Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Pemerintah membuka Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah, untuk investor asing yang hendak merelokasi pabriknya ke Indonesia. Lahan seluas 4.000 hektare disiapkan untuk menampung para pengusaha. Untuk fase awal, pemerintah menyiapkan 450 hektare.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Joko Widodo menjanjikan kemudahan berinvestasi bagi investor asing. Perizinan akan ditangani seluruhnya oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). "Saya sudah perintahkan kepada Kepala BKPM, berikan pelayanan sebaik-baiknya bagi industri yang akan relokasi dari Cina ke Indonesia, baik itu dari Jepang, Taiwan, Korea, Amerika, maupun dari negara mana pun," ujarnya, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Indonesia sedang menantikan kedatangan pengusaha Amerika dan Jepang yang berencana merelokasi pabriknya. Presiden pada awalnya menawarkan Kawasan Industri Brebes, Jawa Tengah, yang telah ditetapkan sebagai proyek strategis nasional, sebelum opsi di Batang muncul.
Menteri BUMN Erick Thohir menuturkan pembangunan kawasan industri di Brebes membutuhkan pembebasan lahan terlebih dulu, sementara pemerintah dikejar waktu. Dia menyarankan Kawasan Industri Batang untuk dikembangkan lantaran terdapat lahan milik PT Perkebunan Nusantara di sana.
Di atas lahan kawasan industri ini nantinya para investor tak perlu membeli lahan. Mereka dapat menyewa selama jangka waktu tertentu melalui kerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III. "Melalui PTPN III, kami yang akan membebaskan lahan, sehingga tanah seluruh kawasan ini menjadi milik BUMN dan akan memudahkan serta meyakinkan kerja sama dengan investor yang datang untuk menanamkan modal dengan cara sewa lahan berjangka panjang," tuturnya.
Dukungan infrastruktur untuk kawasan tersebut juga sudah terhitung lengkap. Lokasinya berada di sisi utara jalan tol Trans Jawa. Di sana akan disiapkan pula dry port. Erick menyatakan PT PLN akan menyiapkan jaringan listrik dari PLTU Batang yang memiliki kapasitas 2 x 1.000 megawatt dan PLTS 50 megawatt. Tahap pertama pengembangan kawasan industri di lahan seluas 450 hektare ini diperkirakan akan menampung 30 ribu tenaga kerja lokal.
DEWI NURITA | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo