Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Film Dirty Vote Dilaporkan ke Polisi, Pakar Hukum UGM: Enggak Masuk Akal

Pakar hukum UGM Herlambang Wiratraman pelaporan terhadap Film Dirty Vote bisa mengancam kebebasan akademik dan kesenian.

13 Februari 2024 | 20.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara sekaligus Peneliti HAM Universitas Gadjah Mada (UGM) Herlambang Perdana Wiratraman merespons soal Dewan Pimpinan Pusat Forum Komunikasi Santri Indonesia (DPP Foksi) yang melaporkan tiga pakar hukum dan sutradara film Dirty Vote ke Polda Metro Jaya. Menurut dia,

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kalau dikaitkan dengan konten, (film itu) penuh saintifikasi. Ada data, ada fakta, bahkan ada analisis, yang itu semua menggunakan istilah-istilah populer dalam kajian ilmu hukum tata negara," kata Herlambang saat mengisi diskusi film di ruang virtual FH UGM, Selasa, 13 Februari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Herlambang juga menyebut bahwa pelaporan terhadap Zainal Arifin Mochtar, Feri Amsari, Bivitri Susanti, beserta Dandhy Laksono selaku sutradara, merupakan bentuk ketidaksiapan pelapor terhadap substansi film ihwal kecurangan Pemilu 2024. 

"Pihak-pihak yang keberatan dengan film itu ya bikinlah film-film tandingan, bikinlah produksi pengetahuan yang bisa menandingi data, fakta, dan analisis yang disampaikan ketiga kolega ini," ujarnya. 

Doktor hukum lulusan Universitas Leiden, Belanda itu juga menilai pelapor sebaiknya memberikan sanggahan tanpa menempuh jalur pemidanaan. "Enggak masuk akal juga kalau ini dipidanakan karena apa yang disampaikan mengenai kepentingan umum," tuturnya. 

Herlambang menjelaskan bahwa konten dalam film itu pada dasarnya merupakan legitimate expression, yakni ekspresi yang seharusnya dilindungi. Dia juga menyebut bahwa seharusnya lembaga-lembaga yang memiliki otoritas perlu menindaklanjuti penemuan dugaan kecurangan dalam film itu. "Harusnya berterima kasih pada para pekerja yang memproduksi film ini," ucapnya. 

Tak hanya itu, pakar HAM itu juga menyebut potensi pembungkaman kebebasan akademisi karena basis konten film Dirty Vote berdasarkan hasil penelitian. Kebebasan berkesenian, jelas Herlambang, juga akan terampas lewat pelaporan film ini. "Karena ini adalah film, bagian dari art, yang harus dilindungi," katanya. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus