Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MERASA sudah tua dan siap disinggahi ajal, Inaq Hamzah
mengumpulkan ke-6 anak dan cucu-cucunya. Wanita tua yang menurut
anak-cucunya berusia 1« abad itu meminta agar segera disediakan
kayu-kayu nisan dan papan buat penguburannya. Itu terjadi 5
tahun lampau.
Permintaan segera dikabulkan. Si nenek belum juga meninggal.
"Malahan pada saat kami mengira hidupnya tamat, ia sehat kembali
dan pergi memancing ke sungai," ungkap putra sulungnya. Penduduk
sedesanya, Desa Rarang, di Kecamatan Terara, Lombok Timur (NTB)
memang mengenal Inaq sebagai wanita yang senang memancing.
Katanya, seperti dikutip salah seorang putranya, memancing untuk
"membebaskan diri dari kekangan anaknya yang ingin merawatnya."
Bosan menunggu kematian, anak-cucu Inaq melupakan persediaan
kayu dan papan untuk penguburan tadi. Tak disadari kayu dan
papan mulai surut karena dipakai sebagai kayu bakar. Tapi dua
bulan lalu, ajal si nenek terlepas juga -- bersamaan waktu
dengan hangusnya kayu terakhir untuk penguburannya.
Tapi menurut anak sulungnya, Mamiq Husein yang berusia 70 tahun,
kematian itu memang menunggu sampai kayu persediaan tadi habis.
Aneh? Keajaiban tak hanya itu. Beberapa saat sebelum nyawa si
nenek tercabut, rambutnya yang putih tiba-tiba menjadi hitam
legam kembali. Giginya terlihat mulai tumbuh kembali. Karena
dianggap wanita bertuah, tak seperti biasa di desa itu, jenazah
Inaq diantar oleh seluruh penduduk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo