Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Yodyakarta - Hari Lebaran skuteris atau pecinta skuter, Indonesian Scooter Festival 2019, resmi dibuka Sabtu siang 21-September 2019 bertempat di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Perhelatan kali ketiga ini ternyata banyak sekali konten menarik yang coba disuguhkan oleh penyelenggara kepada khalayak luas. Tak hanya bagi pecinta otomotif saja, namun juga kepada masyarakat umum yang ingin mengetahui lebih banyak tentang bidang tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Satu yang mencuri perhatian dan belum ada di dua penyelenggaraan sebelumnya tak lain Scooter Museum atau museum skuter.
Jangan membayangkan museum ini seperti bangunan museum pada umumnya. Sebab museum skuter ini sebenarnya hanya berupa sebuah space tertutup khusus, yang dibangun meggunakan bahan kertas dan dicat menyerupai sebuah gua purba. Di pintu masuknya tertulis ‘ISF Scooter Cave’
Dalam gua berukuran luas sekitar 100 meter persegi itu pengunjung diajak menyusuri sebuah lorong yang di kiri kanannya terdisplay tak kurang 14 skuter yang disebut-sebut kategori paling tua dan langka di dunia.Skuter langka DKW Hobby Manurhin buatan Jerman 1954 di Indonesian Scooter Festival 2019, 21-22 September 2019 di Jogja Expo Center (JEC) Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Saat Tempo memasuki gua skuter itu, misalnya menemukan skuter langka Carnielli Vittoria yang diproduksi tahun 1951.
Skuter Vittoria yang diproduksi Italia termasuk item terlangka yang di masa silam kerap digunakan para pilot angkatan perang Indonesia sebagai transportasi cepat begitu mereka turun dari pesawat terbang. Kendaraan taktis dengan mesin di tengah itu tampak masih terawat seluruh bagiannya.
“Vittoria ini langka karena tidak dijual massal, jadi yang bisa memilikinya itu benar benar beruntung,” ujar Dwi Yudha Danu, pendiri ISF kepada Tempo ditemui di lokasi acara.
Adapun Vittoria ini, ujar Danu, milik seorang kolektor asal Semarang yang menjaga benar unit tersebut. Hal ini terbukti dengan mesin motor berwarna gelap kebiruan itu yang masih menyala normal saat ini. “Semua masih orisinil dan sehat,” ujar Danu.
Adapun seri unik lain yang bisa ditemukan di museum skuter itu yakni Terrot Scooter, yang diproduksi di Dijon Perancis tahun 1951 silam. Skuter dengan tampilan yang sudah dicat ulang warna biru telur asin bersih ini merupakan cikal bakal Peugeot. Skuter ini kerap disebut sebagai mobil dua roda yang juga menjadi iklannya dahulu semasa awal diproduksi.
Tak hanya itu, di museum itu ada pula sejumlah varian skuter balap. Seperti Vespa GS atau Grand Sport VS3 Messerchemitt versi Jerman yang menjadi ikon perintis motor balap Vespa keluaran tahun 1957. Begitu spesialnya GS VS3 ini, lokasinya disendirikan di sebuah space agak menurun dan hanya bisa dilihat agak jauh oleh pengunjung.
Selain itu ada juga Lambretta Li keluaran 1967 yang seluruh cat nya masih original. Cat original yang melekat pada skuter adalah hal termewah dan pasti diburu para kolektor.
Sedangkan dibagin penghujung museum, sebuah koleksi langka DKW Hobby Manurhin buatan Jerman 1954 terpampang gagah dengan restorasi penuh bagian bodinya.
“Cukup sulit mencari skuter-skuter di museum ini. Kami coba datangkan agar pecinta skuter dan masyarakt umum yang hadir di even ISF 2019 semakin memahami seluk beluk skuter dan tentu saja semakin mencintai karya masa lalu,” ujar Yudha.
Indonesian Scooter Festival 2019 ini digelar hanya dua hari atau sampai Minggu 22 September 2019. Ada ratusan unit skuter berbagai jenis dan tahun dipamerkan dalam gelaran ini.