Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Bakas PM Jepang Shinzo Abe meninggal setelah tertembak sebanyak dua kali.
Ia ditembak saat tengah berkampanye untuk calon anggota Majelis Tinggi.
Sikap politik Shinzo Abe diduga menjadi motif penembahakan terhadap bekas PM Jepang tersebut.
JAKARTA — Makoto Ichikawa dan semua orang yang berdiri di sekitar Shinzo Abe, 67 tahun, kebingungan saat terjadi penembakan terhadap bekas Perdana Menteri Jepang itu, kemarin pagi. Ichikawa, pengusaha lokal yang menyaksikan peristiwa ini, mengatakan ada dua kali tembakan terhadap Abe.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada tembakan pertama, Abe masih berdiri dan orang-orang terlihat kebingungan atas kejadian tersebut. “Tapi, setelah tembakan kedua, polisi khusus menyergap pelaku,” kata Ichikawa, dikutip dari Reuters, Jumat, 8 Juli 2022. Ia mengatakan insiden penembakan tersebut disertai ledakan dan kepulan asap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Abe ditembak saat mengkampanyekan salah satu calon anggota Majelis Tinggi dari Partai Demokrat Liberal (LDP) di Kota Nara, Jepang bagian selatan. Pemilihan anggota Majelis Tinggi akan digelar pada Ahad besok, 10 Juli 2022. Kursi Majelis Tinggi ini berjumlah 248. Tapi hanya 125 kursi yang diperebutkan dalam pemilihan. Sebanyak 75 kursi akan dipilih berdasarkan distrik pemilihan. Lalu 50 kursi dipilih melalui perwakilan berimbang.
Pemilihan anggota Majelis Tinggi dilakukan setiap tiga tahun untuk masa jabatan enam tahun. Dalam setiap kali pemilihan, hanya diperebutkan separuh dari kursi Majelis Tinggi.
Pelaku penembakan Shinzo Abe diduga bernama Yamagami Tetsuya, 41 tahun. Ia warga Nara, yang juga bekas anggota Angkatan Laut Bela Diri Jepang.
Petugas polisi menahan seorang pria (kanan) yang diduga telah menembak mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di Nara, Jepang, 8 Juli 2022. The Asahi Shimbun/via Reuters
Saat penembakan, Abe tengah berpidato kepada calon pemilih di luar Stasiun Yamato-Saidaiji, Kintetsu, Nara. Sedangkan pelaku berdiri tak jauh di belakang Abe. Pelaku lantas menembak Abe dari belakang sebanyak dua kali, yang mengenai punggung dan sekitar leher.
Insiden ini sempat terekam kamera, yang lantas tersebar di media sosial. Tak lama setelah penembakan, Abe dinyatakan meninggal setelah dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Nara. Kepolisian setempat menyebutkan motif penembakan tersebut adalah pelaku tak puas terhadap kebijakan Abe ketika menjabat perdana menteri.
Deputi Direktur Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) Universitas Kyoto Jepang, Profesor Masaaki Okamoto, menilai pembunuhan terhadap Abe diduga berkaitan erat dengan motif politik, yaitu pemilihan anggota parlemen yang sedang berlangsung. Selain itu, pembunuhan ini diduga tak lepas dari sikap politik Abe sebagai pemimpin fraksi berhaluan kanan di LDP dan pemerintahan.
“Sedangkan kelompok yang berhaluan kiri sangat anti-Abe, terutama sejak Abe berkuasa menjadi perdana menteri hingga saat ini,” kata Okamoto ketika dihubungi Tempo, kemarin.
Okamoto menjelaskan, garis politik Abe yang konservatif memang memicu lahirnya dukungan yang fanatik, tapi sekaligus memantik munculnya kelompok yang kontra-Abe. Kondisi itu membuat Abe kerap mendapat ancaman dari lawan politiknya. Meski begitu, Okamoto tak bisa memastikan apakah pembunuhan terhadap Abe ini berkaitan erat dengan pemilihan parlemen tersebut.
Kepolisian setempat juga masih menyelidiki motif pelaku. Polisi sudah menggeledah rumah pelaku dan menemukan beberapa pucuk senjata rakitan serta bahan peledak.
Pelantikan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kanan) oleh Kaisar Akihito saat upacara pengesahan jabatan perdana menteri di Istana Kekaisaran, Tokyo, 26 September 2006. Reuters/Imperial Household Agency
Abe menjabat Perdana Menteri Jepang selama delapan tahun, atau yang terlama dalam sejarah Jepang. Ia pertama kali dilantik menjadi perdana menteri pada 26 September 2006. Jabatan ini hanya dipegang setahun karena Abe mengundurkan diri pada 26 September 2007.
Pada 26 Desember 2012, ia kembali dilantik sebagai Perdana Menteri Jepang menggantikan Yoshihiko Noda. Kala itu Abe juga menjadi pemimpin Partai Demokrat Liberal yang memenangi pemilu pada tahun yang sama. Abe mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri pada 28 Agustus 2020 setelah tiga periode berturut-turut menjabatnya.
Abe merupakan orang berpengaruh di Jepang. Meski ia sudah tak menjabat perdana menteri, sikap politiknya tetap diperhitungkan. Abe bahkan dijuluki Abenomics, yaitu orang yang dianggap sukses mengembalikan kejayaan ekonomi Jepang.
Karier politik Abe tidak lepas dari darah dinasti politik keluarganya. Kakek dan ayah Abe adalah Kan Abe dan Shintaro Abe, yang merupakan politikus berpengaruh di Jepang. Ibu Abe, Yoko Kishi, adalah putri bekas Perdana Menteri Nobosuke Kishi Shintaro.
Hingga sebelum penembakan, Abe dianggap sebagai king maker di LDP. Pendapat Abe juga sangat didengar Presiden LDP Yoshihide Suga, yang juga bekas Perdana Menteri Jepang.
Masaaki Okamoto menyebutkan, selama memimpin Jepang, Abe kerap menelurkan kebijakan yang mengundang kritik dari lawan politiknya ataupun organisasi masyarakat sipil. Misalnya, ketika Abe mengupayakan amendemen Undang-Undang Dasar atau Konstitusi Jepang, Shinjitai, yang dibuat pada 1947. Konstitusi ini menetapkan Jepang untuk selamanya meninggalkan perang sebagai negara berdaulat dan tidak mengakui hak negara dalam berperang.
Tapi Abe mendorong perubahan Pasal 9 konstitusi tersebut, yaitu mengubah kekuatan angkatan bela diri Jepang dari angkatan laut, darat, dan udara menjadi kekuatan militer bersenjata. Okamoto menilai keinginan Abe membentuk tentara ini untuk melawan dominasi Cina di Asia.
“Ini salah satu pemicu munculnya dua kutub yang berseberangan, dan musuh Abe sangat anti terhadap Abe,” kata peneliti politik di wilayah Asia, termasuk Indonesia, itu.
Presiden LDP yang juga bekas Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, menyesalkan penembakan tersebut. Ia mengatakan penembakan Abe tersebut tak bisa dimaafkan. “Kebiadaban, yang menyangkal dasar demokrasi, yang merupakan kampanye pemilihan, dan tidak dapat dimaafkan dengan cara apa pun,” kata dia.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida memberikan keterangan perihal penembakan Shinzo Abe, di kantornya, Tokyo, Jepang, 8 Juli 2022. Kyodo via Reuters
Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengutuk serangan tersebut. Ia menyatakan penembakan Abe ini sebagai tindakan brutal. “Saya tidak bisa berkata-kata atas berita kematian Abe. Serangan ini adalah tindakan brutal yang terjadi selama pemilihan,” kata dia kepada wartawan.
Pembunuhan Abe ini juga memicu kecaman dari berbagai pemimpin negara di dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kabar terbunuhnya Abe membuat Jepang kehilangan seorang perdana menteri yang hebat.
“Yang mendedikasikan hidupnya untuk negaranya dan bekerja untuk memastikan ketertiban di dunia,” kata Macron.
Perdana Menteri Inggris yang menyatakan mundur dua hari lalu, Boris Johnson, melalui akun Twitter-nya, mengatakan penembakan tersebut merupakan kabar yang menyedihkan. “Kepemimpinannya dalam dunia global yang belum dipetakan akan dikenang oleh banyak orang,” kata Johnson.
Presiden Indonesia Joko Widodo juga mengucapkan bela sungkawa atas kematian Shinzo Abe. “Kontribusi beliau dalam memperkuat kerja sama RI-Jepang akan selalu kami kenang. Semoga keluarga PM Abe dan masyarakat Jepang diberi kekuatan di masa sulit ini,” kata Jokowi melalui akun Twitter-nya.
AVIT HIDAYAT | REUTERS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo