Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Pengamat menilai one way malah menyebabkan kepadatan di sejumlah jalan arteri.
Polisi menerapkan one way dan contraflow dengan sejumlah indikator.
Pengaturan lalu lintas di jalan arteri menjadi tantangan dalam penerapan one way di jalan tol.
JAKARTA – Kebijakan satu arah di jalan tol atau one way yang diterapkan oleh polisi dan Kementerian Perhubungan untuk mengendalikan arus mudik Lebaran dan arus balik tahun ini mendapat catatan kritis dari sejumlah pihak. Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang, mengatakan one way malah menyebabkan kepadatan di sejumlah jalan arteri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Deddy, one way pada dasarnya merupakan kebijakan diskresi lokal. "Namun kurang atau selalu luput dari pantauan jaringan jalan nasional," kata dia kepada Tempo, kemarin. Akibatnya, one way hanya mengurai kemacetan di jalan tol, tapi menimbulkan kepadatan di jalan arteri. "Ibarat balon, jika satu bagian dipencet, bagian lain akan menggelembung karena volume udaranya sama," ujar dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Karena itu, Deddy menyarankan agar pemerintah menghindari pemberlakuan one way dan memaksimalkan strategi contraflow atau membuka satu lajur jalan untuk mengendalikan arus lalu lintas. Dia menilai strategi ini lebih adil untuk mengurai kemacetan di semua ruas jalan. "Apabila terlalu sering jalan ditutup untuk one way, perjalanan angkutan umum juga terganggu.”
Kepadatan di jalur arteri akibat one way terjadi di beberapa wilayah. Pada Sabtu lalu, Jalan Raya Kalimalang, Jakarta Timur, macet total karena limpahan one way dari jalan tol lingkar luar Jakarta dan banyaknya masyarakat yang menuju ke pusat belanja serta titik keramaian lain.
Titik keramaian juga sempat terpantau di jalur pantai utara dan jalan arteri Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Jumat sore hingga kemarin malam. Macet di jalur pantai utara wilayah Karawang terjadi akibat one way di jalan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) hingga jalan tol Jakarta-Cikampek. Saat itu, one way diberlakukan dari Kilometer 414 gerbang tol (GT) Kalikangkung jalan tol Batang-Semarang hingga KM 47 jalan tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta sejak Jumat siang sekitar pukul 14.00.
Kepala Kepolisian RI, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, mengatakan sudah menyiapkan one way dan contraflow untuk mengurai kepadatan arus mudik dan arus balik Lebaran 2022. Pada arus balik Lebaran, polisi memberlakukan rekayasa lalu lintas setelah terjadi peningkatan volume kendaraan di beberapa ruas jalan, khususnya dari Jawa Barat yang mengarah ke Jakarta.
Warga saat melihat kendaraan yang memadati ruas jalan tol Jakarta-Cikampek saat penerapan satu arah di Karawang, Jawa Barat, 6 Mei 2022. Tempo/Hilman Fathurrahman W
Listyo mengatakan pemberlakuan rekayasa lalu lintas bersifat situasional dengan memperhatikan kondisi di lapangan. Salah satunya dengan indikator traffic kendaraan. “Saat sudah melebihi 5.000 kendaraan per jam, kami mulai dengan contraflow. Begitu lewat dari 6.000 masuk ke 7.000, kami laksanakan one way,” ujarnya.
Juru bicara PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru, mengatakan, berdasarkan simulasi yang mereka lakukan, ada sejumlah indikator penentu pemberlakuan one way dan contraflow. Indikatornya adalah jumlah kendaraan per jam yang melewati gerbang tol utama, seperti GT Kalikangkung, GT Palimanan Utama, GT Cikampek Utama, dan GT Kalihurip Utama arah Jakarta. “Serta mempertimbangkan waktu persiapan untuk pemberlakuan contraflow kurang-lebih satu jam dan one way kurang-lebih dua jam,” ujar dia.
Tiga indikator pemberlakuan one way tersebut, antara lain, adalah 3.500 kendaraan per jam di GT Kalikangkung untuk pemberlakuan one way di jalan tol Batang-Semarang sampai jalan tol Palimanan-Kanci. Selain itu, 4.000 kendaraan per jam di GT Palimanan Utama untuk pemberlakuan one way di jalan tol Cikopo-Palimanan sampai KM 70 jalan tol Jakarta-Cikampek. Serta 6.200 kendaraan per jam yang merupakan hasil penambahan lalu lintas di GT Kalihurip Utama dari arah Bandung dan GT Cikampek Utama dari arah Trans Jawa untuk pemberlakuan one way di jalan tol Jakarta-Cikampek.
Pada Ahad malam kemarin, polisi dan Jasa Marga melaksanakan one way dari KM 428 jalan tol Semarang ABC sampai KM 72 jalan tol Jakarta-Cikampek. Setelah one way, polisi memberlakukan contraflow dua lajur dari KM 72 sampai KM 28 jalan tol Jakarta-Cikampek arah Jakarta sejak pukul 18.05. Dengan cara ini, pengguna jalan yang menuju arah Cikampek, Cirebon, dan Jawa Tengah bisa mengakses jalan tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek dan keluar melalui GT Cikampek di KM 72 atau melalui jalan tol Cipularang serta melanjutkan perjalanan via jalan arteri.
Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah, 7 Mei 2022. ANTARA/Aji Styawan
Pakar transportasi dan perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan antisipasi pengaturan lalu lintas di jalur arteri menjadi tantangan utama dalam penerapan one way di jalan tol. Musababnya, jalur arteri berbeda dengan jalan tol yang dikelola dan dipantau operator selama 24 jam. Selain itu, kendaraan pemudik di jalan arteri akan bercampur dengan lalu lintas masyarakat di sekitarnya. “Belum lagi ada lampu lalu lintas, persimpangan, serta kapasitas jalan yang terbatas," ujar dia.
Dalam situasi seperti itu, Yayat mengatakan komunikasi dari polisi kepada pengguna jalan menjadi sangat penting. Menurut dia, masyarakat harus tahu indikator akan diberlakukannya satu arah dan berapa lama akan diberlakukan. Bersamaan dengan ancang-ancang itu, ada pelonggaran di jalur arteri. "Perlu ada imbauan kepada masyarakat di jalur arteri untuk mengurangi kegiatan atau menunda keluar dulu ketika sedang macet. Jadi bebannya tidak semakin bertambah parah," kata Yayat.
Untuk memperbaiki penanganan arus mudik Lebaran tahun depan, Yayat mengatakan pemerintah harus membuat pengaturan perjalanan yang terintegrasi dengan kebijakan perkantoran dan pendidikan. Dia juga menyarankan adanya insentif, seperti diskon tarif jalan tol bagi mereka yang berangkat atau pulang lebih awal. "Jumlah pemudik jalur darat akan terus meningkat karena orang merasa jalan tol kini sudah enak."
CAESAR AKBAR | ANT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo