Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Nama Rahayu Saraswati mendadak muncul sebagai calon Wakil Wali Kota Tangerang dalam pemilihan kepala daerah yang serentak bakal digelar 9 Desember mendatang.
Politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini berpasangan dengan calon Wali Kota Muhamad yang kini menduduki jabatan Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan.
Majunya Saras sebagai pendamping Muhamad, menggeser Azmi Abubakar, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Banten.
JAKARTA – Pengurus pusat sejumlah partai ditengarai menjadikan pemilihan kepala daerah serentak pada 9 Desember 2020 sebagai penjajakan untuk membangun koalisi pada pemilihan presiden 2024. Akibatnya, nama-nama pasangan calon kepala daerah yang diusung partai bisa tiba-tiba berubah di tengah jalan, seiring dengan hasil kompromi terakhir pimpinan partai dengan calon koalisinya di Jakarta.
Pemilihan Wali Kota Tangerang Selatan menjadi salah satu ajang penjajakan koalisi menuju pemilihan presiden itu. Di kota ini, PDI Perjuangan membongkar ulang pasangan bakal calon mereka di tengah jalan, setelah sepakat berkoalisi dengan Partai Gerindra.
Semula, PDI Perjuangan hendak memasangkan Muhammad, Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan saat ini, dengan Azmi Abubakar, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Provinsi Banten. Belakangan, PDIP memasangkan Muhammad dengan Rahayu Saraswati, anak pengusaha Hashim Djojohadikusumo dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat periode 2014-2019, yang disorongkan Gerindra.
Azmi menuturkan PDIP sempat memberi rekomendasi kepada pasangan Muhamad-Azmi pada 21 April lalu, meski tak diumumkan secara terbuka. Sampai akhirnya tersingkir, Azmi mengaku tak pernah menerima surat pembatalan rekomendasi pencalonannya dari PDIP. Ia baru menerima pemberitahuan bahwa ia telah tergeser dari pencalonan pada akhir Juli lalu.
Gerindra terlebih dulu mengumumkan dukungan atas pasangan Muhammad-Saras ketimbang PDIP. Yang mengumumkan langsung Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Kala itu, pada 20 Juli lalu, Prabowo menyatakan kebanggaannya terhadap keponakannya itu. “Semoga mereka berjuang keras membela kepentingan rakyat, mengutamakan kepentingan masyarakat, demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Tangsel,” kata Menteri Pertahanan itu.
Dua hari setelah Gerindra mengumumkan akan mengusung Muhamad-Sarah, Azmi mendapat surat undangan dari Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto. Pertemuan empat mata keduanya berlangsung pada 24 Juli di kantor DPP PDIP, di Jalan Diponegoro, Jakarta. “Itu klarifikasi menjelaskan bahwa ada perubahan PDIP mendukung Muhamad-Saras,” kata Azmi.
Sebelum dipanggil Hasto, Azmi sudah membaca gelagat bahwa dirinya bakal tergusur. Pada awal Juli, di media sosial beredar surat rekomendasi PDIP untuk Saras. Azmi sempat mengira surat itu hoaks, sampai ada konfirmasi dari Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP Bambang Wuryanto yang membenarkan surat itu. “Di situ saya berpikir, wah ada perubahan ini! Sampai Kertanegara (alamat rumah Prabowo) turun langsung,” ujar Azmi.
Azmi menyayangkan PDIP yang tak memberitahunya lebih dulu ihwal adanya penggantian rekomendasi. Padahal, sejak mendapat rekomendasi, Azmi bersama Muhamad telah melakukan instruksi partai untuk mulai menggalang dukungan. “Perubahan itu yang seharusnya dikomunikasikan sejak awal. Misal kalau ada rekomendasi untuk Muhamad-Saras, ya saya dipanggil juga dong,” kata dia.
Sejumlah sumber menyebutkan masuknya Saraswati dalam pasangan calon yang diusung PDIP dan Gerindra merupakan bagian dari rencana proyek politik besar pemilihan presiden 2024. Meski pemilihan presiden masih jauh, rencana memasangkan Ketua Umum Gerindra Prabowo dengan Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani kian sering menjadi perbincangan di kalangan politikus kedua partai.
Seorang sumber menuturkan, Prabowo sendiri yang menyorongkan Saraswati kepada pengurus pusat PDIP. “Ini kaitannya dengan rencana koalisi pilpres 2024. Nama Azmi terlempar dari calon pasangan Muhamad,” kata sumber yang mengetahui alasan PDIP mencoret Azmi.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah kabar bahwa pencalonan Saras merupakan permintaan Prabowo. Menurut dia, majunya Saras merupakan usul Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kota Tangerang Selatan. “Yang minta DPC (Dewan Pimpinan Cabang) serta saya sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Tangerang Raya,” kata dia.
Adapun Hasto tak menjawab permintaan konfirmasi Tempo. Begitu pula dengan Puan. Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu PDIP, Bambang Wuryanto, mengatakan keputusan mengusung Saras sudah melalui pertimbangan politik. “Kok keputusannya seperti itu? Ya, itu enggak usah ditanyain. Tentu banyak pertimbangan di dalam politik,” kata dia.
MAYA AYU PUSPITASARI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo