Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Dinilai berbahaya, jalur rel LRT Velodrome-Manggarai harus dibangun setinggi lebih dari 20 meter.
Kawasan Manggarai dan Dukuh Atas sangat gemuk karena akan menjadi lokasi perlintasan KRL, LRT Jabodetabek, dan Kereta Loopline.
Perpanjangan rute Velodrome-Klender akan mencapai Bandara Halim Perdanakusuma.
JAKARTA — PT Jakarta Propertindo (Jakpro) tengah mengebut pembuatan desain dan dokumen feasibility study (studi kelayakan) proyek pembangunan jalur kereta ringan atau light rail transit (LRT) Velodrome Rawamangun-Klender. Perusahaan pelat merah tersebut harus bekerja lebih keras agar proyek Rute I Fase 2B tersebut bisa diselesaikan sesuai dengan rencana, yaitu akhir 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami sedang merampungkan desain, bagaimana rutenya, lalu ukuran dan bentuk stasiunnya,” kata Direktur Proyek Jakpro, Iwan Takwin, kemarin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Desain awal Rute I kereta LRT Jakarta adalah Dukuh Atas-Manggarai-Velodrome-Kelapa Gading. Pemerintah DKI Jakarta kemudian menambahkan rute dari Kelapa Gading ke Jakarta International Stadium (JIS). Tujuannya adalah memudahkan masyarakat mencapai sarana olahraga tersebut. Sambil mengejar tenggat Asian Games 2018, pemerintah daerah menuntaskan pembangunan Fase I sepanjang 5,8 kilometer, yaitu Velodrome, Rawamangun-Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.
Ketika proyek LRT Rute I masuk ke tahap II, pemerintah daerah melakukan perubahan. Pada tahap kedua, ada dua rute yang semula direncanakan, yaitu Pegangsaan Dua-JIS dan Velodrome-Manggarai. Namun pemerintah menghapus rute Velodrome-Manggarai dan mengganti dengan rute Velodrome-Klender. Padahal saat itu Jakpro sebagai kontraktor utama telah menyelesaikan studi kelayakan untuk rute Velodrome-Manggarai. Isinya, Jakpro mengklaim sanggup menuntaskan proyek Fase 2B tersebut meski ada pembangunan double-double track (DDT) di Stasiun Manggarai.
“Kami itu mendapat penugasan dari DKI untuk mengerjakan proyek. Jadi hanya mengikuti seluruh tugas yang diberikan. Termasuk memulai dari nol rute Velodrome-Klender,” ujar Iwan.
Secara paralel, kata Iwan, Jakpro juga tengah mengevaluasi lokasi untuk pembangunan tiang dan stasiun LRT. Sejauh ini badan usaha milik daerah tersebut belum bisa menentukan berapa besaran nilai proyek rute Velodrome-Klender karena masih menghitung kebutuhan pembebasan lahan. “Setelah selesai, akan kami serahkan kepada Dinas Perhubungan untuk bisa memulai pembangunan,” kata Iwan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo. dprd-dkijakartaprov.go.id
Pada pengerjaan proyek Fase 3, Iwan menambahkan, jalur LRT Rute I ini bakal diperpanjang. Perpanjangan jalur ini terjadi dari Klender menuju Bandara Halim Perdanakusuma dan dari JIS menuju Rajawali Kemayoran. “Untuk Fase 2A (Pegangsaan Dua-JIS), tinggal menunggu rekomendasi dari DKI untuk memulai konstruksi,” kata dia.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pemerintah daerah menilai proyek Fase 2B menuju Manggarai tak akan efektif bagi pembangunan transportasi Ibu Kota. Hal ini disampaikan meski dia tak menafikan rencana pemerintah pusat dan DKI menjadikan Stasiun Manggarai sebagai salah satu pusat transportasi di Ibu Kota.
Menurut Syafrin, berdasarkan studi kelayakan Jakpro, rel LRT harus dibangun lebih dari 20 meter saat memasuki kawasan Manggarai. Hal ini harus dilakukan karena jalur LRT harus berada di atas jalur double-double track kereta Commuterline dan kereta jarak jauh. Pemerintah menilai kondisi itu akan menimbulkan risiko bahaya yang terlalu besar.
Berdasarkan dokumen yang sama, Syafrin menambahkan, minimnya ruang hanya memungkinkan pembangunan stasiun integrasi LRT Jakarta dan moda transportasi akan berada jauh atau sekitar 500 meter dari Stasiun Manggarai. Selain itu, ada banyak moda transportasi yang sudah dibangun untuk melayani kebutuhan masyarakat di kawasan Manggarai dan Dukuh Atas. “Dari sisi teknis, demand (kebutuhan transportasi masyarakat) antarmoda transportasi di wilayah itu bisa saling memakan,” ujar Syafrin.
Dengan adanya perubahan pada jalur Fase 2B, kata Syafrin, akan tercipta integrasi transportasi yang lebih baik di Ibu Kota. Perpanjangan jalur Klender-Bandara Halim Perdanakusuma pun bakal membentuk dua simpul integrasi besar. LRT Jakarta nanti terintegrasi dengan LRT Jabodetabek di Stasiun Pondok Bambu. Sedangkan di Stasiun Cawang, LRT Jakarta terhubung dengan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Kementerian Perhubungan berencana mengajukan jalur baru Velodrome-Halim tersebut ke dalam revisi Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan diselesaikan hingga 2024. Perubahan ini sekaligus merevisi jalur Velodrome-Manggarai-Dukuh Atas dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek dan Perpres 56 Tahun 2018 tentang Proyek Strategis Nasional.
Kementerian Perhubungan akan mengeluarkan keputusan resmi tentang perubahan itu setelah menerima kajian lengkap perihal rute baru tersebut. “Pada intinya, pemerintah mendukung rencana pengembangan transportasi daerah. Saat ini masih menunggu kajian dari DKI,” kata perwakilan Direktorat Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Chandrawan.
FRANSISCO ROSARIANS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo