Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono mengatakan ada sejumlah desa di Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, yang terisolasi akibat bencana tanah longsor pada Ahad lalu. Ia telah mengirim tambahan alat berat untuk membuka jalan ke desa-desa tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada beberapa desa yang terisolasi. Untuk itu saya buat dua tim," kata Basoeki dalam keterangan tertulis, kemarin. "Bapak Presiden Jokowi kasih waktu seminggu, (dengan tenggat) itu insya Allah bisa tembus."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bencana banjir dan tanah longsor di Kecamatan Sukajaya terjadi setelah hujan lebat mengguyur kawasan itu pada 1 Januari lalu. Kementerian PUPR pada Sabtu lalu telah mengerahkan enam ekskavator, satu loader, dan satu buldozer untuk menyingkirkan material longsor. Namun, sehari kemudian, terjadi longsor susulan yang menutup akses jalan menuju Kecamatan Sukajaya.
Dari 11 desa di Kecamatan Sukajaya, 6 di antaranya sempat terisolasi. Desa-desa itu adalah Desa Kiarasari, Desa Kiara Pandak, Desa Urug, Desa Cisarua, Desa Cileuksa, dan Desa Pasir Madang. "Desa Pasir Madang paling parah," kata Basoeki.
Basoeki mengatakan, dengan adanya penambahan alat, total alat berat yang dikerahkan di Kecamatan Sukajaya berjumlah 11 unit. "Metodenya, setelah jalur menuju Sukajaya tembus, alat berat langsung berangkat ke desa berikutnya, kemudian kendaraan di belakang masuk untuk membersihkan," ujarnya. "Untuk Desa Pasir Madang, mudah-mudahan Senin sore bisa tembus."
Soleh, 52 tahun, warga Desa Siberani, mengatakan sebagian besar penduduk di desanya sudah mengungsi saat bencana pertama menerjang pada 1 Januari lalu. "Tanah di tempat tinggal kami masih terus bergerak, makanya banyak yang mengungsi," kata Soleh saat ditemui Tempo di posko pengungsian di Desa Jayaraharja. Namun, kata Soleh, ada belasan penduduk yang tetap memilih bertahan di tempat tinggal mereka dengan berbagai alasan.
Menurut Soleh, sebelum terjadi longsor susulan, ada sekelompok penduduk datang ke posko untuk menjemput barang bantuan dari para relawan. Lokasi relawan sekitar 3 kilometer dari permukiman penduduk Desa Siberani. Namun, saat mereka kembali untuk mendistribusikan bantuan, terjadi longsor. "Belum tahu bagaimana nasib mereka sekarang," katanya.
Mumuh, juga warga Desa Siberani, mengatakan, setelah bencana banjir dan tanah longsor menerjang Kecamatan Sukajaya, ada belasan penduduk yang mengungsi ke Gunung Handarusa. Ia khawatir mereka ikut menjadi korban dari longsor susulan. Namun warga belum berani naik ke gunung untuk melakukan pencarian karena kondisi tanah masih rentan. "Kami takut ada longsor lagi," katanya.
HENDARTYO HANGGI | M.A. MURTADHO | SUSENO
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo