Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jerit Nasib Korban Kebakaran Pasar Gembrong

Ribuan warga dari enam RT di Cipinang Besar Utara mengungsi setelah kebakaran hebat melanda Pasar Gembrong, Ahad lalu. Sejumlah warga yang habis harta bendanya mengaku bingung melanjutkan kehidupan. Akibat kebakaran Pasar Gembrong, pedagang berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi bantuan.

26 April 2022 | 00.00 WIB

Kondisi pasar Gembrong usai terjadinya kebakaran di Jakarta, 25 April 2022. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah
Perbesar
Kondisi pasar Gembrong usai terjadinya kebakaran di Jakarta, 25 April 2022. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ringkasan Berita

  • Ribuan warga dari enam RT di Cipinang Besar Utara mengungsi setelah kebakaran hebat melanda Pasar Gembrong, Ahad lalu.

  • Sejumlah warga yang habis harta bendanya mengaku bingung melanjutkan kehidupan.

  • Akibat kebakaran Pasar Gembrong, pedagang berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberi bantuan.

JAKARTA — Kaino, 26 tahun, sibuk memilih baju dan celana yang terhampar di sebuah meja di dekat Jalan Basuki Rachmat, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, kemarin, 25 April. Kaino bukan sedang berbelanja menjelang Lebaran. Ia memilih baju bekas layak pakai yang dikumpulkan dari sejumlah donatur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Setelah memilih beberapa lembar pakaian, pria berambut sebahu itu melangkahkan kakinya ke sebuah tenda berukuran 6 x 12 meter berkelir jingga. Tenda tersebut menjadi tempat tinggal sementara Kaino bersama ayah dan dua adik perempuannya. "Baju-baju ini akan saya pakai selama mengungsi di sini," kata Kaino, dengan tatapan kosong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kaino hanyalah satu dari ribuan warga di RT 2, 3, 4, 5, dan 6 RW 01 Cipinang Besar Utara yang menjadi korban kebakaran, Ahad, 24 April lalu. Setidaknya ada 400 unit bangunan rumah dan pertokoan di lokasi yang kerap disebut Pasar Gembrong itu hangus dilalap api. "Entah sampai kapan saya dan keluarga tinggal di sini. Benar-benar tidak ada bayangan ke depan seperti apa," kata Kaino.

Pria pekerja serabutan itu bercerita bahwa kejadian kebakaran Pasar Gembrong terjadi pada Ahad lalu sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu Kaino dan beberapa kawannya sedang dalam perjalanan menuju lapangan sepak bola Arcici di Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Rupanya Kaino dan kawan-kawan sudah punya janji tanding dengan kampung lain. Namun, belum sampai di lokasi, Kaino dan kawan-kawan menghentikan laju sepeda motor. Sebuah panggilan telepon yang berdering berkali-kali membuatnya khawatir. "Cepat pulang, kebakaran," kata Kaino, menirukan suara ayahnya.

Rombongan Kaino balik kanan. Sampai di rumah, Kaino lantas berjibaku bersama warga lain memadamkan api. Menurut dia, awalnya api berkobar di tiga rumah. Seperti punya nyawa, api menjalar dengan cepat ke belasan rumah lainnya.

Berbekal ember seadanya, Kaino mondar-mandir dari kamar mandi umum ke lokasi kebakaran. Namun ikhtiar warga memadamkan api tak segampang meniup api lilin. Gang sempit dan lalu-lalang warga lain yang hendak menyelamatkan nyawa menjadi kendala. "Saya dan orang-orang yang bawa ember kesulitan sampai ke sumber api karena melawan arus warga yang lari," kata Kaino.

Kebakaran yang melanda permukiman warga di kawasan Pasar Gembrong, Jakarta, 24 April 2022. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Kondisi semakin runyam saat arus listrik di kampung padam. Air sumur tak lagi mengalir. "Sudah selesai upaya kami," kata Kaino.

Puluhan mobil pemadam kebakaran baru datang di lokasi sekitar 45 menit sejak awal kebakaran. Kemacetan lalu lintas menjadi biang keroknya. "Setelah blangwir datang, kami pergi dari lokasi," kata Kaino.

Senin siang setelah api dinyatakan padam, Kaino baru sempat menengok rumahnya. Bangunan rumah dan perabot sudah hangus tak bersisa. "Barang yang saya punya cuma seragam dan sepatu bola yang saya bawa sebelum kebakaran," kata pria berambut sebahu itu.

Susi juga belum bisa melupakan rasa panas dan bau asap menyengat saat ia dan keluarganya menyelamatkan diri pada Ahad malam lalu. Perempuan paruh baya bertubuh besar itu mengaku hampir pingsan saat hendak kabur dari kobaran api. "Tangan dan kaki gemetar. Bau asap bikin pusing," kata Susi ketika ditemui kemarin.

Sesampainya di pinggir Jalan Basuki Rachmat, air mata Susi dan anak-anaknya tak terbendung. Kobaran api yang menyala tinggi mirip pertunjukan horor yang sulit dipercaya. "Saya pikir ini mimpi, apinya tinggi sekali, menakutkan sekali," kata Susi.

Sama seperti Kaino, tak ada harta benda Susi yang tersisa setelah amukan api padam. Susi mengaku masih bingung di mana ia dan kedua anaknya akan melanjutkan hidup. "Paling tidak, pulang kampung ke Tegal," kata dia.

Nasib baik masih menaungi Siti, pemilik toko mainan Siti Barbie. Rumah sekaligus tempatnya berdagang yang berada di tepi Jalan Basuki Rahmat masih selamat. Dari empat lantai rumahnya, dua lantai paling atas gosong dilahap api.

"Lantai tiga dan empat cuma dak kayu, sementara lantai satu dan dua dicor, jadi tak mudah dimakan api," kata perempuan berusia sekitar 40 tahun itu, kemarin.

Siti bersyukur ia beserta suami, empat anak, dan tiga pegawai selamat dari amukan api. Siti mengaku sempat tertidur setelah ibadah salat isya, Ahad lalu. Ia terbangun setelah anak-anaknya berteriak ada api. Beruntung ia masih sempat menyambar koper yang berisi surat-surat penting dan ijazah anak-anaknya.

Kebakaran ini menjadi pukulan telak bagi Siti. Betapa tidak, bencana ini datang hanya sepekan sebelum Lebaran. Selain hari raya, Lebaran menjadi momen yang dinantikan Siti dan suaminya. "Lebaran adalah saatnya kami meraih rezeki besar. Anak-anak belanjakan uangnya untuk beli mainan," kata Siti.

Selain menjual eceran, Siti melayani pembelian boneka Barbie dan segala perlengkapannya secara grosir. Jika dihitung-hitung, seharusnya ia bisa mengantongi pendapatan Rp 50 juta dalam satu hari setelah Lebaran.

Warga mengais dagangan yang masih bisa diselamatkan di Pasar Gembrong, Jakarta Utara, 25 April 2022. Tempo/Muhammad Syauqi Amrullah

Walhasil, kini Siti pasrah. Sejumlah stok mainan yang ia simpan di lantai satu rumahnya masih utuh dan bisa dijual. Selain itu, Siti berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta punya niat baik untuk memberikan bantuan kepada dia dan warga lain yang terkena dampak. "Sejauh ini bantuan makanan, selimut, dan pakaian bekas ada dan lancar," kata dia.

Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyambangi lokasi kebakaran dan bertemu dengan warga yang terkena dampak. Anies mengatakan Pemerintah Provinsi DKI akan memberi bantuan tempat tinggal sementara dan modal bagi korban kebakaran Pasar Gembrong.

Anies juga berjanji akan menyediakan tempat berjualan sementara kepada 40 pedagang yang kiosnya hangus terbakar. Lapak darurat tersebut rencananya tak jauh dari lokasi pasar yang terbakar. Selain itu, Anies menyebutkan Pemprov DKI akan memberi bantuan modal untuk memulai berdagang kembali. “Agar mereka punya bekal untuk memulai lagi. Apalagi ini menjelang akhir Ramadan yang perputaran perekonomiannya agak tinggi,” kata Anies.

Sebelumnya, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta mengerahkan 27 unit mobil pemadam dan 135 personel untuk menjinakkan api.

Kepala Seksi Operasional Pengendalian Kebakaran dan Penyelamatan dari Suku Dinas Gulkarmat Kota Administrasi Jakarta Timur, Gatot Sulaeman, menyampaikan bahwa pemadaman baru selesai kemarin pukul 10.22 WIB setelah operasi pendinginan yang berlangsung selama delapan jam.

Lamanya proses pemadaman dan pendinginan lokasi kebakaran disebabkan sulitnya petugas mendapatkan sumber air. Sejatinya di perkampungan itu terdapat sungai, tapi debit airnya sangat kecil. Beruntung tak ada korban luka dan jiwa dalam kebakaran Pasar Gembrong ini.

INDRA WIJAYA | EKA YUDHA SAPUTRA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Indra Wijaya

Indra Wijaya

Bekarier di Tempo sejak 2011. Alumni Universitas Sebelas Maret, Surakarta, ini menulis isu politik, pertahan dan keamanan, olahraga hingga gaya hidup.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus