Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
DPP Partai Golkar mempersiapkan pergantian jabatan Azis Syamsuddin di DPR dan di partai.
Pergantian dilakukan sesuai dengan mekanisme internal Partai Golkar ataupun UU MD3.
Sejumlah nama pemimpin Komisi di DPR berpotensi dipilih untuk menggantikan Azis
JAKARTA – Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar telah mempersiapkan pergantian jabatan Azis Syamsuddin di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan di partai. Pergantian tersebut menunggu pernyataan resmi Komisi Pemberantasan Korupsi perihal status Azis yang diduga terbelit kasus suap dalam penanganan perkara korupsi dana alokasi khusus (DAK) Kabupaten Lampung Tengah di KPK. Di DPR, Azis menjabat wakil ketua, sedangkan di partai sebagai Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang-bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Partai Golkar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Badan Advokasi Hukum dan Hak Asasi Manusia DPP Partai Golkar, Supriansa, mengatakan partainya segera mengganti Azis dari jabatan Wakil Ketua DPR setelah KPK menetapkannya sebagai tersangka. “Partai Golkar akan mempersiapkan pergantian posisi Wakil Ketua DPR RI sesuai dengan mekanisme, baik yang ada di internal Partai Golkar maupun sesuai dengan UU MD3 (MPR, DPR, DPRD, dan DPD),” ujar Supriansa kepada Tempo, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Supriansa menegaskan bahwa Golkar menunggu kepastian status hukum Azis dari KPK sebagai penghormatan partai terhadap proses hukum yang dilakukan komisi antirasuah. Meski begitu, dia belum bisa memaparkan sosok pengganti Azis yang bakal disiapkan Partai Golkar.
KPK menangkap Azis Syamsuddin di rumah pribadinya, di Jalan Gedung Hijau II, Pondok Pinang, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, kemarin petang. Azis dijemput paksa setelah tidak hadir dalam pemeriksaan sebagai tersangka kasus suap dalam penanganan perkara korupsi DAK Lampung Tengah di KPK.
Azis bersama Aliza Gunado—kolega Azis di Partai Golkar—diduga telah menyuap Stepanus Robin Pattuju, penyidik KPK, sebesar Rp 3,15 miliar dari komitmen awal sebesar Rp 4 miliar. Uang itu diberikan oleh Azis dan Aliza kepada Robin dan Maskur Husain, advokat yang juga kolega Robin. Suap ini diberikan agar penanganan perkara korupsi DAK Lampung Tengah di KPK tidak merembet ke Azis.
Wakil Ketua DPR Aziz Syamsuddin menjalani pemeriksaan lebih lanjut setelah dilakukan penangkapan paksa oleh tim penyidik, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, 24 September 2021. TEMPO/Imam Sukamto
Azis kemarin tiba di gedung Merah Putih KPK pada pukul 19.55 WIB setelah penyidik mendatangi rumahnya pada pukul 16.00 WIB. Keluar dari mobil Innova hitam, Azis, yang mengenakan kemeja batik cokelat dan sepatu hitam, memilih bungkam dan bergegas ke lantai 2 ruang pemeriksaan. Setelah diperiksa selama hampir lima jam, KPK mengumumkan Azis sebagai tersangka kasus DAK Lampung. Komisi antirasuah langsung menahan Azis selama 20 hari di rumah tahanan Polres Jakarta Selatan untuk penyidikan kasus tersebut.
Seorang politikus Partai Golkar menceritakan, sejak dua pekan terakhir, persaingan perebutan kursi Wakil Ketua DPR kian sengit lantaran Azis sudah pasti bakal dijerat KPK. Sejumlah nama muncul, antara lain Wakil Ketua Komisi Energi DPR, Maman Abdurrahman; anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR, Melchias Marcus Mekeng; Ketua Komisi Pemerintahan DPR, Ahmad Doli Kurnia; dan Wakil Ketua Komisi Hukum DPR, Adies Kadir.
Menurut sumber itu, calon kuat yang dipilih adalah Adies Kadir. Alasannya, menurut sumber itu, Adies Kadir dipercaya lantaran dekat dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Dia juga dipercaya memiliki banyak pengalaman di bidang hukum. Adies juga bakal diplot sebagai Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang-bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Partai Golkar menggantikan Azis.
Adies, saat dimintai konfirmasi dan tanggapan, enggan menjawab ihwal skenario partai yang akan menempatkannya sebagai Wakil Ketua DPR menggantikan Azis. Dia juga enggan menjawab ihwal persaingan perebutan kursi Wakil Ketua DPR di partainya. “Besok press conference di Fraksi Golkar pukul 14.00 WIB,” ujar Adies ketika dimintai konfirmasi.
Adapun Melchias menyatakan tidak disiapkan sebagai pengganti Azis sebagai Wakil Ketua DPR. Dia juga menepis kabar bahwa dirinya berlomba-lomba melobi sejumlah petinggi Partai Golkar agar dipilih sebagai Wakil Ketua DPR. “Saya enggak ke mana-mana,” kata dia pada 11 September lalu. Sedangkan Ahmad Doli Kurnia menolak berkomentar saat dimintai konfirmasi oleh Tempo.
Kuasa hukum Partai Golkar, Samsul Huda, menyatakan bahwa partainya berfokus memantau perkembangan status Azis dalam kasus korupsi DAK Lampung Tengah. Dia mengatakan semua informasi ihwal sikap partai bakal disampaikan secara langsung oleh Adies.
AVIT HIDAYAT | ROSSENO AJI | BUDIARTI UTAMI PUTRI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo