Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
DKI tetap menebar janji menghilangkan genangan banjir kurang dari enam jam.
Pemerintah Kabupaten Bogor dan Makassar memetakan wilayah rawan banjir dan tanah longsor.
Pemkot Batu segera merelokasi warga yang tinggal di bantaran DAS Brantas.
JAKARTA – Sejumlah pemerintah daerah tengah mempersiapkan strategi untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan akibat fenomena badai La Nina, November 2021-Februari 2022. Pemerintah mulai memetakan serta menyiapkan kelengkapan pencegahan dan penanganan di wilayah rawan banjir dan tanah longsor. Mereka pun mulai memperbaiki dan memulihkan kapasitas aliran air untuk menambah daya tampung air hujan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor telah menyiapkan early warning system dengan memasang sejumlah alarm di wilayah rawan di Bogor Barat, Bogor Selatan, dan Bogor Tengah. Beberapa kawasan di wilayah ini tercatat sebagai zona merah bencana karena memiliki kontur dataran yang berbukit. BPBD pun telah memasang kamera pengawas di delapan hulu sungai. Tim reaksi cepat akan langsung bergerak jika ada tanda debit air besar mengalir dari hulu sungai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ada 105 anggota tim reaksi cepat yang standby 24 jam. Kapan pun ada laporan bencana, kami siap dengan kendaraan dan alat medis lainnya,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Kabupaten Bogor, Agus Supriyatna, kemarin.
Menurut Agus, BPBD dan pemerintah daerah sudah berkoordinasi untuk menghadapi potensi bencana dari fenomena La Nina. Berdasarkan catatan BPBD, curah hujan tinggi kerap memicu berbagai potensi bencana di wilayah yang mayoritas berupa perbukitan. Banyaknya permukiman di wilayah bantaran sungai juga sering menambah dampak bencana pada masyarakat. “Mulai dari longsor, banjir, angin puting beliung, banjir, tanah longsor, dan likuifaksi atau pergerakan tanah,” ujar dia.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat mulai munculnya fenomena badai La Nina dengan kategori lemah pada Oktober lalu. Suhu muka laut Samudra Pasifik terus menurun dari batas normal sebesar minus 0,5 derajat Celsius. Suhu semakin dingin hingga anjlok ke minus 0,99 derajat Celsius pada dasarian I November 2021.
Sejumlah pengendara kendaraan bermotor berteduh di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, 6 April 2020. TEMPO/Imam Sukamto
Badai La Nina akan meningkat menjadi kategori moderat saat suhu permukaan laut di bagian tengah dan timur Samudra Pasifik menembus minus 1 derajat Celsius. Menurut BMKG, kondisi ini akan berlangsung hingga Februari 2022. Selama periode tersebut, curah hujan akan meningkat 20-70 persen, dengan prediksi puncak pada Januari-Februari mendatang.
Meski masih lemah, badai La Nina tercatat telah memicu bencana alam di beberapa wilayah selama akhir Oktober-awal November lalu. Peningkatan intensitas hujan telah memicu luapan air dari sungai yang menyebabkan banjir bandang di Kota Batu, Jawa Timur; Kabupaten Melawi dan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat; dan tiga kabupaten di Aceh. Ribuan warga tercatat harus mengungsi, ratusan rumah terendam, dan puluhan hektare lahan pertanian rusak.
Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, pun tengah bergerak cepat untuk mengantisipasi dampak badai La Nina. Sebelumnya, sejumlah desa di kawasan hulu daerah aliran Sungai Brantas terkena banjir bandang setelah terjadi peningkatan curah hujan di kawasan tersebut pada awal November lalu. Delapan rumah di bantaran sungai tercatat hancur dan hanyut terbawa arus.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mendapat rekomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengosongkan wilayah DAS sepanjang 4 kilometer. Pemerintah kota juga diminta segera memperlebar badan dan menambah kapasitas sungai. Secara paralel, pemerintah tengah mencari lokasi baru untuk korban dan warga di kawasan bantaran sungai.
“Semua warga, baik yang terkena dampak maupun tidak (terkena dampak) banjir bandang, segera kami relokasi. Kami akan koordinasikan instruksi Pak Menteri PUPR bersama camat dan kades (kepala desa) untuk memakai sebagian tanah bengkok sebagai tempat relokasi. Kami akan siapkan regulasinya,” kata Dewanti.
BPBD Makassar pun telah memetakan wilayah rawan di kota berjulukan Anging Mammiri tersebut. Kepala BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin, mengatakan telah menyiapkan personel gabungan untuk menangani dan mengevakuasi korban banjir. Pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah lokasi pengungsian dan posko Covid-19.
Achmad mengklaim pengurus wilayah pun telah dilibatkan untuk pelaporan deteksi dini potensi bencana. “Kami juga melakukan sosialisasi, terutama masyarakat yang memiliki rumah dengan kondisi bangunan tak layak. Kami ajarkan bagaimana mengevakuasi diri dengan baik,” kata dia.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi dampak La Nina terhadap peningkatan curah hujan di Ibu Kota. Berdasarkan catatan BMKG, La Nina sempat meningkatkan intensitas hujan di Jakarta hingga 377 milimeter per hari pada awal 2020. Badai yang sama juga sempat memicu banjir di beberapa lokasi, Januari-Februari 2021. Namun curah hujan yang tercatat hanya 100-150 milimeter per hari.
Meski demikian, Riza menilai, kesiapan personel dan peralatan akan mampu mempercepat pengurangan genangan banjir. Pemprov masih mengusung janji menghilangkan banjir dalam waktu kurang dari enam jam. “Tak akan ada lagi genangan banjir berhari-hari,” kata Riza.
FRANSISCO | ABDI PURMONO | DIDIT HARIYADI | M.A. MURTADHO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo