Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
LAHAN parkir pesawat pribadi di Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat pekan lalu, mendapat penumpang baru. Sebuah pesawat jenis Fokker 28 bernama Athirah terlihat mencolok di kejauhan. Nama burung besi berkapasitas 65 orang itu diambil dari nama ibunda Jusuf Kalla, kandidat presiden yang berpasangan dengan Wiranto. ”Pesawat baru milik Pak JK itu dipakai untuk kampanye Pemilu Presiden 2009,” kata sumber Tempo yang aktif mendampingi KallaWiranto.
Pesawat anyar itu resminya tak diakui anggota tim sukses. ”Pak JK enggak punya pesawat, kok. Kalau helikopter memang punya,” kata Poempida Hidayatullah, juru bicara tim sukses nasional Jusuf Kalla. Menurut dia, selama ini pesawat yang dipakai hanya carteran, kadang pakai Garuda. ”Kalau jarak dekat pakai helikopter atau mobil saja.”
Yahya Ombara, bekas orang dekat Susilo Bambang Yudhoyono yang kini menyeberang ke kubu Kalla, membenarkan Kalla sering mencarter Garuda untuk kampanye. Ia tak pernah menggunakan pesawat kepresidenan. ”Pesawat kepresidenan berangkatnya dari Halim Perdanakusuma,” kata Yahya. ”Pak JK jika mencarter pesawat berangkat dari Cengkareng.”
Berseliwerannya pesawat kandidat di masa kampanye dibenarkan Permadi, fungsionaris Gerindra. Ketika mendampingi Hashim ke Ambon dalam kampanye legislatif, dia bahkan mengalami hal paling berkesan dalam hidupnya. ”Kami makan durian di pesawat,” kata Permadi. ”Namanya juga pesawat sendiri, mau apa saja juga boleh.”
Selain menggunakan pesawat pribadi milik adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, timnya juga mencarter pesawat dan helikopter. Pesawat Hashim dirancang untuk 12 orang, meski sebenarnya bisa menampung 50 orang.
Sumber di tim sukses MegaPro menyebut Prabowo menyewa Fokker 100 saat pemilu legislatif. Harga sewanya Rp 60 juta hingga Rp 80 juta per jam. Adapun Megawati lebih nyaman mencarter Fokker 28 yang dirancang untuk 50 penumpang. Harga sewanya sedikit lebih murah: Rp 50 juta hingga Rp 70 juta per jam. ”Pada saat kampanye pemilihan presiden hari pertama, Bu Mega memakai Fokker 28 ke Lampung,” kata sang sumber. Sekretaris tim kampanye MegaPro, Hasto Kristiyanto, membenarkan menyewa pesawat untuk kampanye. ”Kita sewa pesawat biasa, bukan yang mewah,” katanya.
Berbeda dengan dua rivalnya, SBY tetap memakai pesawat kepresidenan untuk kampanye. ”Tapi akan kita bayar sesuai dengan ongkos yang digunakan,” kata Andi Mallarangeng, juru bicara tim sukses SBYBoediono. Bukan hanya pesawat, semua pendukung kepresidenan—bagian protokoler, dokter, dan pasukan pengamanan presiden—ikut Yudhoyono selama masa kampanye. ”Tapi fasilitas tempat duduk untuk ibu negara atau anaknya akan dibayar pribadi,” kata Andi. Dalam laporan ke Komisi Pemilihan Umum, tim SBYBoediono mencatatkan angka Rp 20 miliar sebagai dana kampanye.
Penggunaan pesawat kepresidenan untuk kampanye Yudhoyono dikritik Yahya Ombara bekas anggota tim sukses SBY yang kini loncat pagar ke kubu Kalla. ”Mestinya ada pemisahan pesawat kepresidenan dan pesawat untuk kampanye,” katanya.
Selain kapal mabur, SBY juga menggunakan bus mewah berlabel ”Omah mlaku” (rumah berjalan) dalam kampanye. Menurut Andi, bus berharga Rp 3 miliar itu tidak dibeli tapi hanya sewa. Dia menolak menyebut harga dan dari mana bus itu didapat. ”Ngapain dibeli, wong cuma dipakai sesaat,” katanya.
Bus bermesin Volvo tipe B12M dengan volume mesin 12.000 CC itu pernah dipakai dalam pemilu legislatif. ”Disewa dari perusahaan bus di Kudus, Jawa Tengah,” kata seorang anggota tim SBYBoediono. Seperti namanya, bus dilengkapi kamar tidur, toilet, bar, televisi, dan perangkat audio. Empat bus serupa juga pernah disewa untuk pemilu legislatif dan ditempatkan di sejumlah kota besar.
Selain untuk transportasi, dana besar bakal dikucurkan untuk memperluas jaringan relawan hingga ke desadesa, termasuk memobilisasi relawan sebagai saksi dan pemantau. Dalam pemilu legislatif, tiap saksi mendapat upah Rp 150 ribu. Honor pemantau sedikit lebih rendah. Menurut seorang anggota tim sukses Kalla, sebagian besar dana pemilu legislatif Partai Golkar tersedot untuk saksi dan pemantau. ”Kalau untuk pemilihan presiden mungkin lebih sedikit,” kata sumber itu.
Dana kampanye juga dipakai untuk membayar artis yang meramaikan panggung kampanye. ”Tapi biasanya Pak JK suka artis baru, yang enggak mahal, sambil mempopulerkan sang artis ke masyarakat,” kata Poempida.
Hasto juga menolak menyebut dana sesungguhnya yang dibutuhkan MegaPro, termasuk yang terserap untuk saksi. Namun dia menandaskan bahwa timnya tak akan mengalokasikan dana untuk mengontrak artis. ”Kampanye diarahkan ke deklarasi politik, kontrak politik dengan gaya sederhana.” Contohnya? ”Prabowo datang ke Kali Code, Yogyakarta, naik perahu, ditarik sejumlah orang,” kata Hasto. Andi juga memilih mengunci mulut dalam soal besaran dana nyata kampanye. Dia mengelak, kampanye SBY berbiaya mahal. ”Itu cuma dekorasi. Enggak mahal.” Andi menjamin belanja kampanye bosnya juga tak banyak. ”Pemilu legislatif kemarin memakan Rp 200 miliar. Sekarang lebih kecil, karena waktunya pendek,” katanya.
Ibrahim Zuhdhi Fahmi Badoh dari Indonesia Corruption Watch (ICW) akan menyelidiki dana kampanye, termasuk belanja iklan di media masa. Tapi untuk mengetahui sekarang tak mungkin, karena KPU baru akan mempublikasikan perincian penggunaan dana kampanye 45 hari setelah contrengan. ”Tapi kami akan memantau secara terperinci,” kata Badoh. ”Masyarakat harus tahu yang sesungguhnya.”
Dwidjo U. Maksum, Agung Sedayu, Munawwaroh, Akbar Tri Kurniawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo