Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Dulu Lukis Sekarang Tempel

Tren Lukisan Di Bak Truk Bergeser Ke Model Stiker. Tetap Khas Dengan Gambar Nakal Dan Kalimat Jail.

25 Mei 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Membaca tulisan Agus Uryanto, 45 tahun, tak boleh sepotong-sepotong agar pesan yang hendak disampaikan tertangkap dengan baik. Biasa menulis dan melukis di dinding kayu bak truk yang lebarnya sekitar 3,5 meter dan tinggi rata-rata 1,5 meter, rupa-rupa pesan itu adalah salah satu tawaran Agus kepada para pelanggannya.

Salah satu contohnya adalah yang baru saja ia rampungkan buat seorang pemesan dari Cirebon. Kalimat pertama yang ia tulis di bagian belakang bak itu terinspirasi slogan Keluarga Berencana yang digagas pemerintah: "Dua Anak Cukup". Tapi kalimat kedua di bawahnya dia kreasikan sendiri: "Dua Istri Ribut". Pesannya, kata Agus, jelas untuk menghibur siapa pun yang kebetulan ada di belakang truk itu. Ia ingin karyanya sedikit mengobati kejengkelan pengendara yang terjebak macet dengan posisi terhalang truk di depannya.

Sebagai pelukis bak truk, Agus juga piawai menggambar tokoh tertentu, dari wajah artis hingga meniru gambar jagoan komik seperti Iron Man. "Sesuai dengan pesanan saja. Gambar dan tulisan semua dari pelanggan," kata Agus saat dijumpai di kawasan Jalan Bypass Perumnas Kota Cirebon, Rabu pekan lalu.

Agus memiliki hobi menggambar sejak masih sekolah. Mengetahui dirinya berbakat, 20 tahun lalu ia ikuti kawannya menawarkan jasa menggambar di perusahaan-perusahaan karoseri. Niat yang awalnya sekadar iseng itu kebablasan. Melukis di bak truk kini jadi mata pencarian Agus. Dengan tarif sekitar Rp 600 ribu sekali lukis, dalam sehari Agus bisa melayani hingga tiga lukisan.

Kendati masih sering mendapat pesanan, sedikit demi sedikit peran Agus dan kawan-kawan kini mulai tergeser oleh hadirnya mesin cetak. Di Batang, Jawa Tengah, misalnya, tren lukisan di bak truk berganti ke lembaran gambar tempel atau stiker sejak 2010. "Hasilnya lebih cepat dan murah," ujar Ahad Khoironi, salah satu pembuat stiker untuk bak truk di Batang.

Harga yang ditawarkan untuk memasang stiker berkisar Rp 350 ribu, hampir separuh dari harga lukisan. Tak hanya tulisan iseng, stiker juga bisa menyediakan jasa cetak dan menempel gambar tokoh tertentu. Misalnya gambar perempuan berpose menggoda, yang jadi favorit para pemesan. Gambar bisa pula ditampilkan dengan efek tiga dimensi. "Yang begini banyak peminatnya," kata Ahad.

Di Surabaya sama saja. Perusahaan karoseri mulai beralih bahkan bekerja sama dengan percetakan untuk membuat stiker sejak tahun 2000-an awal. Menurut Presiden Direktur PT Adicitra Bhirawa, Freddy Pangkey, perusahaan karoseri lebih suka menggandeng percetakan karena waktu pembuatan bak atau boks jadi lebih singkat. "Sama seperti lukisan, konsumen bisa memilih dan membawa rancangannya. Tinggal kami cetak dan kami pasang," katanya.

Meski begitu, Freddy melanjutkan, peminat untuk jasa pelukis truk bukan berarti hilang begitu saja. Pelukis seperti Agus biasanya memang khusus dipesan untuk menghias bak truk kayu, yang masih banyak dipakai di kawasan Cirebon dan Jepara.

Agus pun mengaku tak begitu khawatir dengan fenomena ini. Baginya, melukis lebih dari sekadar pekerjaan. Apalagi ia menekuni seni menggambar sejak kecil. "Selama tak melanggar norma, saya senang-senang saja mengerjakan lukisan atau tulisan apa pun pesanan pelanggan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus