Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan: Tanggung Jawab Ada di Panitia Pelaksana

Menurut PSSI, dalam setiap pertandingan di suatu tempat, panitia pelaksana yang harus bertanggung jawab.

 

5 Oktober 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan:  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tanggung Jawab ada di Panitia Pelaksana"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Mochamad Iriawan santai menanggapi desakan agar dia mundur dari jabatan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). “Netizen banyak, ya. Ada yang tahu regulasi, ada yang enggak,” ujar pensiunan komisaris jenderal polisi yang sering disapa Iwan Bule ini saat ditemui di Malang, Jawa Timur, Selasa malam, 4 Oktober 2022. Tempo menemui Iwan Bule yang baru pulang bertakziah ke sejumlah rumah korban tragedi di Stadion Kanjuruhan. Laga derbi Arema FC versus Persebaya Surabaya pada 1 Oktober lalu menyisakan duka mendalam: ratusan suporter tewas mengenaskan. Bagaimana tanggung jawab PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia atas tragedi ini? Berikut ini wawancaranya.

 

 

Tanggapan Anda soal tragedi Kanjuruhan?

Kita harus memperbaiki sistem, termasuk pengamanan di stadion. Masak, gara-gara ini, (pertandingan) harus berhenti? Hal seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, walaupun kini kita dengan korban terbesar kedua di dunia. Kita berharap ini harus segera pulih. Alasan penghentian, kan, pertama untuk menyampaikan dukacita. Kedua, masalah ini bakal dievaluasi sehubungan dengan kompetisi. Nanti ada tim khusus yang dipimpin Sudjarno (Direktur Operasional PT Liga Indonesia Baru) yang bakal berkomunikasi dengan Mabes Polri perihal pengamanan yang lebih baik.

 

Sampai kapan penghentian?

Kita tunggu karena arahan Pak Presiden dihentikan sementara sampai ada evaluasi. Nanti juga ada peraturan Kapolri khusus soal pengamanan. Saat ini masih didiskusikan dengan Asisten Operasi Kapolri.

 

PSSI dilibatkan?

Itu memang agenda kami dengan Polri karena itu nanti dicari formatnya sehingga nanti lebih baik dan tidak terjadi masalah lagi. Misalnya saja, seperti di luar negeri, kan, hampir tidak ada polisi di dalam. Kita tidak bisa karena kultur berbeda. Tapi itu nanti semua ada polanya, misalnya apakah memakai rompi dan tidak membawa gas air mata. Perlu ada sinkronisasi, kita diskusi, kita koreksi, sehingga jadi sebuah aturan.

 

Bagaimana penerapan larangan gas air mata?

Ini bisa ditanyakan ke tim investigasi Polri. Tapi kami berfokus mencari format yang betul-betul soft.

 

Mengapa banyak pertandingan digelar malam hari, PSSI dan PT LIB seakan-akan tidak berdaya?

Pertandingan ini berkaitan dengan industri. Kita duitnya dari hak siar. Kalau tidak ada itu, kita tidak ada uang untuk mensubsidi klub. Bukan sekarang saja pertandingan digelar malam hari. Dari dulu juga ada, kan? Kebetulan saja ini ada kejadian paling tragis. Kita tidak bisa menentukan karena ada jam khusus orang menonton itu. Dari pihak penyiaran begitu. Ini berkaitan dengan penyiaran televisi.

 

Mengapa banyak pintu keluar terkunci setelah pertandingan selesai? Siapa yang melarang dibuka?

Pertandingan sudah selesai. Pintu baru dibuka 10 menit terakhir. Kalau pintu dibuka, harusnya tidak ada masalah. Kami mendapat informasi bahwa panitia pelaksana menilai aman di dalam karena tidak ada suporter dari Surabaya yang datang. Kelalaiannya di situ. Tapi, bagaimanapun kondisi stadion, pintu harus dibuka. Ini kelalaian panitia pelaksana, jadi kami kenai sanksi bahwa dia bertanggung jawab atas pertandingan itu.

Tanggung jawab tertinggi ada di ketua panpel. Iya, itu sesuai dengan pasal yang diatur oleh Federasi Sepak Bola Internasional atau FIFA (Federation Internationale de Football Association) maupun di kita (PSSI). Pertanggungjawaban harus dilakukan oleh panitia pelaksana. Ini tidak bisa mengaitkan dengan PSSI dan lainnya. Itu sudah ada aturannya.

 

Liga 1 ditunda. Bagaimana tanggung jawab PSSI ke klub soal gaji pemain?

Kita berusaha secepat mungkin kembali. Makanya keputusan komisi disiplin menindak cepat, seperti sanksi ke Arema FC, panitia pelaksana, dan steward. Kita juga sedang mempercepat aturan sinkronisasi dengan Mabes Polri. Pemerintah sudah memerintahkan evaluasi. Presiden memahami sekali bola tidak boleh berhenti. Ekosistem besar sekali: ada pemain, klub, jersey. Lembaga penelitian ekonomi UI menyebutkan perputaran uang sekitar Rp 4 triliun per tahun.

 

PSSI sudah memberikan penjelasan tertulis kepada FIFA soal tragedi ini?

FIFA sudah memberikan surat kepada kami, selain di laman resmi mereka menyampaikan rasa dukacita. Intinya, sepak bola ini bisa pulih kembali. Kalau tidak salah, FIFA juga sudah berbicara dengan Pak Presiden untuk menyampaikan dukacita. Kalau komunikasi sudah dilakukan oleh Pak Sekjen.

 

Arahan FIFA soal pembenahan?

Diserahkan ke kita. Mereka juga siap datang ke sini untuk back-up kita. Ada tiga orang yang bakal datang ke Indonesia.

 

Bagaimana nasib Piala Dunia U-20?

Semua harus jalan, termasuk Piala Dunia U-20 pada 2023. Walaupun masyarakat banyak bertanya soal nasib Piala Dunia, kita bakal melakukan hal terbaik. Stadionnya, kan, beda. Kondisi Stadion Kanjuruhan berbeda, tidak mempunyai single seat.

 

Bagaimana PSSI meyakinkan FIFA bahwa Indonesia tetap bisa menjadi tuan rumah?

Mereka sudah melihat kesiapan kita sebagai tuan rumah. Mereka juga sudah rapat dengan pihak pengamanan. Kami juga sudah membawa FIFA ke Mabes Polri untuk meyakinkan bahwa polisi mem-back-up pengamanan sesuai dengan standar FIFA. Doakan saja ini tidak berdampak terhadap turnamen yang berkaitan dengan FIFA.

 

Ada saran dari FIFA?

Sebelum pelaksanaan Piala Dunia U-20, FIFA bakal datang lagi untuk mengecek pengamanan sesuai dengan standar. Kini masih ada waktu karena stadion besar semua, seperti Jakabaring di Palembang yang menggelar SEA Games dan Asian Games. Stadion GBK, Manahan Solo, dan stadion-stadion lain di Bali, Bandung, Surabaya sudah oke semua.

 

Tuntutan agar Anda mundur karena harus bertanggung jawab?

Netizen banyak, ya. Ada yang tahu regulasi, ada yang enggak. Kalau mereka membaca regulasinya, tidak bakal berkomentar seperti itu. Bagaimana mau mengaitkan dengan saya? Setiap pertandingan di suatu tempat, panitia pelaksana yang harus bertanggung jawab. Saya juga tidak pernah bertemu dengan kapolres. PT LIB pun di luar. Ini semua tanggung jawab panitia pelaksana karena memang begitu aturannya. Kalau netizen ngomong begitu, mohon maaf, saya tidak tahu apa dasarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus