JAKARTA -- Perusahaan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), akan segera bekerja menyiapkan persiapan balapan
Formula E setelah terbit kepastian lokasi sirkuit. Saat ini, Jakpro masih menunggu proses penentuan lokasi sirkuit yang sedang dikerjakan Formula E Operation (FEO) atau promotor dan pemegang lisensi balapan Formula E. "Pembangunan lintasan sirkuit akan dilakukan setelah ditetapkan lokasinya," kata Managing Director Jakarta E-Prix, Gunung Kartiko, ketika dihubungi, kemarin.
Namun Gunung belum bersedia mengatakan detail tugas Jakpro dalam membangun sirkuit untuk ajang balap Formula E yang rencananya digelar di Jakarta pada 4 Juli 2022. Sesuai dengan jadwal, perwakilan dari FEO sedang melakukan survei dan pengkajian di lima lokasi yang menjadi calon sirkuit balap Formula E. Kelima lokasi tersebut menjadi pilihan setelah pemerintah DKI Jakarta gagal mendapatkan restu dari pemerintah pusat untuk menggunakan kawasan Monumen Nasional (Monas) sebagai venue balapan mobil formula setrum itu.
Sekretariat Negara, sebagai Komisi Dewan Pengarah Kawasan Medan Merdeka, menyebut kawasan
Monas merupakan cagar budaya. Pemerintah pusat khawatir pembangunan dan kegiatan balapan berpotensi merusak kawasan Monas.
Sebelumnya, Gunung memastikan Jakpro sudah melakukan persiapan teknis gelaran Formula E sejak tahun lalu. Menurut dia, peralatan dan fasilitas sirkuit tersebut tinggal dibawa dan diaplikasikan ke lokasi balapan yang sudah ditentukan. “Material sudah kami siapkan untuk dibawa ke venue, yang pada saat itu lokasinya di Monas,” kata Gunung, Selasa dua pekan lalu.
Menurut Gunung, salah satu pertimbangan FEO dalam menentukan lokasi sirkuit adalah kepentingan publik. Intinya, keberadaan sirkuit sebisa mungkin tidak banyak mengganggu kegiatan masyarakat.
Suasana di jalan Medan Merdeka Selatan, jalur awal Formula E di Jakarta, 10 Februari 2020. Dok Magang Tempo/Ahmad Tri Hawaari
Maklum, dalam kegiatan balapan jalanan, panitia harus menutup sejumlah ruas jalan umum untuk kepentingan balapan. "Yang menjadi
concern FEO adalah karena ini
green energy, jadi dia sangat
concern terhadap lokasi,” ujar Gunung.
Sementara itu, pengamat olahraga otomotif sekaligus komentator Formula 1, M. Wahab, mengatakan di atas kertas Jakpro tak akan kesulitan membangun sirkuit beserta fasilitasnya. Sebagai balapan bertema perkotaan, sangat wajar jika sirkuit
Formula E mengambil lokasi di tengah kota.
Salah satu hal yang disoroti Wahab adalah penyiapan lintasan. Menurut Wahab, sejatinya tak butuh spesifikasi teramat tinggi untuk pembangunan lintasan. "Aspal, contohnya, secara regulasi tak dibutuhkan aspal khusus untuk dijadikan permukaan trek sirkuit," kata Wahab.
Bahkan, menurut dia, kualitas aspal di jalanan protokol ibu kota sejatinya sudah boleh digunakan untuk aksi kebut Formula E. Asalkan kondisi aspal jalanan tak bergelombang dan berlubang. Selain itu, trek harus murni teraspal. "Tidak boleh ada trek yang terbuat dari beton. Semua itu bisa membahayakan pembalap," kata Wahab.
Selain itu, kebutuhan pagar pembatas dan penyerap tubrukan harus disiapkan oleh Jakpro. Meski dianggap sepele, fasilitas tersebut mampu menjamin keselamatan pembalap.
Lebih jauh, Wahab berharap Jakpro kreatif dalam membangun fasilitas dan sarana yang dinikmati penonton. Tujuannya, agar penonton mendapat kemudahan dan rasa nyaman saat menikmati adu cepat mobil
Formula E. Sebagai contoh, kemudahan akses dari stasiun atau halte angkutan umum menuju lokasi lomba.
Pengelola wajib menyiapkan jalur jalan kaki yang nyaman dan lengang untuk para pengunjung. "Untuk kualitas sirkuit, mungkin hampir sama di semua negara. Namun yang membedakan itu adalah kenyamanan penontonnya," kata dia.
INDRA WIJAYA