Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AREAL kotamadya Tebingtinggi telah dibengkakkan. Niat yang
terkandung sejak 1961, diresmikan pertengahan bulan ini oleh
Menteri Amirmachmud. Sehingga luas kota yang tadinya hanya 345
hektar, kini menjadi 3.894 hektar.
Dengan penduduk sekitar 35.000 jiwa, sebelum perluasan sebagian
besar kota ini terdiri dari dataran rendah berpaya. Dua buah
sungai mengalir di tengahnya. Pemukiman ada di bukit-bukit.
Ditambah dengan fungsinya yang juga sebagai ibukota Kabupaten
Deli Serdang makin hari kota ini terasa sempit. Tak heran kalau
berbagai perusahaan lebih memilih tempat di luar kota. Satu hal
yang menurut Walikota Amiruddin menyebabkan sumber-sumber
pendapatan kotamadya semakin kurus.
Tebingtinggi juga dikenal sebagai kota lintasan. Sebab dari kota
ini berbagai jurusan ke wilayah Sumatera Utara dapat ditempuh.
Bahkan menuju Proyek Asahan, Parapat dan langsung ke Sumatera
Barat. Ke proyek Asahan misalnya hanya berjarak 34 km. Karena
itu tak heran jika dari sekarang kota ini sudah kebagian
kesibukan proyek itu. Malahan tal sedikit di antara karyawan
pabrik aluminium itu yang tinggal dengan mengontrak rumah di
Kota Tebingtinggi.
Karenanya perluasan yang tak kepalang tanggung itu cukup
melegakan Walikota Amiruddin. Lebih-lebih karena ia yakin benar
bahwa sebagian dari hidup karyawan di Proyek Asahan itu kelak
akan makin banyak tergantung pada kota ini. Tapi sementara itu
pembenahan kota agaknya cukup mendesak. Lebih-lebih jalan di
dalam kota, karena Tebingtinggi juga dikenal sebagai kota dengan
lalulintas paling semrawut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo