Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti perempuan. Penyakit ini dipicu risiko-risiko terkait kanker payudara yang tidak dapat dihindari, misalnya terlahir sebagai wanita, faktor genetik, dan mencapai usia tertentu. Namun, ada cara untuk mengurangi risikonya.
Dokter spesialis bedah onkologi Rumah Sakit MMC Jakarta Farida Briani mengatakan, salah satu cara untuk mengurangi risiko kanker payudara adalah dengan gaya hidup sehat. “Kalau Anda hidup sehat, Anda akan terlindungi paling tidak sepertiga tidak terkena kanker, mudah-mudahan,” kata dia dalam acara Media dan Corporate Gathering Penanganan Kanker Payudara di Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2022.
Berikut beberapa gaya hidup sehat yang dianjurkan dokter untuk mencegah kanker payudara.
1. Jaga berat badan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jaga berat badan normal. Sebab, obesitas akan meningkatkan risiko kanker payudara,” kata Farida.
Belum diketahui pasti hubungan antara obesitas dan kanker payudara, tetapi penelitian membuktikan bahwa wanita obesitas pascamenopause memiliki peningkatan 20-40 persen risiko kanker.
2. Olahraga teratur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setiap orang yang ingin sehat disarankan berolahraga intensitas sedang selama 150 menit dalam seminggu. Ini berarti, olahraga bisa dilakukan lima hari dalam seminggu masing-masing 30 menit.
3. Makan makanan sehat
Banyak yang menghubungkan kanker dengan makanan. Tapi gaya hidup sehat bukan hanya makanan. Bahkan Dewi mengatakan bahwa sering kali orang bertanya makanan yang dipantang dan dibolehkan saat terkena kanker, tapi pada dasarnya makanan apa saja boleh asalkan bahan makanan asli, dimasak denan sehat, jumlah secukupnya, dan bervariasi.
4. Hindari rokok dan alkohol
Banyak penelitian yang menghubungan antara rokok dan alkohol dengan kanker payudara. Misalnya, sebuah penelitian National Institutes of Health pada 2011 menyebutkan bahwa wanita dengan riwayat merokok memiliki risiko kanker payudara lebih tinggi 10 persen daripada mereka yang tidak sama sekali. Risiko akan lebih tinggi ketika perokok juga minum alkohol.
5. Cukupi asupan vitamin D
Farida mengatakan bahwa ada studi yang menyebutkan bahwa kecukupan vitamin D akan mencegah pembelahan sel yang bermutasi menjadi tumor. Sayangnya, kecukupan vitamin D orang Indonesia cenderung rendah walaupun hidup dengan sinar matahari sepanjang tahun.
6. Sreening
Screening atau menjalani pemeriksaan payudara dengan SADARI bisa dimulai sejak akil balik, mengingat pasien kanker payudara di Indonesia berusia lebih muda. Ketika usia 25 tahun, pemeriksaan dilakukan secara klinis setahun sekali meskipun tidak ada keluhan.
Pada usia 40, perempuan dengan riwayat kanker payudara di keluarganya atau tidak, memeriksakan diri setiap tahun. “Malin tua, risiko kanker payudara semakin tinggi sampai usia 70. Di usia 70 tahun, risiko kanker sudah flat,” kata Farida.
Baca juga: Mengenal Bedah Rekonstruksi Payudara untuk Penyintas Kanker
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.