Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bogor, Herry Setiawan mengatakan, hingga H+2 pelaksanaan Pemilu 2019, sedikitnya 4 Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara atau KPPS yang jatuh sakit, salah satu diantaranya meninggal dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Herry mengatakan, dugaan penyebab banyaknya petugas KPPS yang jatuh sakit itu akibat padatnya aktifitas Pemungutan Penghitungan Suara (P2S) yang hingga saat ini, salah satu proses itu masih berlangsung yakni proses hitung suara.
Baca : 2 Ketua PPS Meninggal, KPU Bekasi Minta Evaluasi Menyeluruh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Memang aktifitas pungut hitung ini kan full pagi sampai malam, belum lagi penulisan berita acara yang harus detil dan teliti, sehingga tak sedikit petugas KPPS yang lalai terhadap kondisi badan,” kata Herry dikonfirmasi Tempo, Jumat 19 April 2019.
Herry mengatakan, selain aktifitas P2S yang padat, faktor cuaca juga dianggap sebagai faktor pendukung kejadian tersebut.
“Ya kita tau cuacanya lagi kurang bagus, mungkin sebelumnya ada petugas KPPS yang sakit akibat cuaca, dan pada hari H mereka tetap bertugas,” kata Herry.
Herry menampik adanya riwayat penyakit bawaan yang dialami oleh petugas KPPS menjadi salah satu faktor, pasalnya sebelum menjadi KPPS, pihaknya bekerjasama dengan Dinkes Kabupaten Bogor melakukan cek kesehetan.
Jenazah Ketua PPS TPS 32, Kelurahan Bojongrawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Fransiscus A. Ismantara disemayamkan di rumah duka. Dia meninggal dunia akibat kelelahan usai menjalankan tugas sebagai PPS. Tempo/Adi Warsono
“Sebelum Bimtek KPPS, kami sudah cek kesehatan jadi tidak ada penyakit bawaan, murni karena kelelahan,” kata Herry.
Berdasarkan data yang masuk, kata Herry, ketua KPPS yang jatuh sakit diantaranya terjadi di TPS 09 dan 10 Desa Karya Mekar, Kecamatan Cariu, TPS Desa Cibatok Dua, Cibungbulang.
Simak pula :
Diduga Kelelahan, Ketua PPS Meninggal di Bekasi
Sementara itu, Ketua KPPS TPS 09 Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Jaenal, 56, akhirnya meninggal dunia.
“Ini baru data sementara, kami masih terus mendata, agar para petugas KPPS yang sakit saat bertugas mendapat fasilitas optimal,” kata Herry.