Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bukan tanpa alasan Penjabat (PJ) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono tak berkaus kaki saat menghadiri peringatan HUT Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi ke-20 di Aula Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat pada Sabtu, 26 Agustus 2023. Dia rupanya ingin mengenang proses normalisasi sungai di Kali Angke 20 tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bukan karena tidak menghargai ulang tahun ini, tapi saya ingin mengenakan pakaian yang serupa dengan 20 tahun lalu," katanya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat itu, Heru Budi mengatakan dirinya masih menjadi Kepala Sub Bagian Tata Pemerintahan dan membantu proses normalisasi Kali Angke. Dia bercerita mengunjungi rumah-rumah warga mengenakan kaos putih, celana jeans, dan sepatu hitam tanpa kaus kaki seperti yang ia pakai saat ini. Saat itu juga, dia menambahkan, Jakarta baru saja dilanda banjir besar.
"Jadi saya datang dari satu rumah ke rumah lain, setelah rapat besar di Balai Kota," katanya sambil menambahkan gubernur dan wali kota seluruhnya menginstruksikan untuk segera melakukan sosialisai normalisasi sungai. "Waktu itu juga sama, bareng Pak Aguan dan Pak Franky," kata Heru Budi menunjuk Sugianto Kusuma, bos Agung Sedayu Group, dan Franky Widjaja, putra dari pendiri Grup Sinar Mas Eka Tjipta Widjaja, yang hadir di acara HUT yang sama.
Penjabat Gubernur Jakarta Heru Budi menghadiri acara HUT Rumah Susun Cinta Kasih Tzu Chi ke-20 di Aula sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat pada Sabtu, 26 Agustus 2023. Tempo/Nur Khasanah Apriliani
Heru melanjutkan, selain selalu berganti baju dengan baju yang serupa setiap mengunjungi warga, ia juga mengajak warga di bantaran Kali Angke untuk menanggulangi banjir dengan cara pelebaran kali. Menurutnya, tidak semua warga berkenan. Kendala yang ia temui, antara lain, permintaan masyarakat yang meminta rumah susun di mana pada masa itu, kata Heru, Pemerintah DKI belum memiliki program dan anggaran untuk pembangunannya.
"Lantas dengan rendah hatinya seluruh jajaran Tzu Chi (Yayasan Buddha Tzu Chi) membangun rusun di Jakarta Barat. Jadi saya ucapkan terima kasih," kata dia. Kesediaan membangun sekalipun keputusan saat itu adalah membayar uang kontrak selama tujuh bulan.
Heru juga menjelaskan kendala lain berupa keinginan warga terdampak normalisasi Kali Angke yang ingin melihat bentuk rusun tersebut. Heru lalu menggalang bersama-sama menjemput warga untuk melihat rusun. "Alhamdulillah saat itu yang datang 15 ribu KK," tutur dia.
Heru juga menyebut warga eks Kali Angke merupakan pahlawan yang berhasil membebaskan kawasan itu dari banjir. Karena berkat mereka yang bersedia pindah, Kali Angke dapat dilebarkan.
NUR KHASANAH APRILIANI
Pilihan Editor: Car Free Day Hari Ini, Awas Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat