Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Jurus Alternatif Partai Beringin

Golkar-PAN menggagas skenario alternatif. Meski akan kalah di pilpres, mereka ingin mengerek suara di pemilu legislatif.

6 Juni 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Partai Golkar berkukuh mengusung Airlangga sebagai capres meski elektabilitasnya masih rendah.

  • Golkar dan PAN tengah menggagas poros keempat dengan mengusung kader sendiri sebagai capres dan cawapres.

  • Langkah Golkar menggagas poros keempat untuk eksistensi partai.

JAKARTA – Partai Golkar sudah merumuskan berbagai opsi dalam menghadapi pemilihan presiden 2024. Opsi-opsi tersebut mengemuka dalam rapat kerja nasional Partai Golkar di kantor pusat partai ini, di Jalan Anggrek Neli Murni Raya, Jakarta Barat, Ahad lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski muncul berbagai opsi, pada akhirnya rapat kerja nasional itu memutuskan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto tetap maju sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2024. Padahal elektabilitas Airlangga jauh di bawah sejumlah kandidat capres lainnya. Airlangga mengatakan partainya tetap berkukuh mendorongnya menjadi calon presiden karena merupakan mandat musyawarah nasional ataupun rapat pimpinan nasional Golkar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Koordinator Perekonomian ini mengatakan partainya juga mempertimbangkan faktor pemilihan anggota legislatif yang digelar bersamaan dengan pemilihan presiden, serta pemilihan kepala daerah serentak pada November 2024. Golkar ingin calon presiden yang diusung membawa efek “ekor jas” terhadap partai dalam pemilihan anggota legislatif ataupun pemilihan kepala daerah.

"Keputusan itu (Airlangga sebagai calon presiden) akan mendorong semangat untuk berjuang memenangkan Partai Golkar,” ujar Airlangga.

Seorang politikus Golkar mengatakan partai berlambang pohon beringin yang berkukuh mengusung Airlangga sebagai calon presiden meski elektabilitasnya rendah merupakan skenario alternatif. Sebab, desain awal partainya adalah menyodorkan Airlangga menjadi calon wakil presiden kepada tiga poros kandidat calon presiden, yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. 

Namun desain awal tersebut sulit terealisasi. Sebab, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menolak menduetkan Ganjar Pranowo—kandidat presiden dari PDIP—dengan Airlangga. PDIP justru menghendaki kandidat calon wakil presiden dari Ganjar berasal dari nahdliyin—sebutan masyarakat Nahdlatul Ulama. 

Selanjutnya, Koalisi Perubahan untuk Persatuan—gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera—sudah mengerucutkan dua nama kandidat calon wakil presiden yang akan mendampingi Anies Baswedan, kandidat capres Koalisi Perubahan. Kedua nama itu adalah Gubernur Jawa Timur Khofidah Indar Parawansa dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono.

Bakal Calon Presiden PDI Perjuangan Ganjar Pranowo di kantor DPP PDI Perjuangan, 2 Juni 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis

Lalu Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya—gabungan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa—disebut-sebut sudah memutuskan akan menduetkan Prabowo Subianto dan Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PKB.

Adapun Partai Golkar sesungguhnya sudah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan. Tapi koalisi ini buyar setelah PPP memilih berkoalisi dengan PDIP untuk mengusung Ganjar Pranowo. Golkar dan PAN sesungguhnya hendak merapat ke PDIP. Tapi, serupa dengan Golkar, PAN menyodorkan kandidat calon wakil presiden ke PDIP. PAN menawarkan nama Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir sebagai cawapres Ganjar.

Politikus Golkar ini menjelaskan, di tengah gerilya koalisi Golkar dan PAN, elite kedua partai mulai menggagas poros keempat. Gabungan kedua partai memenuhi ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen dari perolehan kursi di DPR. Jika berkoalisi, Golkar mengusulkan Airlangga sebagai calon presiden. Lalu PAN menawarkan Erick Thohir atau Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, sebagai calon wakil presiden.

Sumber Tempo tersebut menyebutkan kedua partai menyadari bahwa peluang poros alternatif ini untuk memenangi pemilihan presiden sangat kecil. Tapi kedua partai lebih berharap calon presiden dan calon wakil presiden dari kader sendiri akan mampu meningkatkan perolehan suara partai dalam pemilu. 

“Jika ada empat pasangan calon, diprediksi ada dua putaran pemilihan presiden. Jadi, meski kalah, kedua partai pasti tetap akan dilirik di putaran kedua,” kata politikus Golkar tersebut.

Peneliti dari LSI Denny JA, Ade Mulyana (kedua dari kiri), saat menyampaikan hasil survei nasional calon presiden 2024 di Jakarta, 5 Juni 2023. ANTARA/Fakhri Hermansyah

Ketua DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono, yang dimintai konfirmasi, mengatakan Golkar memang mempunyai sejumlah opsi dalam menghadapi Pemilu 2024. “Kemungkinannya masih terbuka lebar. Bisa saja kami membangun koalisi dengan partai mana saja,” kata Dave, kemarin.

Dave menjelaskan, semua partai politik pasti berkeinginan meningkatkan elektabilitas dan perolehan kursi mereka di DPR. Jadi, sangat lumrah jika Golkar merancang skenario untuk memenangi pemilihan anggota legislatif, selain pemilihan presiden. “Ini hal yang biasa kalau dibilang partai juga melirik kursi di DPR,” ujar dia.

Ia juga mengatakan setiap kontestasi pemilihan presiden pasti menghasilkan pihak pemenang dan kubu yang kalah. Meski begitu, kata Dave, seluruh kader Golkar akan berjuang agar Airlangga memenangi pemilihan presiden nantinya. “Kami akan all out dukung Pak Airlangga,” ujarnya.

Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno membenarkan rencana pembentukan koalisi sendiri antara PAN dan Golkar. Gagasan koalisi itu juga berencana menduetkan Airlangga dan Zulkifli Hasan. “Nanti akan ada pertemuan dengan Golkar dalam waktu dekat,” kata Eddy. 

Peneliti senior dari Populi Center, Usep Saepul Achyar, menilai langkah Golkar yang berkukuh mengusung Airlangga sebagai calon presiden cukup tepat. Sebab, strategi tersebut berpeluang mengerek perolehan suara partai mereka dalam pemilihan anggota legislatif, meski akan kalah dalam pemilihan presiden.

“Kalau benar ada empat pasangan, memang berpeluang pemilihan presiden dua putaran. Dan pasti Golkar atau PAN akan digaet oleh pasangan yang masuk putaran kedua,” kata Usep.

Direktur Indonesia Political Review, Ujang Komarudin, berpendapat, selain sebagai strategi untuk mendongkrak elektabilitas partai dalam pemilu legislatif, langkah Golkar menggagas poros keempat ini untuk eksistensi partai berlambang pohon beringin tersebut. “Bisa juga disebut hanya main-main agar Golkar tetap bisa menunjukkan eksistensinya dan tidak ditinggal oleh partai lain,” kata Ujang.

ANDI ADAM FATURAHMAN | AVIT HIDAYAT | M. JULNIS FIRMANSYAH 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus