Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah terjadi serangan teror di Surabaya, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Idham Azis menetapkan Jakarta siaga 1. Semua polisi tidak boleh mengambil cuti dan harus siap diterjunkan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kapolda Metro menyatakan siaga 1 untuk jajarannya sampai tingkat pospol (pos polisi). Jadi, dari polda, polres, polsek, sampai pospol (dijaga petugas bersenjata). Artinya, siaga 1 yang dilakukan oleh polisi adalah meningkatkan kewaspadaan, terutama kepada orang-orang yang masuk ke kantor polisi," kata juru bicara Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Argo Yuwono, di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin, 14 Mei 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sejak Senin pagi, 14 Mei 2019, gedung Polda Metro Jaya di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, memang dijaga lebih ketat daripada hari-hari biasanya.
Sebelumnya, pengunjung hanya menyerahkan kartu identitas. Kali ini, petugas melakukan body checking. Selain itu, barang-barang di dalam tas yang dibawa pengunjung ikut diperiksa.
Sejak semalam, jajaran Polda Metro Jaya melakukan patroli bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI). Rencananya, patroli dilakukan secara menyeluruh, mulai polsek, polres, polda, sampai Markas Besar Polisi (Mabes Polri).
Menurut Argo, pihaknya juga akan memperketat penjagaan di berbagai tempat umum, seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, dan rumah ibadah.
"Obyek vital dan tempat ibadah juga kami perketat. Kami merangkul masyarakat untuk ikut serta mengawasi. Jangan sampai kota yang kita cinta ini disusupi orang yang tidak bertanggung jawab. Kami jaga Jakarta agar aman dan kondusif," ujar Argo.
Namun Argo enggan memberitahukan jumlah personel yang disiapkan selama Jakarta siaga 1.