Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Kementerian Kesehatan memperluas saluran pendaftaran vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bagi tenaga kesehatan.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan lembaganya bekerja sama dengan platform pesan instan WhatsApp untuk menjadi kanal registrasi otomatis melalui chatbot.
Nadia menuturkan tenaga medis dapat langsung mendaftar dengan mengetik kata kunci.
JAKARTA – Kementerian Kesehatan memperluas saluran pendaftaran vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) bagi tenaga kesehatan. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan lembaganya bekerja sama dengan platform pesan instan WhatsApp untuk menjadi kanal registrasi otomatis melalui chatbot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nadia menuturkan tenaga medis dapat langsung mendaftar dengan mengetik kata kunci “vaksin” ke akun helpdesk Kementerian Kesehatan di nomor 081110500567. Setelah itu, akan ada permintaan konfirmasi bahwa penerima vaksin adalah tenaga kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sistem kemudian meminta enam angka terakhir nomor induk kependudukan (NIK) untuk mendaftar. Jika lulus verifikasi data, tenaga kesehatan akan menerima informasi lokasi vaksinasi. Chatbot juga akan mengirim pertanyaan perihal kondisi kesehatan untuk memastikan peserta menerima vaksin.
Jika tahapan tersebut selesai, sistem akan mengirim jadwal vaksinasi untuk dikonfirmasi kepada tenaga kesehatan. Apabila jadwal imunisasi disepakati, sistem akan mengirim kode QR bersamaan dengan video cara kerja vaksin.
Kementerian pun telah mengirimkan tautan akses chatbot tersebut kepada sejumlah organisasi profesi serta petugas medis sasaran imunisasi tahap pertama. “Jadi link langsung dikoneksikan dengan WA (WhatsApp) Kementerian Kesehatan untuk helpdesk,” ujar Nadia, kemarin.
Vice President Kebijakan dan Komunikasi WhatsApp, Victoria Grand, menyatakan perusahaannya akan menjaga kerahasiaan data percakapan. “Ini adalah kolaborasi yang pertama kalinya di dunia. Tentunya dibarengi dengan privasi tinggi terhadap data,” ujar dia dalam keterangan resmi Kementerian Kesehatan.
Seorang dokter melakukan pendaftaran sebelum disuntikkan Vaksin COVID-19 di Rumah Sakit Umum Andhika, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 15 Januari 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perluasan kanal didasari banyaknya keluhan tenaga kesehatan yang kesulitan mendaftar ulang melalui aplikasi Pedulilindungi.id ataupun pesan pendek (SMS). Dari percakapan di grup-grup dokter, masih ada saja tenaga medis yang mengeluhkan sistem yang error. Misalnya, masih ada petugas yang berulang kali gagal mengirim SMS berisi one time password (OTP) untuk konfirmasi data diri.
Ada pula yang mendapat SMS berisi OTP setiap lima detik, padahal registrasi ulang sudah berhasil. Lantaran persoalan tersebut, registrasi ulang yang sedianya rampung pada awal Januari lalu, tidak kunjung selesai. Hingga kemarin, jumlah tenaga medis yang mendaftar baru 150 ribu orang dari total 1,4 juta petugas medis sasaran vaksinasi Covid-19.
Per kemarin, jumlah pendaftar sudah naik menjadi 500.029 orang. Menurut Nadia, jumlah itu sudah mencapai sekitar 88,5 persen dari target vaksinasi bagi tenaga kesehatan termin pertama sebanyak 565.220 orang di 91 kabupaten/kota.
Ia mengatakan pemerintah tidak bisa melakukan vaksinasi terhadap tenaga kesehatan secara bersamaan lantaran sejumlah faktor. Salah satunya kesiapan tempat penyimpanan vaksin. “Karena gudang vaksin masih belum semua (siap),” ujar Nadia.
Soal pasokan, dia menganggap hal itu bukan masalah. Sebab, pemerintah sudah mengantongi 3 juta dosis vaksin jadi yang didatangkan langsung dari Cina pada bulan lalu. PT Bio Farma sebagai produsen pun telah mendatangkan 15 juta vaksin curah (bulk) yang siap diolah di fasilitasnya di Bandung.
Selain itu, Nadia menuturkan, pelaksanaan vaksinasi dilakukan berdasarkan koordinasi dengan pemerintah daerah. Salah satunya adalah Kota Sorong, Papua Barat, yang berencana memulai penyuntikan pada awal bulan depan.
Wali Kota Sorong Lambert Jitmau mengatakan penyuntikan 2.600 dosis vaksin harus didahului dengan sosialisasi kepada masyarakat. “Tidak bisa setelah vaksin tiba langsung disuntik, melainkan harus dilakukan sosialisasi serta memberikan informasi dengan baik kepada masyarakat supaya tidak terjadi pro dan kontra,” ujar dia.
Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Harif Fadhillah, mengatakan kerja sama pemerintah dengan WhatsApp akan memudahkan tenaga kesehatan mendaftar program imunisasi. Namun dia menyarankan proses registrasi harus didampingi secara aktif oleh dinas kesehatan daerah.
Harif melaporkan, hingga saat ini masih banyak tenaga medis yang belum mendapat informasi yang memadai seputar vaksin. Terutama bagi mereka yang bekerja di klinik di daerah-daerah. “Ini jumlahnya banyak dan harus dipantau betul, karena registrasi ini butuh keaktifan dari tenaga medis dan dinas kesehatan,” ujar Harif.
ROBBY IRFANY | ANT
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo