Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

arsip

Karpet Merah Perusahaan yang Dinakhodai Kolega

Bos PT Teknologi Militer Indonesia adalah Glenny Kairupan, kolega Prabowo di Gerindra.

31 Mei 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Prabowo mengenalkan PT Teknologi Militer Indonesia kepada Direktur Utama Rosoboronexport, A.A. Mikheev, lewat surat tertanggal 16 November 2020.

  • Bos PT Teknologi Militer Indonesia adalah Glenny Kairupan, kolega Prabowo di Gerindra.

  • Perusahaan itu dikaitkan dengan rencana pengadaan alutsista senilai Rp 1.760 triliun.

JAKARTA – PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) menjadi sorotan seiring dengan rencana Kementerian Pertahanan membeli alat utama sistem pertahanan (alutsista) dengan anggaran jumbo mencapai US$ 124 miliar atau setara dengan Rp 1.760 triliun. Nama Teknologi Militer Indonesia mengemuka dalam surat Menteri Pertahanan Prabowo Subianto kepada Direktur Utama Rosoboronexport, A.A. Mikheev, tertanggal 16 November 2020. Rosoboronexport adalah agen perantara resmi Rusia untuk ekspor dan impor produk teknologi pertahanan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo memperoleh salinan surat dengan nomor B/2099/M/XI/2020 itu. Dalam surat tersebut, Prabowo menginformasikan bahwa Kementerian Pertahanan mempunyai beberapa perusahaan yang dikontrol secara langsung oleh Menteri Pertahanan lewat Yayasan Pengembangan Sumber Daya Pertahanan. Satu perusahaan yang disebut Prabowo adalah PT Teknologi Militer Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketua Umum Gerindra itu juga mengenalkan kemampuan perusahaan tersebut. Di akhir suratnya, Prabowo menyebutkan PT Teknologi Militer Indonesia dipimpin oleh Mayor Jenderal (Purnawirawan) Glenny Kairupan, kolega Prabowo di Gerindra. 

Prabowo belum membalas surat permintaan konfirmasi Tempo yang dikirim pada Jumat pekan lalu. Juru bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak, belum bersedia menjelaskan asal-muasal hingga fungsi PT Teknologi Militer Indonesia tersebut.

Pameran alat utama sistem persenjataan (Alutsista) di silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Dok Tempo/Dasril Roszandi

"Kemungkinan saya baru update semuanya besok (hari ini)," kata Dahnil melalui pesan pendek, kemarin. 

Selain itu, Tempo sudah mengirim surat permintaan konfirmasi kepada PT Teknologi Militer Indonesia, tapi belum direspons. Tempo juga sempat menghubungi nomor kantor perusahaan, tapi tak berhasil terhubung. 

Nomor kontak Glenny Kairupan dalam keadaan tidak aktif saat dihubungi lewat telepon, kemarin. Ia juga belum membalas pesan pendek yang dikirim kepadanya. 

Sejak Desember 2019, PT Teknologi Militer Indonesia ditunjuk untuk mengurus impor alat utama sistem pertahanan, transfer teknologi, dan kegiatan perdagangan lainnya. Merujuk pada laman resmi perusahaan, www.tmi-id.com, disebutkan bahwa perseroan memiliki kemampuan mengakuisisi teknologi inovatif demi meningkatkan sektor pertahanan dan keamanan nasional. Perseroan juga mampu mengintegrasikan sistem manajemen pertempuran hingga teknologi peperangan modern. 

PT Teknologi Militer Indonesia memiliki visi menjadi yang terdepan dalam manajemen teknologi militer serta menyediakan solusi bagi pengguna untuk teknologi maju dan kebutuhan sistem misi berbasis perangkat lunak. 

Lalu misi perusahaan ini terdiri atas tiga poin. Pertama, menggelar rancang bangun alat utama dan sistem persenjataan dalam mendukung kekuatan dan keandalan sistem pertahanan negara. Kedua, melaksanakan kebijakan dan program pemerintah, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan kemandirian alutsista. Ketiga, menjadi mitra kepercayaan dan membangun reputasi sebagai penyedia solusi pertahanan. 

Mayor Jenderal (Purn) Glenny Kairupan. Dok Tempo/Reza Januar

Perusahaan yang berkantor di lantai 1 Gedung Ratu Prabu 1, Jalan Letjen T.B. Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, ini memiliki empat produk utama. Keempatnya adalah sistem pertahanan darat, sistem pertahanan laut, sistem pertahanan udara, serta teknologi dan inovasi. 

Dalam laman perusahaan tak tersedia informasi mengenai struktur perusahaan. Hanya Glenny Kairupan yang diketahui sebagai bos perusahaan sesuai dengan surat Prabowo. Glenny dan Prabowo juga memiliki hubungan dekat. Selain berada dalam satu partai, Glenny sempat menjadi Direktur Penggalangan Badan Pemenangan Nasional Prabowo dan Sandiaga Uno dalam pemilihan presiden pada 2019. 

Pria kelahiran Minahasa itu masuk pendidikan Akabri di Magelang, Jawa Tengah, pada 1970. Glenny satu angkatan dengan Prabowo, mantan Panglima TNI Ryamizard Ryacudu, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Namun Glenny lulus pendidikan lebih dulu dari Prabowo. 

Meski berasal dari Angkatan Darat, Glenny juga sempat mengenyam pendidikan penerbangan. Ia pernah ikut bertempur dalam konflik Timor Timur—sekarang Timor Leste. 

Glenny sempat berdinas di Badan Intelijen Strategis pada 1995. Setahun kemudian, ia dipromosikan menjadi Komandan Komando Rayon Militer Salatiga, Jawa Tengah. Glenny pensiun dengan dua bintang di pundaknya.

ROBBY IRFANI | INDRA WIJAYA
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus