Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Iran Luncurkan Rudal Balistik

Iran meluncurkan peluru kendali (rudal) balistik dan jelajah buatan dalam negeri, kemarin.

21 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peluncuran peluru kendali atau rudal balistik dan jelajah milik Iran pada 20 Agustus 2020. WANA (West Asia News Agency) via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Iran Luncurkan Rudal Balistik

  • Iran Luncurkan Rudal Balistik

  • Iran Luncurkan Rudal Balistik

DUBAI – Iran meluncurkan peluru kendali (rudal) balistik dan jelajah buatan dalam negeri, kemarin. Peluncuran itu dilakukan di tengah ketegangan dengan Amerika Serikat yang meminta Iran menghentikan program rudalnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Pertahanan Amir Hatami mengatakan kedua rudal balistik tersebut memiliki jangkauan 1.400 kilometer. "Rudal dari permukaan, yang disebut martir Qassem Soleimani, memiliki jangkauan 1.400 km dan rudal jelajah, yang disebut martir Abu Mahdi, memiliki jangkauan lebih dari 1.000 km," kata Hatami dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi pemerintah, kemarin.

 

Sejumlah gambar rudal yang ditampilkan stasiun televisi tersebut dikatakan sebagai "rudal jelajah terbaru Iran" yang akan memperkuat kekuatan Iran. Kedua rudal ini dinamai seperti tokoh nasional Iran. Soleimani merupakan kepala pasukan elite Quds Iran, sedangkan Abu Mahdi al-Muhandis merupakan komandan milisi Irak yang tewas dalam serangan Amerika saat mereka berkonvoi di Bandar Udara Bagdad pada Januari lalu.

 

Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan rudal, khususnya rudal jelajah, sangat penting. "Fakta bahwa kami telah meningkatkan jangkauan dari 300 km menjadi 1.000 km dalam waktu kurang dari dua tahun merupakan capaian yang luar biasa," ujar Rouhani. "Kekuatan militer dan program rudal kami bersifat defensif."

 

Peluncuran kedua rudal ini dilakukan ketika Washington sedang mendorong untuk memperpanjang embargo senjata yang diberlakukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Iran. Embargo itu berakhir pada Oktober mendatang di bawah kesepakatan nuklir Teheran 2015 antara sejumlah negara Eropa dan Amerika. Ketegangan Teheran dan Washington telah meningkat sejak 2018, ketika Presiden Donald Trump menarik Amerika dari kesepakatan tersebut dan menerapkan kembali sanksi yang melumpuhkan Iran.

 

Washington mengatakan embargo tersebut bertujuan untuk memaksa Teheran menyetujui kesepakatan yang lebih luas terhadap program nuklirnya, mengekang program rudal balistik, dan mengakhiri perang proksi regional. Iran telah menolak melakukan pembicaraan selama sanksi Amerika tetap berlaku.

REUTERS | SUKMA LOPPIES

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus