Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Balapan Formula E diperkirakan berlangsung di bawah guyuran hujan.
BMKG memprediksi hujan berpeluang turun di Jakarta Utara pada hari ini.
Pembalap menilai cuaca di Jakarta menjadi tantangan tersendiri.
JAKARTA – Balapan mobil listrik Formula E di Ancol, Jakarta Utara, diperkirakan berlangsung di bawah guyuran hujan. Perkiraan itu merujuk pada perhitungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memprediksi hujan berpeluang turun di wilayah Jakarta Utara pada hari ini. “Sore sampai malam hari ada potensi hujan ringan hingga sedang,” kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Fahry Rajab, kemarin.
Menurut Fahry, untuk pagi hingga siang, secara keseluruhan cuaca ibu Kota cerah berawan. Angin yang berembus dari selatan ke tenggara akan menggiring awan untuk berkumpul di langit Ibu Kota, termasuk di Jakarta Utara. Menjelang petang, butiran air diperkirakan mulai turun. Hujan dengan kategori ringan memiliki intensitas 0,5-20 mm per hari. Sedangkan untuk hujan sedang 20-50 mm per hari. “BMKG hanya memprediksi, tidak bisa bilang aman atau tidak untuk event (Formula E) ini,” ujar Fahry.
Namun panitia penyelenggara balapan mobil listrik tidak khawatir jika hujan benar-benar mengguyur kawasan Ancol. Sebab, mereka sudah menyiapkan skenario, bahkan untuk menghadapi situasi terburuk. “Kalau hujannya biasa, ya (balapan) lanjut,” kata Principle HSE Consultant Formula E Operation (FEO), Richard Bate. Hal ini dimungkinkan karena Sirkuit Ancol sudah dilengkapi dengan drainase yang membuat lintasan balap mengering dengan cepat.
Tim Nissan melakukan persiapan mobil menjelang balapan Formula E di Jakarta International E-Prix (JIEC), Ancol, Jakarta Utara, 3 Juni 2022. TEMPO/Subekti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Antisipasi Cuaca Ekstrem di Formula E
Untuk menghadapi cuaca ekstrem, kata Richard, ada beberapa langkah yang disiapkan. Dari menghentikan balapan hingga mengevakuasi semua orang yang ada di arena balapan. “Kami menyiapkan berbagai rencana dan mitigasi untuk menghadapi berbagai kondisi cuaca," kata Richard. “Ini sama seperti di Mandalika, tak ada bedanya. Jadi, kami sudah sangat siap.”
Richard mengklaim FEO sudah berpengalaman menyelenggarakan balapan di berbagai negara dengan kondisi cuaca berbeda-beda. Untuk menjamin keamanan penonton, FEO akan mengarahkan semua orang turun dari tribun jika cuaca sangat buruk, seperti angin kencang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun panitia penyelenggara Formula E tidak akan menggunakan jasa pawang hujan. Berbeda dengan panitia penyelenggara balap MotoGP di Sirkuit Mandalika, 23 Maret lalu, yang memakai pawang hujan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memilih bekerja sama dengan BMKG untuk memonitor perkembangan cuaca. “Kami di Jakarta selalu menggunakan pengetahuan dan data dalam bekerja,” kata Anies.
Pada pekan lalu, atap tribun grandstand yang baru dipasang ambruk akibat diterjang angin. Insiden ini terjadi pada malam hari dan situasi di sekitar sirkuit sudah sepi. Panitia mengatakan saat itu posisi atap memang belum terpasang sempurna. Jadi, ketika angin kencang datang, atap tidak dapat bertahan.
Vice Managing Director Formula E Jakarta, Gunung Kartiko, mengatakan atap tribun yang ambruk itu sudah dipasang kembali. Pekerjaan diselesaikan pada Kamis malam lalu. Ia menjamin insiden ini tidak akan terulang. “Konstruksi grandstand sudah diperkuat dengan pemberat agar tidak ada gangguan seperti sebelumnya,” kata dia.
Balapan Formula E Bisa Jadi Lebih Menarik karena Cuaca
Pengamat motorsport, M. Wahab, mengatakan cuaca buruk memang kerap menjadi kendala dalam olahraga balapan. Namun, jika kondisinya tidak terlalu ekstrem, balapan justru menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Sebab, masing-masing pembalap dituntut untuk mengeluarkan seluruh kemampuan guna memenangi lomba. “Ada faktor lebih berhati-hati. Crash-nya lebih gede,” kata dia.
Wahab percaya panitia penyelenggara balapan Formula E telah memperhitungkan segala kemungkinan untuk menghadapi kondisi darurat. Apalagi Sirkuit Ancol sudah mendapat homologasi. “Saya dengar Sirkuit Ancol mendapat grade 2,” kata dia. “Artinya, sirkuit ini bisa menyelenggarakan balapan dengan level lebih tinggi.”
Formula E Seri 9
Formula E seri 9 di Jakarta diikuti oleh 22 pembalap dari 11 tim. Chief Championship dan Co-Founder Formula E, Alberto Longo, mengatakan pembalap sudah mengikuti uji coba sirkuit pada 3 Juni. Selanjutnya, pembalap akan memulai rangkaian acara hari ini dengan pemeriksaan medis oleh Federasi Otomotif Internasional (FIA). Kemudian pembalap diizinkan menggelar latihan bebas selama dua sesi, lalu mengikuti kualifikasi. “Puncak balapan dijadwalkan sore hari pada pukul 15.04,” kata Alberto.
Alexander Sims, pembalap dari tim Mahindra Racing, mengatakan cuaca di Jakarta terasa cukup panas. Dengan kondisi ini, dia perlu menyiapkan strategi khusus. “Panas akan menjadi tantangan karena baterai bisa jadi akan panas," katanya. "Sirkuitnya lumayan menantang. Banyak tikungan yang berbeda, membuat kami harus mengurangi kecepatan.”
Pendapat serupa disampaikan pembalap Mercedes-EQ Formula E, Stoffel Vandoorne. Cuaca yang panas bukan hanya berpengaruh terhadap bateri, tapi juga pada ban. Karena itu, ia perlu mengantisipasi segala kemungkinan. "Untuk besok, tidak ada yang tahu cuaca akan sangat panas atau mungkin ada hujan,” katanya. “Pastinya saya harus siap dan sangat senang berada di sini."
RIRI RAHAYUNINGSIH | MOH. KHORY ALFARIZI | ANT
Baca juga: Perusahaan Bir Tetap Sponsori Formula E
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo