Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak kekhawatiran yang muncul ketika seorang ibu mulai menyusui. Salah satunya adalah jumlah ASI, cukupkah untuk si kecil? Kekhawatiran itu menunjukkan tingkat percaya diri ibu, dan hal itu ternyata ikut menentukan sukses atau tidaknya pemberian ASI pada bayi.
Dokter spesialis anak dan konselor laktasi Rumah Sakit Pondok Indah-Bintaro Jaya, dr. Fransiska Farah, Sp. A, M.Kes, mengatakan bahwa kualitas dan kuantitas ASI sangat dipengaruhi oleh kesehatan fisik dan mental ibu.
Ibu menyusui itu harus selalu memiliki pemikiran dan afirmasi yang positif, harus selalu bahagia.
“Kebahagiaan itu akan memicu keluarnya hormon oksitosin yang melancarkan ASI. Kondisi Anda yang tenang, relaks, dan sabar, sangat disukai bayi saat ia ingin menyusu. Jadi, inilah kunci utama menyusui,” Kata Farah dalam keterangan pers menyambut World Breastfeeding Week 2019 1-7 Agustus 2019.
Jadi, Farah menyarankan agar ibu menghilangkan segala rasa khawatir, panik, serta pikiran-pikiran negatif selama menyusui. Percaya diri menjadi kunci utama kesuksesan pemberian ASI.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Untuk diketahui, konsep ASI itu supply and demand. Begitu ‘wadahnya’ kosong, ASI akan segera mengisinya lagi. Maka itu, penting memastikan pengosongan payudara dilakukan sesering mungkin. “Semakin sering disusui, maka ASI akan semakin terus diproduksi. Sebaliknya, semakin jarang dan semakin panjang interval waktu antara menyusui ke menyusui berikutnya, maka akan menyebabkan waktu pengisian ASI akan semakin lambat dan volume ASI berkurang,” Farah menambahkan.
Untuk mengosongkan payudara dari ASI, dr Farah menyarankan agar payudara terasa kosong atau habis sebelum Anda memberikan ASI dari payudara di sisi lainnya. Lalu, habiskan waktu setidaknya 10 menit sebelum berpindah memberikan ASI dari payudara di sisi lainnya. Pastikan bayi menyusu di kedua payudara Anda setiap waktu menyusu agar produksi ASI di kedua payudara seimbang.
Bila bayi terlihat kenyang sebelum ASI di payudara Anda terasa kosong, sebaiknya Anda lanjutkan dengan memompa payudara setelah selesai menyusui.
Kunci sukses pemberian ASI lainnya adalah dukungan suami dan keluarga. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pada ibu menyusui yang mendapatkan dukungan penuh dari suami dan keluarga memiliki tingkat keberhasilan menyusui lebih tinggi dibandingkan dengan ibu menyusui dengan suami dan keluarga yang tidak terlalu membantu dalam merawat si kecil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Suami memegang peranan sangat penting dalam kesuksesan proses menyusui. Suami harus menjadi pendukung nomor satu untuk istri, dan ikut berpartisipasi aktif dalam merawat si kecil. Dukungan suami kepada istri kala menyusui amat besar pengaruhnya bagi kelancaran produksi ASI,” kata dokter spesialis anak dan konselor laktasi RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Jeanne Roos-Tikoalu, Sp. A, IBCLC, CIMI