Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Arsip

Ini Alasan NASA Teliti Gerhana Matahari Total di Maba  

NASA pilih Maba karena ini area paling timur dan paling tengah dari lintasan gerhana matahari total.

8 Maret 2016 | 13.12 WIB

Gerhana Matahari total. National Astronomical Observatory of Japan/Getty Images
Perbesar
Gerhana Matahari total. National Astronomical Observatory of Japan/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Dari semua titik yang dilalui gerhana matahari total pada Rabu, 9 Maret 2016, lembaga antariksa Amerika NASA memilih melakukan pengamatan dari Maba, Maluku Utara. Apa alasan mereka memilih tempat ini?

“Karena ini area paling timur sekaligus paling tengah dari lintasan,” kata Emanuel Sungging, Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Jakarta pada Jumat pekan lalu. Dalam penelitian GMT kali ini, NASA bekerja sama dengan peneliti dari LAPAN.

Ia mengatakan gerhana kali ini cukup spesial lantaran berlangsung di daerah tropis. Atmosfernya sangat stabil hingga resolusi pengamatan lebih tinggi karena tak terhalang awan maupun getaran cuaca. Maba, di antara 12 titik lain yang dilalui gerhana, juga memiliki jumlah awan dan potensi hujan paling rendah.

Dalam kerja sama ini, NASA dan LAPAN akan mengamati lontaran massa korona matahari. Tim terdiri atas empat orang peneliti Goddard Space Center NASA dan lima orang dari LAPAN. “Kami akan mengamati lontaran massa korona (CME) pada saat itu,” kata salah satu peneliti dari Goddard Space Flight Center NASA, Nelson Reginald.

Pada saat gerhana, karena cahaya matahari tak terlalu kuat, peneliti mendapat kesempatan lebih melihat bagian-bagian matahari. Korona memang selalu terlihat, tapi jutaan kali lebih terang ketimbang permukaan matahari--atau setara dengan bulan. Karena itu, biasanya korona menyatu dengan cahaya di sekelilingnya.

NASA akan memanfaatkan 3 menit kegelapan untuk mempelajari polarisasi cahaya yang datang dari bagian dalam korona. Mereka akan mencatat informasi penting terkait dengan temperatur serta kecepatan perpindahan elektron pada bagian tersebut.

Nat Gopalswamy, penanggung jawab tim peneliti NASA untuk proyek ini, mengatakan timnya telah menyiapkan peralatan yang mereka butuhkan. “Kami membawa kamera polarisasi terbaru,” tuturnya di kesempatan yang sama.



URSULA FLORENE

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ursul florene

ursul florene

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus