Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nyali demi Rusia
DI bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin, Rusia perlahan-lahan mengukuhkan posisi dan pengaruhnya dalam politik global. Pria 63 tahun kelahiran Leningrad (kini St Petersburg) ini punya nyali untuk itu. Langkah mutakhirnya, yang mengubah situasi geopolitik, adalah saat membawa Rusia terjun langsung ke Suriah, akhir September lalu.
Bersama Iran, Putin mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, berseberangan dengan Amerika Serikat. Ia membawa Rusia berperan aktif memerangi kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), meski langkah ini dituding sebagai kedok untuk menggempur kelompok pemberontak anti-Assad.
Putin tidak segan berkonflik dengan pemimpin negara lain. Pada akhir November lalu, ia berperang kata dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan selepas insiden penembakan Sukhoi di perbatasan Turki dan Suriah. Kontroversi semacam ini terjadi sejak Putin kembali berkuasa pada 2012. Tahun lalu ia bergeming meski negaranya dijatuhi sanksi internasional karena merebut Crimea dari Ukraina. Kekuasaannya di dalam negeri praktis dominan. Dengan pendirian yang sama, di Suriah, ia membuat koalisi negara Barat yang dipimpin Amerika terlihat lemah.
Angela Merkel di Jalan yang Benar
Angela Dorothea Merkel bisa memilih kebijakan yang populer di mata rakyat Jerman tentang banjir pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Sebagai Kanselir Jerman, Merkel bisa saja menuruti pawai anti-imigran yang merebak selama setahun terakhir. Tapi perempuan 61 tahun asal Jerman Timur ini memilih jalan yang ia pikir benar: menjadikan Jerman sebagai negara anggota Uni Eropa yang menerima pengungsi terbesar tahun ini—hampir mencapai satu juta orang dari daerah konflik di Timur Tengah dan Afrika.
Kekhalifahan Bersimbah Darah
JIHADI John mewakili sisi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang paling brutal. Selama bergabung dengan ISIS, pemuda berlogat Inggris selatan yang lahir dengan nama Mohammed Emwazi ini menyembelih tak kurang dari delapan orang. Semua direkam dalam video yang tersebar ke seluruh dunia.
John tewas dalam serangan drone di Raqqah, November lalu, tapi kebrutalan yang dipertontonkannya telah memancing gelombang serangan udara Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis terhadap kekhalifahan ISIS di Irak dan Suriah. ISIS sendiri merupakan produk perselisihan di dalam tubuh Al-Qaidah. Dibandingkan dengan cara-cara dan pandangan ISIS yang kaku dan keras, Al-Qaidah di bawah Usamah bin Ladin jadi tampak "moderat". Terakhir, serangan ISIS di Paris menewaskan 132 orang sipil, bulan lalu.
Januari
Februari
Maret
April
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo