Tangerang, sudah berniat menurunkan berat badannya sebelum dievakuasi ke rumah sakit. "Dia mulai diet karena  termotivasi untuk kurus dan sehat," ujar Ristanto, kakak Cipto, saat dihubungi Tempo, Sabtu 8 Juli 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Bahkan, kata Ristanto, adik keduanya itu melakukan diet yang cukup ekstrem. "Dia tidak makan selama dua minggu," ucapnya. Karena selama dua minggu itu hanya mengkonsumsi air dan asupan seadanya, Cipto ambruk dan badannya lemas.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena kondisi lemas itulah, Cipto dilarikan ke rumah sakit. Dengan bantuan petugas BPBD Kota Tangerang, Cipto dievakuasi ke RSUD Kota Tangerang. Hingga saat ini Cipto masih menjalani perawatan intensif dan menunggu untuk dirujuk ke RSCM Jakarta. 

Berat Badan Berlebih Sejak SMA Namun Tetap Aktif

Menurut Ristanto, Cipto sudah memiliki postur tubuh besar dan berat badan berlebih sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Namun, meski berbadan jumbo, Cipto tetap aktif bergerak melakukan aktivitas lainnya.  

Anak kedua dari lima bersaudara itu sebelumnya sempat berdagang dan membuka warung. Namun, usahanya itu mengalami kebangkrutan dan tutup. Cipto juga sempat melakoni pekerjaan sebagai sopir travel. Namun, pekerjaan ini terpaksa ia tinggalkan karena kedua kakinya sakit dan mengalami pembengkakan.

"Sudah hampir 4 tahun terakhir ini dia tidak bekerja karena kondisi kakinya yang semakin parah," kata Ristanto. 

Riwayat Kaki Sakit

Menurut Ristanto, karena kakinya sakit, aktivitas Cipto menjadi sangat terbatas. Adiknya banyak menghabiskan waktu di dalam rumah saja. Berat badannya pun semakin bertambah selama tidak beraktifitas. "Ia di rumah saja, kalau makan dia sedikit. Tapi sering makan malam dan dia sangat suka minum air dingin (es)." 

Ristanto mengungkapkan, Cipto mengalami sakit pada kedua kakinya sejak 2016. Saat itu, kata dia, benjolan seperti bisul tumbuh di kaki dan kanan Cipto. "Jumlahnya ada 10 benjolan seperti bisul tapi berlubang, yang paling banyak di sebelah kiri," kata Ristanto. 

Saat itu, ujar Ristanto, Cipto dibawa ke RSUD Kota Tangerang untuk berobat. Setelah berobat, benjolan berlubang itu hilang. "Tapi tak lama kemudian kakinya membengkak." 

Lama kelamaan kaki Cipto timbul luka dan bengkaknya semakin besar dan menghitam. "Inilah yang membuatnya sulit berjalan," kata Ristanto. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus