Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Al Muzzammil Yusuf, mengatakan partainya belum menentukan apakah akan mengusung duet Anies Baswedan dan Ridwan Kamil sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024. Ambang batas pencalonan presiden sebesar 20 persen menjadi kendala utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presidential threshold mensyaratkan partai harus memiliki 20 persen kursi DPR RI atau 25 persen suara sah nasional jika ingin mengusung pasangan capres sendiri. “Hal tersebut memaksa delapan partai di DPR saat ini, termasuk PKS, untuk berkoalisi. Hanya PDIP yang dapat mengajukan calon secara mandiri tanpa koalisi,” kata Muzzammil saat dihubungi Tempo, 27 Februari 2022.
Menurut Muzammil, nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil masuk dalam radar pemantauan partainya. “Semua nama calon yang potensial tentu akan dipertimbangkan oleh berbagai partai,” ucap dia.
Muzammil menuturkan saat ini PKS aktif safari politik ke berbagai partai untuk menggalang koalisi di pilpres 2024. Namun, ia enggan terbuka soal partai mana saja yang didekati.
Anies Baswedan dan Ridwan Kamil digadang menjadi salah satu duet yang kuat jika diusung di Pilpres 2024. Terlebih keduanya semakin sering menampilkan keakraban di hadapan publik dalam beberapa kesempatan.
Yang terbaru adalah ketika Anies Baswedan mengunggah video kebersamaannya dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil usai menghadiri acara Bincang U20 di Bandung, Kamis kemarin. Anies dan Ridwan menjadi pembicara dalam Bincang U20 yang dihelat di Bandung. Usai acara, keduanya makan malam di Jalan Homan, kemudian lanjut jalan santai ke Jalan Asia Afrika.
Pakar politik dari dari Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, mengatakan nama Anies dan Ridwan Kamil masuk dalam calon populer lima teratas. Meski populer, keduanya bisa kesulitan maju di Pilpres 2024 karena sama-sama bukan kader partai.