Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Depok Mohammad Idris memeprtimbangkan opsi WFH atau work from home pada September nanti bila polusi udara tak berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia juga menginstruksikan dinas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap polusi udara dan berharap agar kualitasnya tidak memburuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Idris, dalam memantau kualitas udara, Pemkot Depok selalu memakai alat yang sudah diberikan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan sampai sekarang memang dalam kondisi sedang.
"Mudah-mudahan tidak naik lagi, ekstremnya begitu, karena ini harus diantisipasi untuk tidak ada kenaikan status dari sedang kepada warning, kita lakukan penghijauan," kata Idris, Jumat, 25 Agustus 2023.
Langkah konkret untuk penghijauan dilakukan dengan cara penanaman pohon, khususnya di daerah-daerah yang mobilitas kendarannya tinggi.
"Sesuai dengan laporan DKI juga, sumbangan dari mobilitas kendaraan yang sangat luar biasa, jadi persentasenya sampai 50 persen lebih dari kendaraan, dari industri di bawah itu justru, laporannya memang dari mobilitas lalu lintas," paparnya.
Karena itu, seperti kebijakan work from home yang dikeluarkan Pemprov DKI Jakarta, Depok juga akan melakukan kebijakan tersebut sesuai arahan dari Kementerian Dalam Negeri.
"Jadi tidak semuanya ngantor, tapi semua berdiam di rumah, dan diupayakan dalam kondisi-kondisi tertentu menggunakan masker. Kalau saya memang agak sedikit flu, agar tidak menularkan, seperti itu dari sisi lingkungan hidup," terang Idris.
Wali Kota Depok dua periode ini menjelaskan telah menyiapkan sejumlah langkah sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 2 Tahun 2023 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pada Wilayah Jakarta, Bogor, Debok, Tangerang, dan Bekasi ditujukan pada Gubernur DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat.
Ia juga mengatakan, berdasarkan alat ukur dari KLH , kualitas udara di Depok masuk kategori sedang.
"Artinya kalau sedang sudah naik, nah ini juga kewaspadaan bagi kita semuanya, kita juga enggak mau bela-bela warga kita sedang, ringan atau ekstrem segala macam, justru menjadi tantangan buat kita lebih waspada gitu, ya seperti itu, makanya WFH itu memang segera harus dilaksanakan, 30 persen kerja 70 persen di rumah, terus begitu dilakukan," katanya.
Namun, lanjut politikus Partai Keadilan Sejahtera ini, beberapa dinas yang dikecualikan seperti SDM-nya membutuhkan kerja secara terus menerus dan berkaitan dengan layanan masyarakat.
"Mulai september diberlakukan, sebab baru kemarin turun SE nya dari Kemendagri," ucap Wali Kota Depok.
Pada Kamis, 24 Agustus 2023, Kota Depok menjadi kota paling berpolusi di Indonesia dibandingkan Jakarta hari ini.
Pada pagi hari, indeks kualitas udara (AQI) di Kota Depok menyentuh 203 AQI US. Angka tersebut menunjukkan tingkat polusi udara Depok sangat tidak sehat. Sementara di Jakarta berada di 162 AQI US dengan kategori tidak sehat.
Pada Kamis siang, 24 Agustus 2023 pukul 13.42 WIB, AQI di Kota Depok masih menyentuh angka 169 AQI US. Sedangkan di Jakarta sudah berada di angka 152 AQI US.
Informasi itu terpantau dalam situs IQAir dengan ukuran polutan utama PM2.5 dan konsentrasi 153µg/m³. Data ini tercatat per pukul 07.00 WIB secara real time di pagi hari.
"Konsentrasi PM2.5 di Kota Depok saat ini 30.6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO (World Health Organization)," demikian keterangan di situs pemantau kualitas udara tersebut pada Kamis pagi, 24 Agustus 2023.
Pada pagi hari, kota paling berpolusi setelah Depok adalah Tangerang Selatan. Indeks kualitas udara di sana mencapai 197 AQI US alias tidak sehat.
Selanjutnya disusul Kota Tangerang, Pasarkemis, Serpong, dan Karawang. Lalu Jakarta, Kota Surabaya, Cileungsir, dan Cibinong. Kota-kota ini berada di provinsi Jawa Barat (lima kota), Banten (tiga kota), Jakarta (satu kota), dan Jawa Timur (satu kota).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Depok Abdul Rahman mengklaim kualitas udara di Kota Depok masih dalam kategori sedang. Ia menggunakan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
"Berdasarkan hasil ISPU Kota Depok berada pada level sedang," kata Abdul Rahman, Kamis, 24 Agustus 2023.
Ia menjelaskan bahwa ISPU Kementerian Lingkungan Hidup merupakan aplikasi untuk mengukur indeks kualitas udara.
"Alat tersebut ditempatkan di Balai Kota Depok sebagai rujukan kualitas udara di Kota Depok," jelas Abdul Rahman.
Abdul Rahman mengajak masyarakat untuk bersinergi guna menjaga kualitas udara di Depok, seperti tidak melakukan pembakaran sampah liar dan menanam pohon.
"Selain itu yang memiliki kendaraan bisa melakukan uji emisi secara berkala dan menggunakan transportasi massal," ucap dia.
Berdasarkan data dari Pemkot Depok per Kamis 24 Agustus 2023 pukul 12.00 WIB, ISPU Kota Depok pada kategori kualitas udara sedang dengan 77 hidrocarbon (HC), di mana tingkat kualitas masih dapat diterima pada kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan.
Adapun kelembaban di 59 persen, udara1.022 poin dan suhu 34 derajat celcius.