Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Partai Golkar langsung mendekati Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk membentuk koalisi dalam Pilkada Jawa Barat. Komunikasi itu dilakukan setelah partai berlambang beringin itu mencabut dukungannya terhadap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Ketua Harian Partai Golkar, Nurdin Halid, menuturkan saat ini tim pemenangan pilkada partainya sudah merumuskan tokoh yang bakal diusung bersama PDI Perjuangan. “Kami sedang melihat simulasinya, bisa Dedi Mulyadi dengan Anton Charliyan,” kata dia di kantornya, kemarin.
Dedi adalah Bupati Purwakarta yang sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Daerah Golkar Jawa Barat. Adapun Anton adalah perwira tinggi polisi berpangkat inspektur jenderal yang kini menjabat Wakil Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian. Anton juga pernah menjadi Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan pintu koalisi dengan Golkar di Jawa Barat memang terbuka lebar. Apalagi, ucap Hasto, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sudah memerintahkannya bertemu dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk membahas peluang koalisi tersebut. “Ada semangat untuk bergandengan tangan,” ujar dia.
Nama Anton memang sudah masuk daftar tokoh yang berpeluang diusung oleh PDI Perjuangan. Selain Anton, partai berlambang banteng bermoncong putih itu mempersiapkan calon lain. Seperti Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Tubagus Hasanuddin dan Puti Guntur Soekarno yang merupakan cucu Presiden Sukarno. “Nama-nama itu masih kami timbang,” ujar dia. “Kami akan umumkan pada Januari mendatang.”
Syarat minimal bagi partai atau koalisi partai untuk mengajukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur di Jawa Barat adalah 20 kursi parlemen di daerah tersebut. Golkar memiliki 17 kursi, sedangkan PDI Perjuangan yang merupakan partai terbesar di Jawa Barat memiliki 20 kursi.
Baca: Nurdin Sebut Dedi Mulyadi Prioritas Golkar dalam Pilkada 2018
Saat ini sudah ada dua koalisi partai yang telah terbentuk di Jawa Barat. Pertama adalah koalisi Partai Nasional Demokrat (5 kursi), Partai Persatuan Pembangunan (9 kursi), dan Partai Kebangkitan Bangsa (7 kursi) yang mendukung Ridwan Kamil. Koalisi yang ditinggalkan Golkar ini tampaknya tidak terlalu solid dan masih menjadikan posisi wakil gubernur sebagai rebutan. “Kami akan tunggu sampai Kamis pekan depan, kalau tidak mengusung Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum (sebagai wakil), dukungan bisa dicabut PPP,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi.
Koalisi kedua adalah Partai Demokrat (12 kursi), Partai Keadilan Sejahtera (12 kursi), dan Partai Amanat Nasional (4 kursi) yang mengusung pasangan Deddy Mizwar-Ahmad Syaikhu. Koalisi ini juga awalnya akan didukung oleh Gerindra (11 kursi) yang belakangan membatalkan dukungan dan menyatakan mengusung Mayor Jenderal (Purnawirawan) Sudrajat. Bahkan, untuk Pilkada Jawa Barat ini Gerindra berencana menarik PKS dan PAN untuk masuk koalisi baru yang akan dibentuknya.
ADAM PRIREZA | AHMAD FAIZ
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
rdin