Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Lima negara bagian menjadi ajang pertarungan sengit yang menjadi penentu kemenangan dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020.
Lima negara bagian itu adalah Pennsylvania, Georgia, Nevada, Arizona, dan North Carolina.
Kemarin malam, kejutan terjadi di Negara Bagian Pennsylvania setelah keunggulan suara berbalik.
JAKARTA – Lima negara bagian menjadi ajang pertarungan sengit yang menentukan kemenangan dalam pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020. Kelima negara itu adalah Pennsylvania, Georgia, Nevada, Arizona, dan North Carolina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemarin, kejutan terjadi di Pennsylvania setelah keunggulan perolehan suara pemilih berbalik. Semula, calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, unggul dalam penghitungan suara di negara bagian ini. Belakangan, kondisi berbalik sehingga calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, unggul. Keunggulan Biden di negara bagian ini menyusul keunggulan dia sebelumnya di Georgia, Nevada, dan Arizona. Hanya di North Carolina, Trump masih unggul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pennsylvania, yang memiliki 20 suara elektoral, telah merampungkan 98 persen penghitungan suara hingga pukul 24.00 WIB. Biden unggul dengan 49,5 persen atau sekitar 3,29 juta suara pemilih (popular vote). Sedangkan Trump memperoleh 49,4 persen atau 3,28 juta suara pemilih. Selisih suara Biden, yang diusung Partai Demokrat, dengan Trump terus melebar hingga melewati 9.000 suara. Hingga semalam, sejumlah media menyebutkan Biden telah mendapat 264 suara dewan elektoral (electoral vote). Dengan demikian, untuk mencapai 270 suara syarat minimal menang, Biden perlu tambahan 6 suara elektoral. Sedangkan Trump baru mendapat 214 suara elektoral.
Meski penghitungan di Pennsylvania belum berakhir hingga kemarin malam, kemenangan Biden dalam pemilihan presiden telah di depan mata. Sejumlah warga negara bagian ini juga telah merayakan kemenangan buat Biden. Namun penasihat umum tim kampanye Trump, Matt Morgan, mengingatkan bahwa pemilihan presiden belum selesai. “Biden membuat proyeksi kemenangan yang salah pada empat negara bagian (Georgia, Pennsylvania, Nevada, dan Arizona). Padahal pemilu masih jauh dari selesai,” kata dia.
Sebelumnya, Biden sempat tertinggal hingga setengah juta suara dibanding Trump di negara bagian ini. Pennsylvania dianggap sebagai negara bagian yang melambangkan sesungguhnya pembelahan yang terjadi dalam pemilihan Presiden Amerika kali ini. Di negara bagian ini, basis suara Republik ada di perdesaan. Sedangkan basis suara Demokrat di perkotaan dan pinggiran kota. Negara bagian yang sebagian besar penduduknya berkulit putih ini menjadi medan pertempuran sengit antara Trump dan Biden.
Kejutan di Pennsylvania ini melengkapi kejutan beberapa jam sebelumnya di Negara Bagian Georgia. Trump yang semula memimpin penghitungan suara akhirnya disalip Biden. Di negara bagian yang memiliki 16 suara elektoral ini, dalam penghitungan suara yang telah mencapai 99 persen, Biden unggul dengan selisih sekitar 1.500 suara. Padahal, sejak pemilihan presiden 1992, Demokrat tak pernah menang di sini.
Meski unggul dalam perolehan suara, posisi Biden di Georgia belum aman. Berdasarkan aturan di Negara Bagian Georgia, penghitungan ulang dimungkinkan dilakukan jika keunggulan di bawah 0,5 persen. Calon presiden harus mengajukan permohonan ini paling lambat dua hari setelah Negara Bagian Georgia menetapkan hasil pilpres. Sampai tadi malam, kedua pasangan sama-sama memperoleh 49,4 persen suara.
Di Arizona, Biden unggul 50,1 persen suara atas Trump yang mendapat 48,5 persen. Di negara bagian ini, Biden menang telak di dua kota besar, yakni Coconino dan Apache. Biden juga unggul di kota kecil bernama Santa Cruz dan di wilayah Maricopa serta Pima.
Di Nevada, yang memiliki 6 suara elektoral, Biden juga unggul. Namun negara bagian ini baru menyelesaikan 84 persen penghitungan suara. Biden mendapat 49,4 persen atau 604.251 suara, sedangkan Trump memperoleh 48,5 persen atau 592.813 suara.
Ahli politik Amerika Serikat dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bambang Cipto, mengatakan selisih perolehan suara elektoral Biden dan Trump telah jauh. Dia memperkirakan Biden menang setelah penghitungan beberapa negara bagian dirampungkan pada Jumat waktu Amerika Serikat. “Hampir mustahil bagi Trump untuk mengejar selisih suara elektoral dari Biden,” kata Bambang kepada Tempo, kemarin.
Guru besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, mengatakan proses pemilu di Amerika bisa menjadi panjang lantaran Trump bakal mengajukan gugatan hukum atas kekalahannnya di sejumlah negara bagian. "Kemungkinan itu sangat besar, karena Trump sudah akan membawa ke ranah hukum," ucap dia, kemarin.
Hikmahanto memprediksi Trump bakal mengerahkan pengacara ke berbagai pengadilan di negara bagian untuk mengajukan gugatan penghitungan ulang, terutama di wilayah yang menjadi basis kekalahannya. Perang hukum ini akan memakan waktu, terutama bila pengadilan memerintahkan pencoblosan ulang atau penghitungan suara ulang.
AVIT HIDAYAT | REUTERS
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo