Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Guna Tata Krama dalam Keseharian

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Uliviana Restu Handaningtias, mengatakan etiket bukan hanya penting, tapi juga secara alamiah dan naluriah sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

2 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peribahasa "alah bisa karena biasa" cocok untuk menggambarkan Vindy Lee, chef sekaligus kreator konten yang sering membagikan video tentang etiket makan pada jamuan resmi alias formal dining. Sejak kecil, Vindy sering mendapatkan pelajaran tentang tata krama dari ayahnya. Dari posisi duduk harus selalu tegap hingga cara berbicara dengan orang yang lebih tua.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sang ayah juga menanamkan prinsip menghormati setiap budaya dan tempat yang dipijaknya. Sebab, sejak kecil Vindy sering berpindah negara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Vindy, etiket dasar yang perlu dimiliki adalah sopan santun, menghormati orang lain, berpikiran positif, berkata baik, dan menjaga kebersihan. “Soft skill ini, kan, enggak ada di buku. Hal sekecil itu akan membuat pasangan, teman, atau siapa pun lebih nyaman,” ujar Vindy. 

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Uliviana Restu Handaningtias, mengatakan etiket bukan hanya penting, tapi juga secara alamiah dan naluriah sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Manusia tidak bisa hidup tanpa etiket karena secara lahiriah dan naluriah mempelajari hal itu sejak dini. 

Dengan cara melihat bagaimana keluarga, teman sepermainan, ataupun tetangga bertindak, hal itu akan terekam di memori seseorang. Secara alamiah, kata Uliv, seseorang akan melakukan hal yang sama. Ini merupakan pola sosial yang pasti terjadi di masyarakat sosial. "Yang namanya etiket itu berjalan mengikuti," ujar Uliv kepada Tempo, Rabu, 28 September lalu.

Berbeda dengan etika yang disebut sebagai ilmu. Menurut Uliv, etiket berkaitan dengan perilaku. Secara spesifik, ia berkaitan dengan tata cara, adat istiadat, tradisi, norma, dan nilai yang bisa menuntun perilaku seseorang untuk menentukan hal yang baik dan benar.

Uliviana Restu Handaningtias, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dok. Pribadi

Etiket lahir dari kebiasaan yang dilakukan sehingga menjadi budaya yang dipelihara selama turun-temurun. Namun setiap budaya memiliki etiket yang berbeda karena berasal dari pola pikir yang berbeda juga. "Pola pikir biasanya menjadi sumber dari semua ide, opini, gagasan, dan pendapat," kata dia. 

Ketika berada di antara masyarakat yang memiliki budaya yang beragam, Uliv mengatakan seseorang dapat menerapkan etiket universal atau etiket berbuat baik, yang dipahami oleh budaya mana pun. Misalnya, mengucapkan perkataan, sikap, dan perilaku baik. Kemudian hormat kepada yang lebih tua. "Jika etiket tidak ada, seseorang akan mudah membuat orang lain kesal." 

Dalam kehidupan sehari-hari, Uliv menjelaskan, etiket bertujuan membina dan memelihara hubungan baik dengan sesama manusia. Hubungan baik inilah yang akan mendorong perkembangan manusia, baik dari segi budaya, politik, sosial, maupun ekonomi. "Jika manusianya berkembang, peradabannya juga berkembang. Peradabannya berkembang, budayanya juga berkembang. Budayanya ikut berkembang, kembali ke yang pertama, manusianya juga akan ikut berkembang," ujar Uliv.

Pakar etiket Mien Rachman Uno menambahkan bahwa setiap orang tidak mungkin menguasai semua aturan yang ada dalam etiket. Tapi, apabila mampu mengembangkan sikap dasar yang selalu menyenangkan orang lain, seseorang akan mampu memberikan perhatian yang jujur dan tulus kepada orang di sekitarnya.

FRISKI RIANA | VHINA NOVIYANTI (MAGANG)

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus