Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Kemacetan lalu lintas di kawasan Pasar Tanah Abang-terutama di Jalan Jatibaru-masih menjadi persoalan. Jalur bercabang dari Jalan Jatibaru menuju Jalan M.H. Thamrin dan Slipi dipadati angkot yang mengetem. Kondisi itu diperparah dengan menjamurnya parkir liar yang menempati trotoar. Pejalan kaki dan pengunjung pasar yang membawa barang terpaksa melintas di badan jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan menggunakan sepeda motor, Tempo membutuhkan waktu 20 menit untuk keluar dari percabangan Jalan Jatibaru menuju muka Pasar Tanah Abang. "Sabar, sabar, sabar. Orang dulu yang lewat," kata seorang pemuda yang menarik troli berisi karung pakaian di Jalan Jatibaru, Sabtu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trotoar di dua ruas Jalan Jatibaru terlihat dipenuhi pedagang kaki lima yang menjajakan barang dagangannya, dari pakaian hingga makanan kecil. Sejumlah pengendara sepeda motor tanpa ragu naik ke trotoar agar lolos dari kesemrawutan itu. Tidak sedikit juga pengendara roda dua yang melawan arus.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebenarnya telah membangun jembatan multiguna atau skybrigde Tanah Abang untuk pedagang kaki lima. Namun sejauh ini upaya tersebut belum bisa mengatasi kesemrawutan di kawasan Tanah Abang. "Cuma jualan selama puasa," kata Ida, 30 tahun, pedagang pakaian muslim yang menggelar lapak di trotoar.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Arifin, mengatakan penyalahgunaan trotoar memang menjadi penyebab utama kemacetan. Dia mengakui pemerintah belum bisa memenuhi kebutuhan tempat berjualan bagi pedagang kaki lima dan lahan parkir buat pengunjung Pasar Tanah Abang.
Menurut Arifin, ratusan pedagang kaki lima sudah direlokasi dan menempati skybrigde Tanah Abang. Sedangkan pedagang yang belum mendapat tempat rencananya ditempatkan di Blok G yang saat ini sedang diperbaiki oleh Perusahaan Daerah Pembangunan Sarana Jaya.
Arifin menuturkan lahan parkir di Pasar Tanah Abang memang tidak sebanding dengan jumlah pengunjung pasar. Lahan untuk parkir sepeda motor saat ini baru tersedia di gedung perkantoran serta Blok F dan Blok A Pasar Tanah Abang. Itu pun masih sangat terbatas.
"Untuk yang di trotoar, kami terus lakukan penertiban, seperti menghalau, menata, dan mengatur," ujar Arifin. "Kami upayakan agar parkir tak sampai ke badan jalan, dan pejalan kaki tetap bisa menggunakan trotoar."
Arifin tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasi masalah ini. Sebab, penanganan di kawasan Tanah Abang harus diselesaikan dengan kajian tata kelola yang lebih luas dan kebijakan yang menyeluruh. Saat ini, yang bisa dilakukan Satpol PP hanya merespons persoalan yang muncul agar tidak bertambah parah.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Wijatmoko, mengatakan penertiban kawasan Tanah Abang harus melibatkan sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan badan usaha milik daerah (BUMD). Sedangkan penyelesaian yang bersifat parsial hanya bisa menjadi solusi sementara. Dengan alasan itu, pemerintah mempertimbangkan untuk membentuk kantor bersama guna mengelola Tanah Abang.
"Dengan integrasi satu atap, persoalan yang menjadi satu fokus (SKPD atau BUMD) bisa diselesaikan secara bersama," ucapnya.
LANI DIANA | FRANCISCO ROSARIANS
Tanah Abang dan Kebijakan Gubernur
Persoalan pedagang kaki lima di kawasan Pasar Tanah Abang seakan-akan tidak pernah berakhir. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membuat berbagai kebijakan untuk menata para pedagang itu. Namun hingga saat ini belum ada satu pun kebijakan yang bisa menyelesaikan masalah ini.
Gubernur Joko Widodo
>> Menutup Pasar Kambing
Jokowi menutup Pasar Kambing yang berada di muka Blok G Pasar Tanah Abang. Penutupan ini menjadi langkah awal untuk memaksa pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar dan badan jalan masuk ke Blok G.
>> Memindahkan pedagang ke Blok G Pasar Tanah Abang
Usaha memindahkan pedagang ke Blok G tak berhasil karena pedagang lebih suka menggelar dagangan di trotoar.
>> Mengundang tamu-tamu belanja ke Pasar Tanah Abang
Jokowi mengundang sejumlah tamu kehormatan dari luar negeri untuk mengunjungi Pasar Tanah Abang. Mereka kemudian juga berbelanja beberapa pakaian di lokasi tersebut. Tindakan ini meningkatkan jumlah pengunjung ke Pasar Tanah Abang.
Gubernur Basuki Tjahaja Purnama
>> Modernisasi Blok G Pasar Tanah Abang
Basuki mengeluarkan keputusan untuk meningkatkan daya tarik di Blok G dengan membangun ulang dengan konsep pasar modern.
>> Penertiban Jalan Jatibaru
Basuki menginstruksikan Satuan Polisi Pamong Praja merazia pedagang yang masih bertahan di trotoar dan badan jalan.
Gubernur Anies Baswedan
>> Penutupan Jalan Jatibaru
Anies menutup ruas Jalan Jatibaru dari arah Slipi. Ia mempersilakan pedagang menggunakan jalan tersebut sebagai tempat berjualan.
>> Pembangunan skybrigde Tanah Abang
Anies membangun jembatan multiguna atau skybridge yang menghubungkan Pasar Tanah Abang ke Stasiun Tanah Abang. Jembatan yang lebih lebar tersebut dipergunakan sebagai tempat pedagang menjajakan jualan.
>> Kantor bersama
Dinas Perhubungan bersama Satpol PP dan badan usaha milik daerah membangun kantor bersama untuk menangani permasalahan di kawasan Tanah Abang.
FRANSISCO ROSARIANS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo