Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Kementerian Perhubungan masih mengharuskan empat tipe mobil Esemka untuk mengulang uji emisi. Sempat mengantongi sertifikat uji tipe, keempat varian Esemka berbahan bakar bensin harus diuji ulang untuk memenuhi standar emisi gas buang Euro 4 yang mulai diberlakukan awal bulan ini. "Mereka harus memenuhi aturan ini dulu jika ingin diproduksi massal," kata Direktur Sarana Direktorat Perhubungan Darat, Sigit Irfansyah, kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia memaparkan, empat tipe mobil tersebut adalah Bima 1.0; Bima 1.3L; Bima 1.3; dan Niaga 1.0. Semula keempatnya telah dinyatakan lolos uji tipe sejak 2016, bersama tiga tipe Esemka berbahan bakar solar, yaitu Bima 1.8D; Digdaya 2.0; dan Borneo 2.7D. Seluruhnya bertransmisi manual dengan penggerak dua roda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakangan, pada Maret 2017, regulasi standar emisi Euro 4 diterbitkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan diterapkan pada Oktober 2018 untuk mobil berbahan bakar bensin. Adapun standar Euro 4 pada mobil berbahan bakar solar akan diterapkan pada 2021.
Uji tipe merupakan serangkaian cek fisik yang harus dilalui sebuah kendaraan bermotor sebelum memasuki tahap pembuatan atau perakitan secara massal. Pengujian emisi gas buang ada di ujung proses ini. Pengecekan dilakukan oleh Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB) di Bekasi, Jawa Barat. Jika dinyatakan layak, kendaraan tersebut akan mendapatkan sertifikat uji tipe (SUT) dari Kementerian Perhubungan.
Kepala BPLJSKB Ca-roline Noorida Aryani mengatakan delapan tipe mobil Esemka semula telah mengantongi sertifikat tersebut. Satu tipe terakhir, yaitu Garuda 1 berbahan bakar solar, lulus uji tipe pada awal bulan lalu. Menurut dia, sejak aturan Euro 4 diberlakukan, belum ada mobil Esemka berbahan bakar bensin yang kembali mengikuti uji emisi.
Jika telah mendapat nomor sertifikat uji tipe (SUT) dan nomor identifikasi kendaraan bermotor (NIK), mobil bisa langsung didaftarkan ke Kementerian Perindustrian untuk mendapatkan izin produksi massal. Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika, sebelumnya me-ngatakan telah berkoordinasi dengan produsen Esemka tentang rencana tersebut.
Putu mengatakan produksi bisa dilakukan bagi sebagian mobil Esemka tersebut. Namun ia belum dapat memastikan kapan produksi massal dimulai. "Soal kapan produksi tergantung pihak Esemka. Kami tinggal menunggu undangan," ujar Putu.
Hingga kemarin, Tempo belum dapat meminta tanggapan manajemen PT Solo Manufaktur Kreasi, pabrik pengembang Esemka. Ab-dullah Makhmud Hendropriyono, yang ikut merintis pembangunan pabrik di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tersebut menyatakan tak lagi terlibat dalam pengelolaan perseroan.
Meski sempat mengunjungi pabrik awal bulan ini, Hendropriyono tak mengetahui detail syarat standar Euro 4 yang kini menjadi tantangan baru bagi empat tipe Esemka berbahan mobil bensin. "Saya kurang paham," kata dia. YOHANES PASKALIS | EGI ADYATAMA
Delapan Tipe Menunggu Produksi
Kementerian Perhubungan telah meluluskan delapan tipe mobil Esemka dalam uji tipe. Namun empat tipe di antaranya, yang berbahan bakar bensin, perlu mengulang uji emisi dengan standar Euro 4. Adapun empat tipe lainnya tetap dinyatakan layak untuk diproduksi secara massal. Berikut ini delapan mobil Esemka yang tengah menunggu produksi.
GARUDA I 2.0
Jenis: Mobil Penumpang SUV
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 4)
Selesai SUT: September 2018
Jenis Bahan Bakar: Solar
BIMA 1.0
Jenis: Mobil Barang Muatan Terbuka
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 2)
Selesai SUT: April 2016
Jenis Bahan Bakar: Bensin
BIMA 1.3 L
Jenis: Mobil Barang Muatan Terbuka
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 2)
Selesai SUT: April 2016
Jenis Bahan Bakar: Bensin
BIMA 1.3
Jenis: Mobil Barang Muatan Terbuka
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 2)
Selesai SUT: Februari 2016
Jenis Bahan Bakar: Bensin
BIMA 1.8D
Jenis: Mobil Barang Muatan Terbuka
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 2)
Selesai SUT: Februari 2016
Jenis Bahan Bakar: Solar
NIAGA 1.0
Jenis: Mobil Penumpang
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 2)
Selesai SUT: Maret 2016
Jenis Bahan Bakar: Bensin
DIGDAYA 2.0
Jenis: Mobil Barang Muatan Terbuka Kabin Ganda
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 2)
Selesai SUT: Maret 2016
Jenis Bahan Bakar: Solar
BORNEO 2.7D
Jenis: Minibus
Transmisi: Manual
Penggerak Roda: (4 x 2)
Selesai SUT: Maret 2016
Jenis Bahan Bakar: Solar
EGI ADYATAMA | SUMBER: WAWANCARA, DIOLAH TEMPO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo