Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KOTA GUATEMALA - Setidaknya 25 orang, termasuk 3 anak, tewas dan hampir 300 orang terluka akibat erupsi Gunung Fuego di Guatemala, Ahad lalu. Volcan de Fuego, yang berarti "Gunung Berapi", memuntahkan aliran lava sejauh 8 kilometer dan menyemburkan segumpal asap tebal dan abu hitam yang menghujani ibu kota dan daerah sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mayat-mayat korban hangus terbakar di atas sisa-sisa aliran piroklastik setelah terjadinya letusan. Ratusan polisi, tentara, dan pekerja kemanusiaan dikirim ke daerah-daerah yang terkena dampak. Mereka menemukan tubuh-tubuh hangus yang bertumpu pada sisa-sisa uap aliran piroklastik. "Suhu aliran piroklastik lebih dari 700 derajat Celsius dan abu vulkanis dapat turun pada radius 15 kilometer," ujar Eddy Sanchez, Direktur Seismologi, Vulkanik, dan Meteorologi Guatemala, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fuego adalah salah satu gunung api paling aktif di Amerika Latin. Letusan besar menghancurkan peternakan terjadi pada 1974, tapi tak ada korban jiwa. Letusan lain terjadi pada Februari lalu, dengan melontarkan abu vulkanis mencapai 1,7 kilometer.
Sergio Cabañas, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional, mengatakan Kota El Rodeo seakan-akan "dikubur" akibat tertutup debu vulkanis. Abu vulkanis sampai ke Kota Guatemala. Tentara membersihkan landasan di Bandar Udara La Aurora. Adapun Presiden Jimmy Morales menyatakan tiga hari berkabung nasional. REUTERS | BBC | SUKMA LOPPIES
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo