Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Sejumlah Manfaat dan Sekian Peringatan

Kombucha merupakan minuman probiotik yang baik untuk kesehatan pencernaan. Ahli gizi menyebutkan ada sejumlah kandungan vitamin, zat, serta mikroorganisme baik yang dapat mencegah sejumlah penyakit. Meski berkhasiat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika mengkonsumsi teh fermentasi ini. 

18 September 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bertahun-tahun menderita masalah pencernaan membuat Anita Hartono bergantung pada minuman fiber ataupun obat pencahar. Jika tidak dipicu oleh produk-produk tersebut, ia tidak bisa buang air besar selama 4-5 hari. “Makin lama aku makin cemas kalau enggak minum fiber. Aku mulai resah,” kata Anita saat ditemui Tempo di rumahnya, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis, 15 September lalu.

Seorang temannya menyarankan agar pengusaha ini mencoba minum teh kombucha. Ndilalah, sehari setelah mengkonsumsi minuman itu, ia bisa buang air besar. Agar lebih yakin minuman itu bisa melancarkan pencernaannya, Anita pun mengkonsumsinya rutin setiap hari. Kini, ia tak lagi bergantung pada minuman serbuk ataupun pencahar. Anita bisa membuat kombucha sendiri di rumah karena bahan dan prosesnya mudah.

Untuk membuat kombucha, bahan yang diperlukan adalah starter berupa scoby alias kultur simbiosis yang berasal dari bakteri dan ragi serta cairan kombucha. Scoby dimasukkan dalam stoples kaca, lalu direndam dengan teh manis. Setelah itu, stoples ditutup dengan kain agar scoby tetap bisa bernapas dan diamkan selama 7-14 hari.

Proses panen Kombucha. Dok. WikiKombucha

Pendiri situs web WikiKombucha.com, I Putu Adi, mengatakan kombucha bisa menjadi minuman probiotik harian yang baik untuk kesehatan pencernaan. Zaman sekarang, kata dia, masyarakat mengenal aneka ragam makanan, termasuk yang berpengawet. Padahal junk food ini dapat membunuh bakteri baik dalam usus. Jadi, makanan yang masuk tidak terserap dengan baik. “Kita butuh bantuan probiotik untuk mencerna makanan itu karena organ tubuh tidak bisa mencerna makanan sendiri,” ujar Adi.

Dibanding makanan atau minuman probiotik lainnya, kombucha mudah dibuat dan daya simpannya lebih lama. Menurut Adi, kombucha bisa tahan tiga bulan di suhu ruangan pada botol kaca yang kedap. Ia bahkan pernah bereksperimen dengan kombucha yang didiamkan selama setahun. Hasilnya, minuman itu masih bisa dikonsumsi walau rasanya agak asam.  

Nutrisionis dari Gizi Nusantara, Ulva Rezatiara, menjelaskan bahwa kombucha mengandung antioksidan tinggi yang bagus untuk imunitas tubuh, antibakteri, dan antikanker. Selain itu, terkandung vitamin C, B1, B2, B6, B12, dan mineral, seperti zat besi, kromium, fosfat, kobalt, serta alkohol sekitar 0,5-2 persen.

Menurut Ulva, beberapa penelitian menyebutkan, kandungan alkohol saat fermentasi kombucha pada hari ke-7 hingga ke-21 tidak sampai 0,5 persen. Artinya, kandungan alkoholnya masih di bawah batas yang ditetapkan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 10 Tahun 2018. “Artinya memenuhi kriteria halal,” ujar Ulva.

Ulva menuturkan, kombucha juga bisa menjadi alternatif minuman probiotik karena mengandung mikroorganisme yang baik untuk pencernaan, seperti acerobacter, lactobacillus, prediococcus, glucanocetobacter, zygosaccharomyces, saccharomyces, dan brettanomyces.

Manfaat lainnya, Ulva merujuk pada penelitian, kombucha dapat mengontrol kadar gula darah karena mampu memperlambat pencernaan karbohidrat serta meningkatkan fungsi hati dan ginjal. Ia juga merujuk pada pernyataan CDC (Center for Disease Control) bahwa kombucha dapat menurunkan kadar kolesterol, mencegah penyakit kardiovaskular, seperti jantung; serta menyembuhkan wasir dan rematik. “Tapi masih perlu penelitian lebih lanjut tentang hal ini.” 

Meski begitu, Ulva menilai beberapa kalangan tidak disarankan mengkonsumsi kombucha. Di antaranya ibu hamil, anak-anak, serta penderita iritasi usus, autoimun, dan alergi terhadap bakteri tertentu. Zat asam pada teh jamur ini dikhawatirkan dapat merusak gigi anak. Penderita diabetes melitus atau kencing manis juga dilarang minum kombucha karena dikhawatirkan kandungan gulanya dapat meningkatkan glukosa si penderita.

Ahli gizi, Ulva Rezatiara. Dok. Pribadi

Berdasarkan CDC, kata Ulva, batas aman meminum kombucha bagi orang dewasa yang sehat adalah 118 mililiter per hari. Teh fermentasi ini bisa dikonsumsi pagi atau sore hari serta dapat dikreasikan dengan beragam jenis buah untuk menambah variasi dan kandungan vitamin. Caranya bisa dengan langsung menambahkan potongan buah ataupun diblender lebih dulu sebelum dicampurkan dengan kombucha.

Ia juga menyarankan agar mereka yang membuat kombucha sendiri di rumah memperhatikan kebersihan kombucha. Misalnya, tidak berjamur, tidak berbau, dan aroma asam yang normal. “Jangan mentang-mentang rasanya asam, orang anggap wajar. Padahal rasa asam kombucha normal dan yang berjamur itu berbeda. Bisa-bisa keracunan,” tuturnya.

Minum kombucha secara berlebihan juga tidak baik untuk tubuh karena bisa membuat kembung, mual, muntah, bahkan mabuk karena kandungan gas atau karbonasi.

FRISKI RIANA | VHINA NOVIYANTI (MAGANG)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus